“Entah kita hidup entah kita mati, kita adalah milik Tuhan,” demikian kata Sto. Paulus dalam Roma 14: 8.
Pagi hari, 1 November 2013, bertepatan dengan Pesta Hari Raya Semua Orang Kudus, bertepatan pula dengan hari Jumat pertama dalam bulan November, menjelang peringatan mulia arwah semua orang beriman, 2 November, para perawat masuk-keluar ruang III VIP ICU RS. Stella Maris Makassar, melayani P. Isidorus Rumpu Kaniu yang dikenal dengan panggilan kesayangan “Pastor Opa” sibuk melayani dengan semua peralatan medis, yang dapat menunjang, membantu pernafasan dan kelanjutan hidup dari Pastor Isidorus Rumpu Kaniu yang sudah kurang lebih 2 bulan berbaring sakit. Beberapa dokter juga tidak ketinggalan menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing melayani, membantu ketenangan hidup dan kelangsungan hidup Pastor Isidorus Rumpu Kaniu.
Dengan pemberian Absolusi dan Berkat Apostolik, dengan tenang dan penuh kedamaian, akhirnya pada Jumat tanggal 1 November 2013 jam 11.45 WITA, Pastor Isidorus Rumpu Kaniu menghembuskan nafas terakhir untuk kembali pulang pada Bapa di surga. Requiescat in Pace.
SIAPAKAH “PASTOR ISIDORUS RUMPU KANIU”?
Dia bernama: Isidorus nama Babtisnya, Rumpu nama panggilannya, Kaniu nama ayahnya. Dia lahir pada 4 April 1938 di Waleale, dari pasangan suami istri Jacdes La Pambai Kaniu dan Veronika Wa Uto. Anak ketiga dari 6 orang bersaudara, 2 perempuan dan 4 laki-laki. Dibabtis di Waleale, 2 Februari 1946 dan menerima Krisma di Raha, 30 Oktober 1946. Masuk Sekolah Rakyat 3 tahun di Waleale, Tahun 1946-1949 dan melanjutkan SR 6 tahun di Raha sampai tahun 1952.
Setiap panggilan berawal secara sederhana, hal-hal kecil, punya daya tarik, ke gereja, hadir pada misa, melihat pastor berjubah, didorong oleh hati nurani dan bisikan Tuhan, benih panggilan mulai tumbuh, sebagaimana kata nabi Yeremia: “Sebelum engkau Kubentuk dalam rahim, engkau telah Kukenal, sebelum engkau dilahirkan engkau sudah Kukuduskan dan Kutentukan menjadi nabi untuk segala bangsa” (Yeremia 1: 4).
Demikianlah panggilan awal mempunyai daya dorong, sehingga Isidorus meninggalkan Raha tahun 1952 untuk masuk SMP Katolik Makale yang kelak menjadi seminari Sto. Petrus Claver Makassar. Mengingat jumlah yang masih sangat kecil baru 2 siswa, maka bersama temannya Yohanis Lobo tahun 1957 mereka diutus ke Manado untuk masuk ke seminari Xaverianum Kakaskasen Tomohon Manado, untuk bergabung dengan 13 siswa seminari kelas tinggi tingkat Quarta mengikuti pendidikan 4 tahun lamanya setingkat SMA dan tamat tahun 1960. Karena berhasil lulus tahun 1960, maka bersama 6 teman dia melanjutkan studi ke Seminari Agung Pineleng Manado.
Dengan masuk seminari agung Pineleng dia yang disebut Isidorus Rumpu Kaniu bersama dengan 6 temannya mulai dipanggil “Frater”. Tiga bulan kemudian, 3 Desember 1960, Frater Isidorus mengenakan busana “toga” pertama kalinya menjadi pakaian harian di seminari agung Pineleng. Kursus/Studi Filsafat dijalani selama 2 tahun, selesai tahun 1962. Diploma Sarjana Muda Filsafat.
Sebelum meneruskan studi Teologi, harus menempuh 1 tahun bina rohani di Seminari Pineleng tahun 1963. Kemudian melanjutkan studi Teologi tahun 1963 dan menyelesaikan studi itu 4 tahun lamanya sampai tahun 1967. Dengan ini dapat menyandang sarjana Filsafat dan Teologi Sekolah Tinggi Seminari Pineleng.
Selama mengikuti studi Teologi Frater Isidorus memerima tahbisan kecil, tahbisan Ostiarius, Lektor, Exorcist dan Akolit pada 8 Desember 1966.
Kemudian Tahbisan Subdiakon dan Diakon tanggal 19 Maret 1967 di Sekolah Tinggi Seminari Pineleng.
Akhirnya ditetapkan/diperbolehkan untuk menjadi Imam dan menerima tahbisan imam di Makassar, Paroki Mariso pada 13 Agustus 1967 dari YM Mgr. N Schneiders CICM.
Dengan tahbisan ini Frater Isidorus Rumpu Kaniu resmi dipanggil dengan sebutan: Pastor Isidorus Rumpu Kaniu, Pr atau Reverendus Dominus Isidorus Rumpu Kaniu (RD Isidorus Rumpu).
Sebagai imam muda mulailah Pastor Isidorus melakukan tugas perdana tahun 1967 sebagai pastor Paroki Sangalla sampai tahun 1972.
Tahun 1972-1973, beliau mengikuti kursus bidang keagamaan, Kateketik EAPI di Filipina dan mendapat diploma pendidikan agama EAPI.
Tahun 1973-1977, sebagai Pastor militer Kowilham III
Tahun 1977-1981, sebagai Pastor militer Kodam XIV/Hasanuddin, sesudah 8 tahun bertugas sebagai pastor militer, kemudian
Tahun 1982-1986, sebagai pastor Paroki Palopo dan sekitarnya
Tahun 1984-1992, merangkap sebagai Dewan Konsultor Keuskupan Agung Makassar
Tahun 1985-1986, merangkap sebagai pastor Paroki Mangkutana
Bulan Juni 1989- Juli 1990, sebagai pastor Paroki Mangkutana, Bone-Bone, Sorowako.
Tahun 1990-1992, sebagai pastor paroki merangkap direktur Puspas/Sentrum Saluampak.
Tahun 1992-1999, sebagai pastor Paroki Makale
Tahun 1999-2007, Anggota Dewan Konsultor
Tahun 1999-2002, Pastor koordinator persiapan Kevikepan SulTra
Tahun 2000-2002, Moderator DPC PMKRI Kendari
Tahun 2002-2007, Anggota Dewan Imam KAMS
Tahun 2002-2011, Anggota staf Seminari SPC
Tahun 2011-2012, Pastor bantu Paroki Sadohoa Kendari
Dalam memasuki usia 73 tahun, tahun 2010 sebelum beliau ditempatkan sebagai pastor rekan di Sadohoa Kendari, kesehatan beliau saat berada di SPC sudah sangat menurun dan sering masuk rumah sakit.
Waktu di Sadohoa sejak Juli 2011 beliau pernah jatuh di kamar lalu dirujuk ke Rumah Sakit Stella Maris Makassar.
Ketika keadaannya membaik beliau memilih tinggal di SPC. Tetapi kemudian tanpa sepengetahuan pimpinan beliau kembali ke Kendari, dan selanjutnya ke Labasa dengan alasan libur.
Tanggal 22 Februari 2012 bertepatan hari Rabu Abu diadakan pertemuan dengan Dewan Konsultor tentang situasi P. Isidorus dengan catatan biarkan ikuti kemauannya tinggal di tengah keluarga, tempat akan direhab atas biaya Keuskupan.
Pembicaraan Kamis 23 Februari 2012 jam 20.00 Bapa Uskup, P. Marthin Solon dan P. Albert Arina ke Muna untuk bertemu dengan P. Isidorus, bicara dengan beliau dan melihat perkembangan.
Rabu, 29 Februari 2012, Bapa Uskup bersama P. Albert Arina berangkat ke Labasa via Bau-bau untuk mengunjungi P. Isidorus yang tinggal di rumah adiknya. Situasi rumah dan keadaan pastor cukup memprihatinkan, pastor dalam keadaan sakit, lemah badan, tinggal duduk di ranjang. Diadakan kesepakatan, pembicaraan dengan keluarga untuk kembali ke Makassar bila sudah baik.
Sabtu, 3 Maret 2012 jam 13.00 P. Isidorus tiba dari Labasa diantar oleh P. Matius Patton dan adik ipar dari P. Isidorus dan juga seorang perawat dari Baubau, langsung dibawa ke RS Stella Maris, keadaan sangat lemah dan masuk ruang Bernadeth no. 359.
Peristiwa akhir tahun 2012-1013, perawatan di RS. Stella Maris mengalami pasang surut dalam 2 bulan atau 3 bulan masuk kembali dirawat inap di RS Stella Maris.
Memasuki tahun 2013, situasi keadaan kesehatan beliau semakin hari semakin menurun, tadinya dapat berjalan akhirnya pakai kursi roda, tadinya dapat duduk akhirnya tinggal berbaring, tadinya boleh bercakap akhirnya tidak biasa bersuara, tadinya mengenal orang akhirnya tidak bisa berkomunikasi,
Situasi sejak Agustus, September, Oktober 2013 situasi semakin menurun - kekuatan melemah, makan minum menjadi sulit….
Akhirnya berulang kali dari kamar masuk ke ICU dan pada bulan Oktober 2013 menetap di ICU sampai tiba saatnya tanggal 1 November 2013 pada hari Jumat Pesta Hari Raya Semua Orang Kudus jam 11.45 Wita
“Nunc Dimitis Domine…” Sekarang biarlah hamba-Mu berangkat… dan inilah Sabda Tuhan kepada anakNya yang tercinta P. Isidorus Rumpu Kaniu.
“Marilah hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah kiranya kerajaan yang telah disediakan bagimu” (Matius 25:34)
Dan Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya hari ini juga Engkau akan ada bersama-sama dengan Aku dan Para Kudus dalam Surga.” (Lukas 23:43)
Inilah P. Isidorus Rumpu Kaniu, Pr.
Dia putra Keuskupan Agung Makassar, berasal dari Muna. Imam Muna pertama yang menjadi Imam.
Dia menjadi tokoh sejarah Imam Bumiputera dalam KAMS.
Imam kedua dari Keuskupan Agung Makassar setia sampai mati sebagai Imam Diosesan selama 46 tahun 2 bulan 14 hari, dalam usia 75 tahun 6 bulan 27 hari.
Rajin, sederhana, tahan banting, pendiam tapi punya humor, saleh, setia, tegas dan disiplin, ramah dan baik hati.
Requiescat in Pace, Dorus.
Dari temanmu
Pastor Marcel Rarun MSC
Makassar, Stella, 3 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar