Koperasi Credit Union Mekar Kasih genap berusia 8 tahun, yang lahir pada tanggal 27 Juli 2007. Ada 102 orang waktu itu di Paroki Asisi Panakukkang Makassar mulai menggagas dan sepakat untuk lahirnya sebuah koperasi yang bernama CU Mekar Kasih. Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Agung Makassar berkontribusi banyak dalam meramu dan mempertemukan gagasan-gagasan yang mulia ini. 102 orang turut mewakili umat baik yang ada di kota Makassar sendiri maupun yang ada di luar kota Makassar. Jadi dapat dikatakan gerakan ini adalah gerakan semua umat atau masyarakat yang ada di Keuskupan Agung Makassar dan dengan demikian juga secara khusus gereja dalam hal ini komisi PSE ikut bertanggung jawab atas kelangsungan hidup lembaga ini. Penggagas berdirinya lembaga ini (102 orang) terinspirasi oleh kemiskinan yang dialami oleh banyak anggota masyarakat, bukan hanya mereka yang beragama Katolik saja.
Mengapa Credit Union?
Ketika kemiskinan menjadi problem yang manyangkut orang banyak, banyak lembaga, organisasi termasuk gereja sendiri mencoba mencari solusi bagaimana mengatasi problem yang mengganggu martabat hidup manusia ini. Gereja adalah organisasi yang tertua di dunia ini dan tetap bertahan sampai saat ini. Ini diakibatkan oleh komitmen gereja yang mengedepankan pelayanan, khususnya pelayanan kepada orang kecil, lemah ,miskin dan terpinggirkan . Demikian ungkapan Prof.Dr Wim Poli dalam seminar sehari dalam rangka Sewindu Koperasi Credit Union Mekar Kasih.
Dalam Konferensi Internasional yang diprakarsai oleh Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian, dengan tema “Keuangan Mikro dan Kemiskinan” Sri Paus Benediktus XVI menegaskan harapan beliau bahwa aneka bentuk keuangan mikro kiranya menjadi suatu ungkapan nyata dari solidaritas dengan kaum miskin. Pelayanan keuangan mikro yang direkomendasikan oleh Pengembangan Sosial Ekonomi adalah Credit Union. CU merupakan salah satu alat dan sarana pemberdayaan masyarakat melalui tata kelola keuangan yang ditumbuhkembangkan melalui pendidikan ekonomi rumah tangga yang mengarah kepada kemandirian anggota dan bersemangatkan kesetiakawanan sosial (solidaritas) persaudaraan sejati yang berkeadilan sosial demi tujuan bersama . Prinsip dan nilai-nilai yang ada di CU sejalan dengan karya PSE yang menempatkan martabat manusia menjadi sasaran dari seluruh arah dan tujuan pemberdayaan yang dikembangkan oleh karya PSE. Pada Kompernas XXII PSE-KWI kembali ditekankan pelayanan pengembangan LKM masih memandang CU sebagai satu-satunya sarana yang baik bagi pengembangan sosek umat dan masyarakat.
Seminar memperingati sewindu Koperasi Credit Union Mekar Kasih
Sehari sebelum RAT Koperasi CU Mekar Kasih diselenggarakan seminar dalam rangka memperingati sewindu Koperasi CU Mekar Kasih yang berdiri pada tanggal 27 Juli 2007. Seminar ini bertemakan “Menggali Spiritualitas CU Mekar Kasih dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Umat KAMS”yang mengambil tempat di Grand Celino Hotel, Jl.Lanto Dg.Pasewang No.27 Makassar. Peserta seminar adalah aktivis-aktivis CU Mekar Kasih selain dari Makassar sendiri juga hadir aktivis-aktivis dari semua kantor pelayanan CU Mekar Kasih. Tampil sebagai pembicara dalam seminar ini adalah Mgr.John Liku Ada’ Pr, Prof.Dr Wim Poli, Drs.Ishak Ngeljaratan MA dan P.Fredy Rante Taruk Pr.
Problematik abadi menyangkut uang/materi adalah baik perut penuh maupun perut kosong menimbulkan masalah bagi manusia dalam hubungannya dengan manusia. Maka dalam kaitannya dengan Credit Union ada bahaya orang terlalu mendewakan uang atau materi. Bahayanya manusia akan jatuh pada dosa yang sama. Uang adalah sarana agar manusia sampai pada Allah. Nilai yang harus ditemukan dalam gerakan Credit Union manusia sebagai citra Allah. Manusia sebagai citra Allah artinya manusia sebagai mahluk sosial, kehadirannya di bumi ini berguna bagi mahluk lain yang sama juga diciptakan oleh Allah. Dan sebaliknya menyadari bahwa Allah adalah kasih. Nilai ini yang mendasari seluruh gerakan Koperasi CU Mekar Kasih.
Lembaga Koperasi CU Mekar Kasih bukanlah lembaga keuangan tetapi lembaga pemberdayaan. Kalau berbicara pemberadayaan dalam hal ini pemberdayaan keluarga, karena keluarga sebagai sel masyarakat dan sebagai sel gereja. Koperasi CU Mekar Kasih harus menemukan kekuatannya dari pemberdayaan keluarga ini. Dalam suatu survey diketemukan ada 32% keluarga dalam kondisi “sakit” artinya terancam cerai. Ini diakibatkan oleh relasi yang tidak harmonis, adanya krisis iman serta adanya kondisi kemiskinan. Akibat terakhir ini yang merupakan mengapa CU dilahirkan. Karena kemiskinan pertama-tama bukan tidak adanya uang tetapi cara pengaturan keuangan yang tidak bijaksakarena na. Pendidikan yang dilakukan oleh CU Mekar Kasih lebih banyak menyasar yang seperti itu. Adolf Kolping sebagai seorang imam yang hidup pada tahun 1800-an di Jerman dalam gerakannya memberdayakan keluarga-keluarga miskin pada waktu itu, turut menginspirasi para aktivis CU Mekar Kasih agar bagaimana gerakan CU juga menyentuh sendi-sendi kehidupan keluarga.Besar harapan bapa uskup agar CU Mekar Kasih dalam seluruh aktivitasnya pada akhirnya memberdayakan dalam arti menciptakan keharmonisan dalam kehidupan rumah tangga.
Banyak anggota Koperasi CU Mekar Kasih selama ini telah menikmati manfaatnya dan sangat tertolong dalam mengelola keuangan mereka. Dan tentu saja mereka berharap bahwa kehidupan Koperasi CU Mekar Kasih berkelanjutan hidupnya. Prof.Dr.Wim Poli dalam makalahnya menyebutkan ada 5 faktor kemandirian sebuah organisasi yakni (1) adanya kebutuhan bersama para anggota; (2) adanya gagasan bersama untuk hidup bersama; (3) adanya rencana kerja yang akan dikerjakan bersama; (4) adanya kerjasama menerapkan rencana kerja; serta (5) adanya pembelajaran bersama tentang pelaksanaan rencana kerja, yang dijadikan modal bersama untuk kegiatan selanjutnya. Apakah Koperasi CU Mekar Kasih belum mati? Lembaga atau organisasi ini masih terus hidup karena lembaga gereja melalui pejabat-pejabatnya masih terus memberi dukungan dan dengan sepenuh hati mengayominya. Namun turut juga diingatkan ukuran kemandirian didapatkan dari kemampuan memenuhi kebutuhannya sendiri, mampu membantu orang lain serta kemampuan mandiriannya di lingkungan di mana ia berada. Peranan gereja sebagai organisasi sangatlah berarti karena organisasi yang tertua di dunia adalah gereja. Kuncinya adalah gereja mengedepankan pelayanan. Hal yang sama pula diharapkan dari Koperasi CU Mekar Kasih juga mengedepankan pelayanan. Lebih lanjut pembicara Drs. Ishak Ngeljaratan dalam makalahnya yang berjudul “Budaya Membangun Hidup Sejahtera” mengingatkan warga Koperasi CU Mekar Kasih memberi contoh dalam sikap bekerja keras, jujur, adil dan kasih kepada orang lain dalam rangka membangun kerajaan keadilan dan kasih sayang di muka bumi ini.
Koperasi CU Mekar Kasih menatap masa depannya
P.Fredy Rante Taruk, Pr dalam makalahnya mempertajam kembali hal-hal yang perlu diperhatikan agar misi sosial dari kerasulan gereja sampai pada anggota seperti:
1. Membangun kesadaran dan komitmen bersama anggota yang bergabung di CU sebagai insan-insan yang ingin mewujudkan kesejahteraan bersama dengan saling percaya dan bekerja sama. Setiap anggota yang masuk tidak termotivasi hanya untuk menabung dan mendapatkan bunga tinggi; dan juga tidak hanya menuntut untuk mendapatkan pinjaman besar demi keinginan dan kebutuhan pribadi. Sistim ekonomi bersama mesti dikedepankan dimana prinsip kooperatif aktif menabung dan meminjam secara bertanggungjawab dipraktekkan.
2. Membangun kesadaran dan komitmen bersama anggota bahwa bergabung di CU untuk merubah diri – menolong diri dalam kebersamaan; maka wajib untuk ikut terlibat berpartisipasi dan berkontribusi dalam kegiatan CU di komunitasnya melalui pendidikan, pelatihan, pendampingan, dan pengembangan usaha bersama dalam kelompok binaan.
3. Melalui dan mengembangkan perberdayaan berbasis keluarga yang memberi perhatian pada anak-anak dan kaum muda serta pembinaan ketrampilan khususnya bagi kaum perempuan
4. Meningkatkan kerjasama dan kreaktivitas untuk mengembangkan usaha bersama dan pemasaran bersama demi meningkatkan pendapatan semua anggota. *** Penulis: Pastor Linus Oge Pr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar