Judul tulisan ini diambil dari tema misa penutupan program tahun retorika Seminari Menengah St. Petrus Claver – Keuskupan Agung Makassar yang dilaksanakan pada 10 Mei 2016. Perayaan Ekaristi yang dilaksanakan dalam bahasa Inggris dipimpin oleh Mgr. John Liku-Ada’. Perayaan ini dihadiri oleh para dosen/guru pendamping, kuria KAMS, keluarga para frater tahun retorika, para pastor dari beberapa paroki dan kantor keuskupan, dan pemerhati yang selama ini telah memberikan dukungan yang luar biasa kepada program ini. Dalam perayaan ini, Bapak Uskup berkenan memberikan berkat khusus kepada delapan orang frater agar mereka siap memasuki tahap pembinaan lanjutan sebagai calon imam. Sebagai informasi, dari delapan frater Tahun Retorika ini, ada tujuh orang yang memutuskan untuk melanjutkan panggilannya ke Tahun Rohani Kesukupan Agung Makassar. Mereka adalah:
1. Alfian Mela Maran (Paroli St. Maria Mamuju)
2. Ayub Rante Batusalu (Paroki Kristus Imam Agung Abadi Sangalla’)
3. Charles Thomana (Paroki Hati Maria Tak Bernoda Makale)
4. Florian Indra Kusuma (Paroki Hati Maria Tak Bernoda Makale)
5. Joni Naro (Paroki Mikael Tobadak)
6. Marselinus Dhewandari (Paroki St. Mikael Labasa)
7. Paulus Tamar (Paroki St. Yosef Lamasi)
Sementara itu, satu orang (Laurensius Massora – St. Klemens Kolaka) memutuskan untuk tidak melanjutkan panggilan hidupnya sebagai calon imam untuk Keuskupan Agung Makassar dan memilih untuk melamar ke Tarekat MSC.
Kalimat “A time to be grateful” sengaja dipilih untuk menggambarkan ungkapan syukur para frater tahun retorika yang berhasil menyelesaikan program ini. Tentu bukan hal yang mudah bagi mereka untuk menjalani program ini. Pada mulanya, para frater yang masuk pada program ini berjumlah 13 orang. Hanya saja, sebagai bagian dari proses pembinaan calon imam, tahun retorika tetap memberlakukan adanya sistem seleksi sebagaimana telah disepakati dalam pertemuan Komisi Seminari KAMS pada bulan Oktober 2015. Akhirnya dalam perjalanan waktu ada lima orang yang harus berhenti karena alasan kedisiplinan. Patut dikagumi, semangat kedelapan frater tetap terpelihara. Selama kurang lebih sembilan bulan mereka bertahan ditempa dalam kedisiplinan yang tegas demi terbangunnya semangat hidup intelektual yang kokoh. Secara khusus, mereka diajak untuk mengembangkan kemampuan dasar berbahasa Indonesia dan Inggris melalui aktivitas membaca, menulis, dan berbicara. Bahkan, di akhir program tahun retorika, mereka pun harus menghadapi ujian komprehensif dalam bentuk public lecture: presentasi karya tulis mengenai topik tertentu di hadapan audiens dan penguji. Hal yang membanggakan dari public lecture ini adalah para frater mampu mempresentasikan karya tulis mereka dengan menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris. Syukur kepada Allah, kedelapan frater berhasil menyelesaikan ujian tersebut dan dinyatakan lulus. Tentu saja, proses perjalanan menuju ke ujian komprehensif ditempuh dengan kerja keras yang luar biasa. Salut kepada para frater yang sudah bekerja dengan sungguh-sungguh. Bapak Uskup, Mgr. John Liku-Ada, secara khusus memuji kemajuan luar biasa yang ditunjukkan oleh para frater. Bapak Uskup juga berharap semoga semua pencapaian di tahun retorika dapat menjadi pondasi yang kokoh bagi para frater untuk memasuki masa tahun rohani dan mempersiapkan diri untuk menjalani studi filsafat dan teologi di seminari tinggi.
Tema “A time to be grateful” tidak hanya menjadi ungkapan syukur atas keberhasilan kedelapan frater tahun retorika menyelesaikan masa pembinaan mereka di tahun retorika. Tema ini juga menjadi tanda syukur para formator di Seminari Menengah St. Petrus Claver, para dosen/guru, dan Gereja Lokal KAMS. Program tahun retorika merupakan program baru dalam proses pembinaan para calon imam KAMS. Bukanlah sesuatu yang mudah untuk menjalankan program ini. Sepanjang tahun, pamong tahun retorika harus melakukan berbagai modifikasi agar para frater sungguh mengalami proses pendampingan yang baik. Tidak jarang berbagai kegiatan yang dilaksanakan selama program ini sedikit memberatkan para frater. Untung saja para frater sangat koperatif dan berbesar hati menghadapi situasi seperti ini. Semangat para frater untuk terus berjuang menjadi sebuah bentuk kesaksian nyata keseriusan mereka untuk menjadi calon imam yang baik.
Kesulitan di tahun pertama ini dapat teratasi juga berkat keterlibatan para dosen/guru/tenaga pengajar yang dengan penuh ketulusan hati memberikan perhatian penuh dalam proses pendampingan. Yang lebih membanggakan lagi mereka yang bersedia mengajar di tahun retorika adalah figur-figur pendidik yang kompetensinya secara akademik di bidang formasi calon imam tidak dapat diragukan lagi. Mereka sudah terlibat demikian lama di rumah-rumah pembinaan dan juga dalam proses pendampingan rohani. Tiga orang pastor senior (P. Mateus Bakolu, P. Frans Arring, P. Ernesto Amigleo, CICM) berkenan “turun gunung” berbagi ilmu di bidang intelektual - bahasa Inggris - dan spiritual). Demikianlah halnya kehadiran Sr. Chrisantia Mokalu, JMJ yang memiliki pengalaman yang banyak dalam pembinaan dapat membantu para frater untuk mengenal, mendalami, dan menghidupi cara beretiket yang baik. Untuk membantu para frater lebih terampil dalam bidang teknologi, P. Rusdyn Ugiwan turut membantu dalam kelas IT. Dukungan utama untuk Program Tahun Retorika tentu saja berasal dari para formator di Seminari Menengah St. Petrus Claver (Pater Rektor – P. Willem Tee Daia, P. Richard Ferdinand Keto, P. John Gratias, Bpk. Yan Kedang, Bpk. Cornelis Tato). Mereka berbagi pengetahuan mereka tentang bahasa, menulis ilmiah, keterampilan berkomunikasi dan public speaking, serta pemahaman dasar kitab suci. Tentu saja, partisipasi para karyawati dan staf di Seminari Menengah St. Petrus Claver membuat para frater dapat berkonsentrasi dengan baik dalam perjalanan panggilan mereka. Untuk menambah wawasan pengetahuan para frater di tahun retorika, beberapa rekan pastor juga hadir berbagi informasi mengenai bidang yang menjadi keahlian mereka: P. Petrus Bine Saramae (Liturgi), P. Yans Paganna’ (Keterampilan Menulis), P. Victor Wiro Patinggi (Serikat Kerasulan Anak Misioner), dan P. Stefanus Chandra (Konseling). Para frater pun, dalam kesibukan belajar mereka, mendapatkan kesempatan belajar berpastoral dalam pendampingan Bina Remaja di Paroki St. Yakobus Mariso, siaran Penyejuk Iman Katolik di TVRI Makassar, dan pelayanan misa di Paroki Kristus Raja - Andalas, Siti Fatima – Bantaeng, St. Yakobus – Mariso, Biara JMJ Stella Maris, Biara JMJ Rajawali. Akhirnya, demi membantu para frater menyelami kekayaan iman Gereja, dalam kesempatan rekoleksi bulanan, para frater dibantu dalam proses refleksi oleh beberapa kelompok, antara lain: Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM) dan Kelompok Kerahiman Ilahi. Kehadiran demikian banyak orang dalam kegiatan harian para frater tahun retorika memberikan kontribusi yang luar biasa sekaligus membantu pamong tahun retorika untuk memiliki gambaran yang lebih jelas demi kelanjutan program ini di masa yang akan datang. Wajarlah bila pada misa syukur penutupan program tahun retorika angkatan pertama, para dosen/guru pendamping serta kelompok-kelompok yang hadir selama ini membantu tahun retorika mendapatkan sapaan khusus dari para frater, formator, dan juga Bapak Uskup. Terima kasih tulus untuk pengabdian mereka.
Sejak 1 Juni 2016, para frater yang bergabung dalam angkatan pertama tahun retorika KAMS telah berada di tahun rohani. Mereka melanjutkan perjuangan mereka sebagai calon imam ke level pembinaan yang lebih tinggi. Tentu saja ada tantangan baru yang lebih berat. Namun, bekal yang mereka dapatkan di tahun retorika pastilah menjadi kekuatan yang membantu mereka untuk tetap tegar menghadapi tantangan tersebut. Pada saat yang bersamaan, para frater angkatan kedua tahun retorika juga memulai program mereka. Wajah-wajah mereka penuh semangat menyambut tantangan di tahun retorika. Uniknya, jumlah mereka sama dengan jumlah angkatan pertama ketika mereka memasuki tahun retorika, yaitu 13 orang. Mereka pun berasal dari berbagai paroki, sebagaimana tercantum di bawah ini:
1. Albertus Allo (Paroki Renya Rosari Deri)
2. Andriadi Sailo (Paroki St. Yusuf Pekerja Baras)
3. Andreas Melki (Paroki St. Yohanes Pemandi – Raha)
4. Arman Siang (Paroki St. Fransiskus Xaverius Messawa)
5. Evansius Reski (Paroki St. Fransiskus Xaverius Messawa)
6. Jansen Reksa Tantelangi (Paroki Kristus Raja Nonongan)
7. Jhon Daeng Maeja (Paroki St. Petrus Mamasa)
8. Kristoforus Siaba (Paroki Yohanes Rasul Minanga)
9. Leonardo Kelvin Tandiayu’ (Paroki Kristus Imam Agung Abadi Sangalla)
10. Lewi Katutung (Paroki Kristus Imam Agung Abadi Sangalla)
11. Nelson Prima Rey (Paroki St. Theresia Rantepao)
12. Ronaldo Dalton Beda Meltyn (Paroki Simon Petrus Gembala yang Baik Sungguminasa)
13. Yohanes Maria Vianney Bandaso Tulak (Paroki Kristus Imam Agung Abadi Sangalla)
Ketigabelas frater ini sementara menjalani masa orientasi selama satu bulan. Tujuan dari masa orientasi ini adalah untuk membantu mereka merasa at home selama menjalani program ini, mengenal lebih baik arti hidup sebagai seorang calon imam, mengenal lebih jauh rekan-rekan sepanggilan mereka, dan membangun motivasi yang lebih baik sebelum menjalani keseluruhan program. Pada bulan kedua sampai bulan keempat, para frater akan diajak untuk sungguh-sungguh membangun pondasi hidup intelektual sembari tetap memperhatikan pengembangan kepribadian, hidup berkomunitas, dan hidup rohani. Memasuki bulan kelima hingga bulan kesembilan, para frater sudah diharapkan untuk belajar mempraktekkan pondasi hidup intelektual tersebut dalam kegiatan hariannya. Akhirnya, mulai bulan kesepuluh hingga bulan keduabelas, para frater diidealkan sudah sungguh-sungguh menghidupi secara bertanggunjawab pondasi hidup intelektual yang menjadi pertanda kesiapan mereka memasuki tingkat pembinaan pada level yang lebih tinggi.
Keberadaan dua angkatan pertama program tahun retorika patut untuk disyukuri karena menjadi bukti bahwa masih begitu banyak orang muda yang tetap berminat untuk menjadi imam, khususnya di KAMS. Yang lebih menarik lagi, para frater di dua angkatan pertama program tahun retorika sudah mewakili seluruh kevikepan yang berada di wilayah KAMS. Wajarlah bila ungkapan “A time to be grateful” menjadi semangat dasar yang digemakan di tahun kedua program tahun retorika KAMS. Bersyukur untuk suburnya panggilan, hadirnya demikan banyak orang yang mendukung program ini, dan semakin jelasnya arah dari program ini. Demi menjaga pelaksanaan program ini agar berjalan dengan baik, seluruh umat katolik di KAMS hendaknya dengan penuh kerelaan memberikan dukungan terhadap program ini, termasuk kepada seluruh jenjang pembinaan para calon imam KAMS. Semoga dengan terlibatnya semakin banyak pihak dalam proses pembinaan para calon imam, semakin banyak pula calon imam yang semakin serius mempersiapkan diri mereka untuk sungguh-sungguh berbakti dan melayani umat Allah di keuskupan ini. *** (Penulis: Pastor Carolus Patampang, Pamong Tahun Retorika KAMS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar