Minggu, 25 Desember 2016

KONFERENSI LEGIO MARIA 2016


Konferensi Nasional Legio Maria Senatus Sinar Bunda Karmel diadakan pada 9 -11 September 2016 di Panti Samadi Tomohon, Sulawesi Utara. Dewan Komisium Maria Ratu Rosario KAMS mengutus beberapa orang perwira bersama beberapa Pemimpin Rohani dan Asisten Pemimpin Rohani menghadiri konferensi yang berlangsung selama tiga hari di kota Tomohon. Selama konferensi berlangsung Dewan Komisium Maria Ratu Rosario melaporkan kegiatan yang dilakukan selama ini dan mempresentasikan perkembangan maupun hambatan-hambatan yang ada dan didiskusikan bersama Dewan lain dari daerah/keuskupan lain agar memperoleh pencerahan.
Konferensi Legio Maria menjadi agenda tetap tiga tahun sekali. Pada 2013, Konferensi Nasional dilaksanakan di Makassar. Pada 2016 ini Komisium di Manado menerima giliran estafet menyelenggarakan pertemuan tiga tahunan Legio Maria. Adapun tema konferensi kali ini berhubungan dengan tahun Yubileum Kerahiman Ilahi, dengan tajuk “MENJADI RASUL    KERAHIMAN”. Sesuai dengan harapan Bapa Suci Sri Paus Fransiskus agar Gereja Katolik bermurah hati sebagaimana Allah Bapa bermurah hati.  Untuk mewujudkan hal tersebut, Legio Maria merasul bersama Bunda Maria dengan cara belajar dari sikap-sikap dasar Maria, belajar dari tindakan/perbuatan-perbuatan Maria dengan beberapa langkah yang bisa ditempuh seperti: ABC Rasul Kerahiman (Ask for mercy, Be merciful,  Complete trust in merciful God) dan melakukan perbuatan belas kasih jasmani serta perbuatan belas kasih rohani berlandaskan :
a. Ecce: kesiapsediaan seorang hamba.
b. Fiat: kepercayaan penuh pada Tuhan dan keberpasrahan pada kehendak-Nya; tiada protes, tiada syarat, tiada menunda.
c. Magnificat: sukacita mewartakan Kabar Keselamatan dengan hati dan jiwa; semuanya untuk kemuliaan Tuhan yang mengerjakan perbuatan-perbuatan besar lewat setiap rasul.

Hasil dari konferensi ini setiap Dewan membawa pulang PR yang harus dikerjakan di wilayahnya:
1. Melanjutkan pembentukan presidium dan Kuria Yunior.
2. Meningkatkan mutu perwira dan pembinaan katekese, karakter, kepribadian dan organisasi.
3. Mengadakan komunikasi dengan Ordinaris Wilayah untuk memperoleh Pemimpin Rohani dan Asisten Pemimpin Rohani serta membekali mereka pengenalan tentang Legio Maria.
4. Dewan dan Presidium semakin bermurah hati dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melayani di Lembaga Pemasyarakatan, penanggulangan Human Trafficking, Narkoba, ODHA, LGBT dan kaum difabel.
5. Bekerja sama dengan Senatus Bejana Rohani Jakarta untuk menyelesaikan terjemahan baru buku pegangan.
6. Konferensi yang akan datang 2019 akan dilaksanakan di Regio Maria Diangkat ke Surga Kupang.
Semoga hasil ini direstui oleh Santa Perawan Maria, Bunda Kerahiman Ilahi, dan diberkati Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus sehingga dapat dilaksanakan dengan seksama oleh seluruh legioner Senatus Sinar Bunda Karmel Malang.*** (Penulis: Jacqueline J. Santosa, Sekretaris Komisium Maria Ratu Rosario KAMS)

SEMINAR KELUARGA: “LGBT”


Dalam rangkaian Perayaan Syukur Pesta Perak Tahbisan Uskup KAMS, Mgr. Dr. John Liku-Ada’, Profesional dan Usahawan Katolik yang didukung oleh Komisi Keluarga - KAMS menghadirkan sebuah Seminar Keluarga dengan  mengusung tema: “Mengerti dan Menyikapi Hal-hal Mengenai LGBT dalam Pandangan Gereja Katolik”, diadakan di  aula Keuskupan Agung Makassar.
      Kegiatan dilaksanakan pada Jumat (18/11/16) dimulai pk. 18.30-22.00, mendapat sambutan yang baik dari umat paroki se-kevikepan Makassar dengan menghadirkan dua pembicara yang berkompoten yaitu Dr. Robert Reverger, SKJ pemerhati keluarga dan aktivis BPP-PKK Keuskupan Denpasar, dan Romo Hibertus Hartono, MSF seorang Imam yang mengkhususkan diri dalam misi keluarga dan saat ini juga sebagai Sekjen Komisi Keluarga KWI – Jakarta.
Kegiatan diawali dengan pembahasan dari Dr. Robert Reverger, SKJ yang memberikan paparan mengenai LGBT (akronim dari "lesbian, gay, biseksual, dan transgender", red.) dari sudut ilmiah dan kejiwaan, lalu dilanjutkan oleh Romo H. Hartono dari pandangan Gereja Katolik. Salah satu poin penting yang disampaikan mengungkapkan bahwa Gereja Katolik mengakui LGBT sebagai sebuah penyimpangan karena tidak sesuai dengan Iman Katolik, namun bagi mereka yang LGBT diberikan ruang untuk mempersembahkan dirinya kepada Tuhan.
Gereja Katolik memahami dan menganggap bahwa LGBT adalah sebuah cobaan yang teramat berat bagi para “penyandangnya” sehingga mereka harus diterima dengan rasa hormat, kasih dan dengan kepekaan perasaan. Setiap tanda diskriminasi yang tidak adil dalam hubunganya dengan mereka harus dihindari.
Mereka juga dipanggil untuk memenuhi keinginan Tuhan dalam hidup mereka, dan apabila mereka adalah umat Kristiani, untuk bersatu dengan Tuhan di dalam pengorbanan Salib Kristus dalam menghadapi kesulitan-kesulitan mereka dengan berselibat menahan nafsu dan melakukan pelayanan kudus untuk menjadi seorang Kristiani yang sempurna.
Setelah dipaparkan tentang LGBT baik secara ilmiah dan kejiwaan dan bagaimana pandangan Gereja Katolik maka sesi terakhir diisi dengan tanya jawab yang cukup ramai. Tak ketinggalan Uskup dan Vikep Makassar juga mengajukan pertanyaan yang memberikan pencerahan bagi umat.
Seminar Keluarga yang diprakarsai oleh PUKAT ini mengundang semua umat se-Kevikepan Makassar. Dan mereka yang hadir adalah Uskup, Vikep, beberapa Pastor, para Suster dari JMJ,  pemerhati keluarga, orangtua dan tak ketinggalan orang-orang muda Katolik yang ingin mengetahui tentang LGBT.
Menurut Julius Y. Tedja, Ketua Umum PUKAT, “Seminar ini dipersembahkan dalam rangka Pesta Perak Tahbisan Uskup KAMS dan sekaligus memberikan gambaran yang jelas tentang LGBT secara kejiwaan dan pandangan Gereja Katolik, yang saat ini sedang ramai akan tetapi masih cukup tabu dibicarakan. Namun seharusnya terbuka dengan segala aspek diskusi dan riset pengetahuan tanpa melakukan diskriminasi.” *** Penulis: Edy Charlie, PUKAT KAMS 

Sabtu, 24 Desember 2016

PASTOR YOHANIS MANTA’ RUMENGAN, PR (1961 - 2016): “Malemo dikka’ To Minaan ta”



Itulah ungkapan spontan dari banyak orang ketika mendengar berita bahwa Pastor John Manta’ telah kembali kepada Sang Penciptanya.  Pastor John Manta’ memang di kalangan baik umat katolik maupun bukan di daerah Toraja dikenal dengan “Pastor To Minaa” (Pastor yang ahli adat dan aluk dengan kata-kata puitis). Gelar ini diberikan kepada Pastor John Manta’ karena beliau dalam seluruh karya pelayanan pastoralnya sebagai imam diosesan sangat menekuni dan mendalami Budaya Toraja. Dan bahkan beliau bisa disebut sebagai pakar Budaya Toraja. Pastor John Manta’ banyak menggali kearifan lokal dalam Budaya Toraja dan mengangkatnya dalam perspektif iman kristiani sebagai sarana katekese. 
 Sebelum meninggal, Pastor John Manta’ sempat dirawat di Rumah Sakit Fatima, Makale, Tana Toraja selama tiga hari. Akan tetapi kesehatan makin merosot dan  kondisi tubuh yang semakin melemah, Pastor John sapaan akrabnya,  kemudian dirujuk ke rumah sakit Stella Maris supaya di Makassar penanganannya makin intensif. Setelah dirawat sekitar enam hari di rumah sakit Stella Maris, di kamar ICU kondisi kesehatan Pastor John, makin menurun. Akhirnya pada Sabtu sore, 29 Oktober 2016, Pastor John Manta’ menghembuskan nafasnya yang terakhir. Jenasah Pastor John Manta’ dirawat di Rumah Duka Stella Maris dan disemayamkan di Aula Keuskupan sampai 2 November 2016 (bertepatan dengan peringatan arwah). Selama disemayamkan di Aula Keuskupan umat secara bergantian memanjatkan doa-doa untuk keselamatan Pastor John Manta’ dan setiap malam diadakan misa tirakatan. Rabu pagi, 2 November 2016, misa requiem berlangsung di Gereja Katedral Makassar dipimpin oleh Uskup. Selesai misa, jenasah Pastor John  Manta’ diantar ke taman kenangan rohaniawan/wati di Pakatto. Keluarga Besar Keuskupan Agung Makassar  bersama seluruh umat, keluarga dan kenalan merasa sungguh kehilangan salah seorang imam terbaiknya yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang  budaya khususnya Budaya Toraja. Selamat jalan Pastor John Manta’ tetaplah menjadi To Minaa bagi kami dari Surga, dan jadilah pendoa bagi  kami yang masih berziarah di dunia ini.
BIODATA
PASTOR YOHANIS MANTA’ RUMENGAN, PR
Nama Ayah : Bpk. Petrus Manta’ (+)
NamaIbu : Ibu Maria Manta” (+)
Anak kelima dari 8 bersaudara, laki-laki 4 orang dan perempuan 4 orang.
Tempat/Tgl. Lahir: Leatung- Sangalla’, 4 Juli 1961
Tempat/Tgl. Tahbisan Imamat: Gereja St. Joseph Pekerja Gotong-gotong, 3 Juli 1990
PENDIDIKAN :
1970 – 1976: SD Lampio Salu I Sangalla’
1976 – 1979: SMP Katolik Sangalla’
1979 – 1983: Seminari Menengah St. Petrus Claver, Makassar
1983 – 1990: IFT Kentungan dan Seminari tinggi Anging Mammiri, Yogyakarta
1983 – 1985: Institut Filsafat  Teologi, Yogyakarta
1986 – 1997: Tahun  Orientasi Pastoral di Paroki Deri
Mei – Desember 2000: Kursus Training Ministry of the Word di Filipina
2009 – 2012: Tugas Belajar S2 Bidang Manajemen UKRIDA Jakarta di Toraja.
KARYA :
1990 – 1993: Melayani umat Paroki Messawa, Mamasa
1993 – 1998: Pastor Paroki Nonongan
1998 – 2001: Ketua Komisi Kateketik & Direktur IKAR, Rantepao
2002 – 2005: Direktur Koordinator Pastoral  Regio Polemaju
2000: Anggota Panitia pengarah Kombas
2002: Pastor Pjs Paroki Polewali
2005 – 2009 Pastor Paroki Sangalla’
2012 – meninggal: - Memperhatikan bidang Inkulturasi BudayaToraja dalam wilayah KevikepanToraja
       - Pastor Bantu Paroki Makale
Januari 2015 – meninggal: Kepala Sekolah SMK Ignasius, Makale. RIP. ***


PASTOR HENDRIK NJIOLAH, PR (1954 - 2016): KAMS BERDUKA LAGI



Belum genap sebulan kepergian Pastor John Manta’ menghadap Yang Ilahi, Senin pagi, 28 November 2016, melalui media WA, BBM, Facebook, menyebar lagi berita yang sangat mengagetkan bagi hampir semua umat katolik Keuskupan Agung Makassar. Begitu banyak umat katolik menuliskan status ucapan turut berduka cita atas meninggalnya Pastor Hendrikus Njiolah. Memang, pada 19 November 2016,  Pastor Hendrikus Njiolah, yang sapaan akrabnya Pastor Hendrik Njiolah,  menemani sekitar sepuluh orang umat dari Paroki St. Yosef Pekerja Gotong-gotong  berangkat ke Australia dan New Zealand.
Berita ini sangat mengagetkan karena ketika Pastor Hendrik Njiolah berangkat, beliau sehat walafiat. Dan selama  perjalanan dan kegiatan di Australia tidak ada tanda-tanda bahwa Pastor Hendrik akan pergi menghadap Sang Penciptanya. Tidak diketahui dengan pasti jam berapa Pastor Hendrik meninggal. Hanya informasi yang diperoleh dari teman-teman seperjalanannya bahwa ketika akan diajak untuk sarapan beliau ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kamarnya di Lake Tekapo, New Zealand. Setelah meninggal, jenasah Pastor Hendrik dirawat di Rumah Sakit akan dibawa ke Funeral Home. Dan pada Rabu, 30 November 2016, jenasahnya didoakan dan diberkati oleh Pastor setempat dan  diberangkatkan dari Christchurch ke Singapura, dan dari Singapura ke Makassar dengan pesawat SQ.
Minggu, 4 Desember 2016 sekitar pkl. 17.10, jenasah tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Maros, dijemput oleh Uskup Mgr. John Liku-Ada’, anggota keluarga, beberapa imam dan pengurus Depas Paroki Santo Yosep Pekerja, Gotong-gotong. Setelah jenasah diterima oleh pihak keuskupan dan keluarga serta umat yang diwakili oleh pengurus Depas, jenasah Pastor Hendrik dibawa ke RS. Grestelina untuk dirawat seperlunya dan kemudian diantar ke gereja paroki Gotong-gotong. Sekitar pkl. 20.00, diadakan misa tirakatan. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo dan Bupati Gowa sempat hadir menyampaikan belasungkawa. Selesai misa jenasah disemayamkan di aula Keuskupan sampai Rabu pagi, 7 Desember 2016. Selama disemayamkan di aula Keuskupan setiap hari kelompok doa, sekolah-sekolah dan umat Katolik khususnya yang ada di Kevikepan, Makassar dan setiap malam diadakan misa malam tirakatan yang dihadiri oleh Uskup, para imam, suster, frater, keluarga dan umat.
Rabu pagi, 7 Desember 2016, misa requiem diadakan di Gereja Katedral yang dipimpin langsung oleh Uskup. Selesai misa, jenasah Pastor Hendrik Njiolah diantar ke taman kenangan rohaniawan/wati di Pakatto. Keluarga Besar Keuskupan Agung Makassar bersama seluruh umat, keluarga dan kenalan merasa sungguh kehilangan salah seorang imam terbaiknya  yang  mempunyai keahlian khusus dalam bidang  Kitab Suci. Selamat jalan Pastor Hendrik Njiolah, jadilah pendoa bagi  kami yang masih berziarah di dunia ini.
Riwayat Hidup
Pastor Hendrikus Njiolah, Pr
Nama Panggilan: Pastor Hendrik

Lahir:  Makassar, 29 Oktober 1954
Ayah: Gilbert Gieman Njiolah (+)
Ibu: Sabrina Sarinah Tungari (+)

P. Hendrik adalah anak ke-5 dari 9 bersaudara, saudara laki-laki 4 orang dan perempuan 5 orang.
Masa Pendidikan P. Hendrik  diawali di  TK Teratai Makassar 1960 – 1961 dan setelah itu dilanjutkan pendidikannya di SD St. Yakobus Makassar 1962 – 1968.
P. Hendrik mengawali panggilan menjadi imam di Seminari Menengah St. Petrus Claver pada tahun 1969 dengan jumlah siswa 33 orang dan mengakhiri pendidikan di Seminari Menengah pada tahun 1975 dengan jumlah yang tersisa 10 orang.  Dengan berjumlah 9 orang P. Hendrik melanjutkan pendidikan menjadi imam di Yogyakarta dengan bertempat tinggal di Seminari Tinggi Anging Mammiri. 
Setelah menyelesaikan jenjang studi calon imam, bersama 5 orang temannya  P. Hendrik menerima tahbisan diakon di Seminari Tinggi Santo Paulus Yogyakarta oleh yang mulia Justinus Kardinal Darmojuwono pada tahun 1982.
Akhirnya  P. Hendrik bersama 2 orang temannya menerima tahbisan imamat pada 23 Januari 1983 oleh Yang Mulia Pronunctio Apostolik Mgr. Pablo Puente di Balai Manunggal ABRI-Rakyat di Makassar. Tiga teman angkatan lainnya menerima tahbisan di Gereja St. Theresia Rantepao pada 26 Januari 1983. 
Dalam Buku refleksi Perjalanan Imamat  selama 25 Tahun yang berjudul “Ini Aku, Utuslah Aku”, P. Hendrik menuliskan pengalaman hidup sebagai imam selama 25 tahun itu dalam 5 masa yang diberinya judul:
1. Belajar Menjadi Imam.  Masa ini adalah tahun 1983 – 1987 dimana P. Hendrik  menjadi  Pastor Paroki St. Paulus Mengkendek, Tana Toraja.
2. Mendalami Kitab suci.
    P. Hendrik mengambil Studi Tafsir Kitab Suci di Pontificio Instituto Biblico Roma, Italia selama 4 tahun dari 1987 – 1991. Dalam refleksinya P. Hendrik mengatakan: “Pengalaman studi eksegese membuat saya semakin mencintai kitab suci. Bukan hanya saya dapat membaca kitab suci dalam bahasa aslinya  (Ibrani, Aram dan Yunani)  melainkan juga kareana saya telah mempelajari berbagai  hal menyangkut Kitab suci. Berkat studi Kitab Suci, saya mendapat kesempatan mengunjungi Tanah suci,  sehingga wawasan geografis saya semakin kaya dan luas. Apa yang dulu asing sekarang tidak lagi, karena saya telah mendaki gunung Sinai, gunung Karmel dan gunung Tabor. Saya telah mengarungi danau Galilea dan Laut Mati  dan telah melintasi gurun Yudea dan padang Samaria...”
  Pada masa studi ini P. Hendrik menggunakan masa liburnya untuk menjadi pastor pembantu atau pastor pengganti di beberapa paroki di Eropa, seperti Pastor Pembantu Sementara di Collemeto, Italia. Pastor Paroki Sementara di Harold Hill, Inggris. Pastor Paroki Sementara di GĂĽtersloh, Jerman.
3. Mendidik Calon Imam. Pada masa ini tahun  1991 – 1995, P. Hendrik  menjadi Staf Seminarium Anging Mammiri  lalu menjadi   Rektor Seminarium Anging Mammiri Yogyakarta     
4. Membantu Uskup Agung 1995-2003 Masa ini adalah masa dimana P. Hendrik menjadi Vikaris Jenderal KAMS  dan bertempat tinggal di Keuskupan.
5. Membentuk Paguyuban. Yang dimaksudkan oleh P. Hendrik adalah masa sejak 2003, beliau sebagai Pastor Paroki St. Yoseph Pekerja Gotong-Gotong.  P. Hendrik merintis pembentukan Komunitas Basis Gerejani (KBG) pada tingkat rukun, wilayah dan paroki. Selanjutnya  P. Hendrik menyebut membangun persaudaraan sejati di antara pastor dan umat dengan membentuk kelompok pelayanan yang diberi nama Paguyuban Bruder Praja.
Selain mendapat tugas pokok tersebut P. Hendrik selama hidupnya diberi tanggung jawab:
· Anggota Dewan Konsultor Imam, tahun: 1992 dan 2014
· Ketua Dewan Keuangan KAMS 1996 - 2003
· Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci KAMS
· Ketua Tim Kombas KAMS
· Anggota Tim Supervisi KAMS
· Ketua Yayasan Paulus KAMS
· Ketua Pembina Yayasan Sentosa Ibu
· Ketua Pembina Yayasan Sosial Pangamaseang
· Moderator PUKAT KAMS
· Moderator BPK PKK KAMS
· Moderator BPPG PKK Regio Makassar-Ambon- Manado
· Moderator WKRI DPD Sulsel  
P. Hendrik sebagai ahli Kitab suci juga menjadi dosen di beberapa Perguruan Tinggi/ Universitas:
· Dosen Tetap STIKPAR Toraja
· Dosen Agama di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 1981 - 1982
· Dosen Kitab Suci di Fakultas Teologi Wedabakti Yogyakarta 1991 - 1992
· Dosen Kitab Suci di STF Kateketik Pradnyawidya 1992 - 1994
· Dosen Kitab Suci di Universitas Parahyangan Bandung 1993 - 1994
Pastor Hendrik adalah pastor yang tekun menulis. Beliau telah menulis sebanyak 60 buku. RIP. ***