Kamis, 27 Maret 2014

SAATNYA KITA BANGKIT


Pemilihan Legislatif mulai dari DPRD Kota/kabupaten – DPRD Propinsi sampai DPR RI dan DPD akan segera kita hadapi pada 9 April 2014. Begitu banyak calon yang mengajukan diri namun sedikit yang akan terpilih.

              Dari data yang diperoleh menyatakan bahwa calon DPR RI asal Sulawesi Selatan berjumlah 130 orang memperebutkan 24 kursi, DPRD Propinsi Sulawesi Selatan berjumlah 1015 calon memperebutkan 80 kursi dan untuk DPRD Kota Makassar dari 600 calon memperebutkan 50  kursi.
Kami mengingatkan bahwa memilih bukan saja merupakan HAK, melainkan juga PANGGILAN sebagai warga negara yang baik  dan warga Gereja yang bertanggung jawab.  Dari data di atas sangat jelas, dari 600 calon anggota DPRD Kota Makassar yang memperebutkan 50 kursi berarti akan ada 550 calon yang gagal. Dari jumlah penduduk yang memiliki hak untuk memilih, umat Katolik berada pada kisaran 5% – 10% dari total jumlah pemilih kecuali di Toraja. Bisa dibayangkan ketika umat Katolik tidak menyatukan pilihan maka akan sangat sulit untuk mendapatkan keterwakilan di DPR.

Untuk itu sangat diharapkan adanya kesadaran  kita untuk menggunakan hak memilih secara cerdas. Mengutamakan caleK (calon legislatif Katolik) yang berkualitas/kompeten, pertimbangkan partainya: nasionalis, pluralis/tidak-diskriminatif, “bersih”, pro-rakyat/bukan pro-kapital-(is), pro-perubahan/bukan pro-statusquo, bahkan harus waspadai: pemecah-belah suara umat Katolik (suara terbuang!).

Dalam Sinode Diosesan KAMS 2012, politik menjadi salah satu dari 8 bidang bahasan  (Komisi Politik). Berdasarkan  survei MarkPlus 2009 menunjukkan 63,6% responden “tidak tertarik dengan hal-hal yang berbau politik” (a-politis, alergi politik, phobia politik) – politik dianggap “kotor” (ulah siapa?). Karena itu Gereja menganggap perlunya penyadaran kepada seluruh umat untuk terlibat aktif baik sebagai calon maupun sebagai pemilih.

Komisi Kerawam KAMS menyuarakan “Gunakan Hak Pilih Anda pada Pileg dan Pilpres 2014 secara CERDAS” kemudian menjadi penekanan “Tolak Politik Uang” melalui spanduk-spanduk yang dipasang di semua paroki dan tempat-tempat strategis dalam wilayah KAMS.  Dari hasil diskusi dengan beberapa lembaga survei diperoleh data bahwa 35% masyarakat Sulsel menantikan “politik uang” walaupun dari 35% tersebut hanya 20% yang menyatakan akan memilih calon tersebut dan 80% akan memilih sendiri sesuai dengan pilihannya.

Dalam konteks tahun politik ini, diharapkan umat Katolik menggunakan hak pilihnya sebagai bentuk tanggung jawab sebagai warga negara yang baik. Kita memilih dengan cerdas dan menurut suara hati calon-calon yang akan melayani kepentingan atau kebaikan bersama. Semoga mereka yang akan terpilih tidak menggantikan falsafah Pancasila dengan mamon. Setiap bentuk kegiatan atau pelayanan untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila yang amat mulia dan luhur, pastilah juga merupakan bentuk perwujudan Iman kita. *** Penulis: Risdianto Tunandi, Ketua Komisi Kerawam, KAMS

Tidak ada komentar: