Pada Senin, 15 Januari 2007 bertempat di Aula Keuskupan KAMS telah terselenggara Pertemuan Para Dosen Pendidikan Agama Katolik (PAK) se-Kota Makassar. Pertemuan ini begitu penting dan diharapkan menjadi peristiwa awal dari terciptanya suatu mutu pendidikan agama katolik di perguruan tinggi se-Keuskupan Agung Makassar. Sebagaimana yang dicita-citakan oleh Bapak Uskup, yaitu: agar para mahasiswa katolik mendapatkan mutu pendidikan iman yang memadai dan juga perkuliahan PAK di PT dipandang sangat strategis untuk mempersiapkan para mahasiswa menjadi pemimpin dan tokoh masyarakat, seperti pada era 1970-an di mana PAK dalam kota Makassar dilaksanakan oleh Tim dan terkoordinir dengan baik. Pertemuan ini juga sebagai tindaklanjut dari dua pertemuan sebelumnya, yaitu pada 20 Nopember 2006 antara Ketua-ketua Komisi dengan Bapak Uskup dan pertemuan Ketua-ketua Komisi dengan Vikjen pada tanggal 8 Desember 2006.
Pada pertemuan kali ini, dihadiri oleh 17 Dosen Pendidikan Agama Katolik dari berbagai perguruan Tinggi yang ada di kota Makassar. Hadir pula Ketua Komisi Kateketik bersama staf (P. Martin Solon dan Fr. Bonifasius HHK), dari Komisi Kepemudaan (P. Albert Arina dan Bpk. Frans Tio), P. Leo Sugiyono (Pastor Mahasiswa), serta P. Frans Nipa, P. Ernesto, P. Marsel dari Kuria KAMS. Pokok-pokok pembicaraan dalam pertemuan yang dimulai pukul 10.30 dan dipimpin oleh P. Ernesto ini, meliputi: Pertama tentang evaluasi umum pelaksanaan pendidikan agama katolik di Perguruan Tinggi se-Kota Makassar, kedua, beberapa penegasan sehubungan dengan proses pelaksanaan PAK di Perguruan Tinggi, dan ketiga tentang harapan-harapan penyelenggaraan PAK di PT ke depan.
Evaluasi Umum. Beberapa hal penting menyangkut pelaksanaan PAK di PT selama ini di kemukakan dalam pertemuan ini, antara lain sebagai berikut:
• Dengan kondisi dan situasi yang ada (kurang terkordinir dan tidak di bawah payung kordinasi), selama ini para dosen telah menyelenggarakan dan menjalankan tugasnya untuk membantu para mahasiswa memperoleh pendidikan agama katolik, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Demikian juga dengan kreatifitasnya sendiri, selama ini para dosen telah mampu mengolah materi, kurikulum dan buku pegangan yang disesuaikan dengan situasi setempat.
• Dari data para dosen PAK yang diberikan oleh Bpk Victor Duma tertanggal 13 Oktober 2006 nampak bahwa hampir semua dosen adalah para awam. Hanya beberapa imam saja yang terlibat dalam PAK di PT. Dari data itu juga terlihat bahwa beberapa dari dosen PAK tidak memiliki latarbelakang studi teologi ataupun kateketik dan kelayakan sebagaimana tuntutan Gereja.
• Pendampingan, perekrutan dan pemenuhan standar kualifikasi dosen baik dari segi persyaratan akademik maupun dari segi tuntutan gerejawi sebagaimana kelayakan menurut Kan. 804 dan 805 belum terselenggara dengan baik.
• Walaupun para dosen PAK telah menjalankan proses pengajarannya berdasarkan kurikulum yang ada, tetapi ada kesan tidak seragam dan cenderung jalan sendiri-sendiri. Demikian juga menyangkut bobot kedalaman materi yang diberikan, ada kesan berbeda-beda.
• Karena berbagai alasan (mis. Jumlah mahasiswa katolik sedikit, atau mahasiswa sendiri kurang pro-aktif untuk mencari dosen PAK, kekurangan dosen dst) beberapa perguruan tinggi –walaupun ada mahasiswa katoliknya- belum menyelenggarakan PAK. Sehingga ada beberapa mahasiswa katolik yang mengikuti Pendidikan Agama Protestan. Bahkan ada beberapa mahasiswa yang sama sekali tidak mendapat pelayanan PAK, sehingga pada waktu harus memperoleh nilai PAK, mencari jalan pintas.
Beberapa penegasan sehubungan dengan proses pelaksanaan PAK di Perguruan Tinggi. Ada beberapa hal yang telah ditekankan dalam pertemuan tanggal 8 Desember 2006, ditegaskan kembali dalam pertemuan ini:
• Para mahasiswa katolik yang ada di kota Makassar melalui setiap perguruan Tinggi perlu segera didata. Pemegang sah data mahasiswa katolik adalah dosen PAK.
• Juga akurasi data yang lengkap (identitas pribadi, kampus di mana mengajar, latar belakang pendidikan dst.) bagi para Dosen PAK di kota Makassar.
• Status seorang dosen agama katolik menjadi sah hanya melalui Koordinator Perkuliahan Pendidikan Agama Katolik KAMS yang adalah perpanjangan tangan Bapa Uskup. Untuk kampus di mana tidak ada dosen agama katolik, karena kondisinya, maka otomatis Pastor Paroki di mana kampus itu berada menjadi penanggungjawab, sekaligus sebagai dosen PAK.
• Koordinator perkulihahan PAK KAMS sekaligus adalah Pastor Mahasiswa dan bekerja sebagai Tim dengan ketua-ketua komisi Kateketik, Kepemudaan, Pendidikan dan PembimasKat Propinsi. Untuk itu agar kordinator Perkuliahan Agama Katolik segera membentuk Tim Kerja.
• Dalam pertemuan ini juga ditegaskan perlunya pendampingan dan kerjasama dalam mendalami dan menyusun materi pengajaran dari garis-garis besar program pegajaran yang sudah ada, maupun sumber bahan lain. Juga kiranya para dosen membutuhkan pendampingan berupa penyegaran rohani yang teratur agar memiliki semangat, spiritualitas yang mantap.
Harapan-harapan dari para dosen untuk koordinator perkuliahan dan penyelenggaraan PAK di PT ke depan:
• Koordinator diharapkan mengagendakan pertemuan antar dosen minimal sekali dalam setahun (menyangkut evaluasi, penyegaran rohani).
• Bekerjasama dengan Bimas Katolik mengagendakan suatu lokakarya kurikulum PAK.
• Bekerjasama dengan Bimas Katolik, KWI dan KAMS mempersiapkan para dosen PAK agar memiliki kelayakan mengajar sesuai dengan tuntutan UU pendidikan (minimal S-2 untuk PT).
• Menyelenggarakan Kuliah Umum bagi para mahasiswa se-Kota Makassar.
• Koordinator diharapkan menjadi penghubung antara kampus dengan keuskupan.***
P. Leo Sugiyono, MSC
Pastor Mahasiswa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar