Selasa, 20 Januari 2015

PROFICIAT MAKASSAR YOUTH DAY 2014


USAI sudah perhelatan Makassar Youth Day (MYD). Sebuah perhelatan yang pertama kali diselenggarakan di Kevikepan Makassar dan pertama kali pula di Keuskupan Agung Makassar. Perhelatan yang dilaksanakan pada 31 Oktober hingga 2 November 2014 di Kompleks Kostrad Kariango-Maros telah menorehkan banyak peristiwa baru dan pengalaman indah bagi Orang Muda Katolik Kevikepan Makassar. Adapun jumlah peserta yang hadir dalam perhelatan ini mencapai 350 orang lebih peserta, yang berasal dari 11 paroki yang berada dalam wilayah Kevikepan Makassar. Kesebelas paroki tersebut adalah Paroki Andalas, Katedral, Gotong-Gotong, Mariso, Mamajang, Assisi, Sungguminasa, Tello, Kare, Sudiang, dan Pare-Pare.

Perhelatan MYD ini sebenarnya sudah sejak lama direncanakan. Berawal dari  kesan indah World Youth Day (WYD), Asian Youth Day (AYD), dan Indonesian Youth Day (IYD).  Tahun 2013 lalu tepatnya pada bulan Juli di Brasil adalah perhelatan WYD yang ke XXVII, kemudian  di tingkat Asia,  Asian Youth Day  (AYD) VI di Korea Selatan yang baru saja diselenggarakan pada Agustus 2014. Tahun 2012 untuk pertama kali Indonesian Youth Day (IYD) berhasil diselenggarakan  di Keuskupan Sanggau, Kalimantan Barat. Sekitar 2000 peserta dari seluruh keuskupan di Indonesia bertemu dalam satu iman dan dalam keragaman budaya. Sungguh luar biasa antusiasme Orang Muda Katolik saat itu untuk bertemu  dan memperkenalkan budaya masing-masing. Rentetan perhelatan itu kemudian menginspirasi dan memotivasi OMK KAMS untuk turut serta mengadakan secara khusus pada tingkat Kevikepan meskipun dengan format acara yang sedikit berbeda dengan WYD, AYD, maupun IYD.

Adapun  tema MYD yang diangkat pada perhelatan ini adalah “Orang Muda Katolik Maju dan Berkarya Bagi Gereja dan Bangsa”. Sebuah tema yang dipilih berdasarkan hasil diskusi dalam satu kesempatan rapat panitia. Tema MYD ini hendak mengajak OMK untuk terus memelihara iman dan mempertahankan identitasnya sebagai warga gereja dan bangsa. Dengan merujuk pada slogan “100% Katolik dan 100% Indonesia”, OMK diharapkan bertumbuh dalam panggilan dan menjadi saksi iman dan kasih bagi sesamanya serta terlibat dalam pembangunan bangsanya. Dengan bahasa umum OMK ikut serta merasakan keprihatinan sesamanya baik dalam lingkup Gereja maupun dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Oleh karena itu, OMK  seharusnya melibatkan diri secara aktif  dan penuh semangat dalam berbagai pelayanan kasih, saling menghibur dan bekerja sama, serta memperjuangkan kebenaran dan keadilan bagi sesama yang putus asa, lemah dan tak berdaya. Sebuah harapan besar yang terus-menerus berkelanjutan dalam sebuah aksi nyata dalam wilayah Keuskupan Agung Makassar pada umumnya dan Kevikepan Makassar pada khususnya.

Perhelatan ini  secara resmi diawali dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Mgr. John Liku-Ada’, Pr dan didampingi beberapa imam, yakni P. Rudy Kwary, Pr., P. Valens, Pr., P. Wilhelmus Tulak, Pr. P. Ronny Dahua, MSC, P. Edi Teodorus, MSC, P. Carolus Patampang, Pr. P. Junarto Timbang, Pr., dan P. Cakra Arung Raya, Pr. Dalam khotbahnya, bapak Uskup mengapresiasi peran OMK sekaligus memotivasi peran serta mereka dalam Gereja dan masyarakat. Bertumbuh menjadi murid-murid Kristus yang dewasa, yang terus-menerus menghadirkan Kerajaan Allah. Dalam sambutannya pun bapak Uskup memberi motivasi kepada OMK untuk terus bergerak maju dan mengembangkan potensi-potensi OMK dengan cerdas dan kreatif seiring dengan perkembangan arus globalisasi ini. Usai ekaristi dilanjutkan dengan pembukaan seremonial yang ditandai dengan pemukulan gong oleh bapak Uskup dan disertai dengan letupan kembang kertas bertaburan di langit-langit memenuhi panggung aula Kostrad dan serentak seluruh peserta bersorak-sorai dengan tepukan dan bunyi-bunyian menyambut pembukaan MYD. 

Selanjutnya para peserta diajak mengikuti serangkaian seminar dan workshop. Seminar dan materi workshop ini menjadi daya pikat tersendiri dan menjadi pilar yang tak bisa dipisahkan dengan pengembangan motivasi, pengetahuan dan kemampuan diri/keterampilan OMK. Seminar umum pertama dengan tema, ”OMK Melawan Narkoba” dibawakan oleh P. Edi Teodorus, MSC (Pendamping rohani korban narkoba - Bogor) dan seminar umum kedua dengan tema, ”OMK dan Wawasan Kebangsaan” dibawakan oleh 2 orang narasumber dari lingkungan Kostrad, yakni Mayor Inf. Susilo dan Mayor Inf. Erwin Agung. Lalu, hari berikutnya disajikan 3 materi workshop. Adapun tema-tema yang  diangkat dalam workshop ini adalah ”Peran OMK dalam Berliturgi” yang dibawakan oleh P. Petrus Bine Saramae, Pr (Rektor STIKPAR). ”Pacaran, Seks, dan Keluarga” dibawakan oleh P. Rusdyn Ugiwan, Pr  (Ketua KOMKEL) dan tim Komisi Keluarga KAMS, dan ”OMK dan Wirausaha” dibawakan oleh Ibu Henny Anastasia (tim KOMKEP). Tentulah tema-tema yang diangkat ini sangat berguna dan relevan dengan para peserta dan mereka sangat antusias dan bersemangat mengikuti dan menanggapinya dengan pertanyaan-pertanyaan yang menarik. Suasana keakraban di antara peserta kian terjalin saat fasilitator memadukannya dengan games yang menarik, bahkan semakin menarik saat peserta melaksanakan aktifitas lintas alam. Suasana senang dan susah, tawa dan lelah berpadu menjadi satu dalam setiap kelompok hingga para peserta mampu menyelesaikan aksi lintas alam ini dengan baik.

Pengalaman berharga lainnya  adalah  saat para peserta bersatu hati mengikuti adorasi ekaristi a la Taize. Saat inilah OMK berada dalam suasana hati yang hening untuk  menekuni dan menimba  rahmat Allah melalui devosi penghormatan kepada Sakramen Yang Mahakudus. Demikian pengalaman spiritual OMK dalam membentuk ulah kesalehan yang nantinya akan menjadi penyangga hidup iman dan moral selain Ekaristi sebagai sumber dan puncak kehidupan iman OMK. OMK perlu penyangga spiritual yang berfungsi untuk mengarahkan setiap perilaku OMK agar berkenan kepada Tuhan. Maka bidang katolisitas menjadi bagian penting yang tak terpisahkan dalam pendampingan OMK di tengah perkembangan zaman yang dipengaruhi semangat individualistis, konsumtif, dan hedonistis. Puncak dari seluruh rangkaian perhelatan ini adalah tampilan kreasi seni OMK pada malam penutupan. Kesebelas paroki menampilkan kreasi seni masing-masing, ada yang menapilkan nyanyian, tarian, drama, teater, parodi, lawak, hingga sulap.  Akhirnya, seluruh rangkaian acara MYD ditutup dengan misa penutupan yang dipimpin oleh Pastor Ketua Komisi Kepemudaan KAMS. Dalam kesempatan ini Tim Komisi Kepemudaan KAMS mengucapkan limpah terima kasih kepada seluruh peserta yang telah memeriahkan MYD dan juga kepada Pimpinan Kostrad Kariango dan segenap umat Stasi yang telah membantu pelaksanaan kegiatan ini dengan menyediakan tempat dengan segala fasilitasnya. Mungkin tidak seperti yang  dibayangkan akan merasakan suasana seperti di hotel-hotel, tetapi dengan sarana dan prasarana yang ada sudah sangat cukup bagi OMK untuk merasakan apa yang seharusnya dirasakan secara bersama-sama dan merefleksikannya sebagai OMK.

Memang berbicara tentang arti dan tujuan diadakannya MYD ini tentulah tak bisa kita bandingkan dengan gegap gempitanya pelaksanaan WYD, AYD, ataupun IYD, dalam hal mana telah menciptakan banyak pengalaman iman dan budaya dari para sahabat dari berbagai negara dan daerah yang mengikutinya. MYD hanyalah sebuah kerinduan dan antusiasme OMK untuk bertemu  antar paroki di tingkat Kevikepan Makassar. Manfaat yang bisa  dipetik dari pengalaman ini setidak-tidaknya OMK dapat bertemu sebagai pemenuhan hasrat dan kerinduannya  dalam semangat kebersamaan dan persaudaraan. Lebih dari pada itu, sebagai tempat  menanamkan nilai-nilai persekutuan dalam paguyuban/komunitas OMK sebagai murid-murid Kristus yang menghadirkan Kerajaan Allah melalui sharing pengalaman iman, pengembangan wawasan, kemampuan diri,  pengetahuan iman,  serta perjumpaan dalam aksi dan kreasi seni. Saat itulah OMK dapat berbaur dalam kebersamaan sebagai saudara seiman. Tak ada sekat-sekat atau pun eksklusivisme kelompok dalam perhelatan ini karena OMK berasal dari satu akar, yakni Yesus Kristus.

Akhir kata,  Tim Komisi Kepemudaan KAMS mengucapkan proficiat atas terlaksananya Makassar Youth Day (MYD). Gereja membutuhkan antusiasme OMK untuk menjadi rasul-rasul misionaris. *** Penulis: RD. Cakra Arung Raya, Komisi Kepemudaan KAMS

Tidak ada komentar: