Pertemuan Orang Muda Katolik (OMK) se-Indonesia atau dikenal sebagai Indonesian Youth Day 2012 (IYD 2012) telah dilaksanakan di kota kecil Sanggau Kalimantan Barat. IYD pertama ini berlangsung pada 20-26 Oktober 2012, dan telah melahirkan beberapa komitmen Orang Muda Katolik Indonesia dan dideklarasikan oleh OMK bersama dengan tujuan untuk semakin menumbuhkan iman Katolik OMK dan semakin meng-Indonesiakan OMK. Beberapa poin dari deklarasi itu adalah rekomendasi untuk semua keuskupan di Indonesia untuk mengadakan pertemuan serupa di tingkat keuskupan masing-masing dan melaksanakan kembali IYD ke-2. Lokasi dan waktu pelaksanaan IYD ke-2 akan ditentukan oleh para Uskup dalam rapat KWI.
Rapat para uskup KWI tahun 2015 memutuskan IYD ke 2 direncanakan akan berlangsung di Manado mulai tanggal 1 sd 6 Oktober 2016. Dipilihnya Keuskupan Manado tentunya dengan berbagai pertimbangan yang diharapkan akan memudahkan berbagai acara kegiatan OMK pada saat live in di sana. Beberapa kegiatan Pra IYD direncanakan dan mulai dilaksanakan sejak ditentukannya lokasi IYD ke 2 di Manado. Ketua panitia pelaksanaan kegiatan IYD ke 2 Bayu Wardana mengatakan beberapa kegiatan Pra IYD dibuat mulai di tingkat Keuskupan masing-masing dan akan berakhir pada puncak acara IYD di Manado bertujuan agar mampu OMK mengenal diri dan potensi mereka, masuk dan terlibat dalam kegiatan masyarakat dan juga mengenal kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Sejumlah acara juga disiapkan untuk puncak selebrasi IYD mulai dari pawai semua peserta, misa bersama, katakese, jalan salib dan malam apresiasi budaya. Setelah itu OMK diharapkan merencanakan berbagai kegiatan yang kreatif dalam membangun gereja dan terutama OMK sendiri serta proaktif juga dalam kegiatan Gereja juga kegiatan masyarakat di sekitarnya dengan membangun jejaring komunikasi antar OMK dan kelompok2 masyarakat di Keuskupan masing-masing.
Mgr. Pius Riana Prapdi, Ketua Komisi Komkep KWI menambahkan baik IYD maupun Asian Youth Day (AYD) atau Hari Orang Muda Katolik se-Asia yang juga dilaksanakan di Indonesia (Keuskupan Semarang) tidak terlepas dari refleksi bagi OMK. Semua kegiatan di IYD ini adalah tentang Gereja Indonesia bukan Gereja di Indonesia. "Sebagai tanda Gereja yang hidup, OMK harus mampu melakukan 4 L yaitu mempertanggungjawabkan imannya (lex credendi), mampu merayakan (lex celebrandi), mampu menghidupi (lex vivendi) dan mampu membawanya dalam doa (lex orandi). Semua kegiatan IYD didesain dalam bentuk refleksi, selebrasi dan aksi," katanya.
OMK sebagai agen perubahan bangsa dan gereja merupakan aset gereja saat ini. Oleh sebab itu seluruh kegiatan IYD merupakan kegiatan dari OMK dan untuk OMK. Melalui seluruh kegiatan yang direncanakan OMK harus berperan secara aktif dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menindaklanjuti kegiatan IYD ini. Lewat pertemuan IYD 2016, diharapkan OMK semakin mampu meluaskan wawasan pengenalan dan pemahaman mereka tentang dinamika dan hidup OMK, pada waktu yang sama OMK sekaligus dapat membina diri untuk menjadi OMK yang lebih berkualitas.
Kegiatan pra- IYD telah dimulai di Keuskupan masing-masing dengan acara doa novena IYD dan perarakan salib IYD. Untuk KAMS doa novena IYD diharapkan dapat dikoordinir oleh masing-masing paroki atau pada tingkat kevikepan sedangkan kirab Salib akan dilaksanakan dari kevikepan ke kevikepan. Salib IYD masing-masing Keuskupan akan dibawa untuk diikutkan dalam pawai bersama di Manado. Kegiatan pra IYD di Manado berisi Live In (hidup bersama masyarakat) di tengah kehidupan umat dan masyarakat di Keuskupan Manado. OMK dengan kemampuan dan keterampilannya diharapkan melakukan pembinaan lewat refleksi/ seminar / workshop / katekese pada masyarakat. OMK dari semua keuskupan se-Indonesia akan disebar ke beberapa paroki di wilayah keuskupan Manado untuk mengalami kehidupan di latar budaya yang berbeda, dan kehidupan umat paroki dan bahkan masyarakat setempat dalam kompleksitas kehidupan mereka. Kegiatan selanjutnya OMK dari semua keuskupan se-Indonesia berkumpul bersama dalam kegiatan pembinaan lewat refleksi/ seminar / workshop / katekese untuk memberikan input kepada OMK bagi perkembangan dan kemajuan OMK ke depan.
Diharapkan kegiatan ini akan diikuti sebanyak 3.000 lebih OMK dari seluruh Indonesia. Pendaftaran dapat dilakukan melalui paroki masing-masing dan Keuskupan masing-masing. Biaya kontribusi perpeserta sebesar Rp 1.100.000,- selama 6 hari kegiatan. Khusus untuk KAMS biaya per peserta Rp 3.500.000 (include). Kebersamaan dalam suasana persaudaraan dan kekeluargaan yang tercipta selama kegiatan IYD bertujuan untuk membangun rasa saling percaya di antara OMK sendiri, untuk kemudian membangun kepercayaan diri OMK yang berkualitas, kompeten dan terampil untuk mewujudkan masa depan Gereja Katolik dan masyarakat yang lebih baik, serta semakin mencintai budaya nusantara.*** Penulis: Henny Anastasia, Pembina OMK Keuskupan Agung Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar