Judul di atas merupakan tema yang diusung oleh Diakon Leoyd Ongki Sanggaria, CICM dan Diakon Robertus K.A. Bijaksana, CICM dalam Misa tahbisan mereka beberapa waktu lalu.
Diakon Robert dan Diakon Leo, demikian mereka disapa, ditahbiskan menjadi imam di Gereja Paroki Maria Ratu Rosari Kare pada 30 Juli 2016 oleh Uskup Agung Makassar, Mgr. John Liku Ada, Pr.
Sesaat sebelum Misa tahbisan dimulai, dua misionaris muda Kongregasi Hati Maria Tak Bernoda (CICM) ini terlihat sangat bahagia. Hal itu tampak dari senyum yang mereka bagikan kepada umat yang datang menghadiri Misa tahbisan mereka. Mereka menyadari dengan sungguh bahwa Tuhan telah memanggil mereka dari tempat mereka masing-masing, dan kini Ia memilih mereka untuk menjadi imam-Nya. Atas kesadaran itulah, maka dengan tanpa ragu mereka berani melangkah maju untuk menjadi pelayan Tuhan.
Misa tahbisan yang dihadiri oleh sejumlah umat, kerabat, para pastor, dan biarawan/biarawati itu berlangsung hidmat. Adapun tema tahbisan yang diusung oleh keduanya, yakni “Bagi mereka yang mencintai tidak ada sesuatu yang sulit” diambil dari ungkapan pater pendiri CICM sendiri, Pater Theophile Verbist. Pater Verbist membuktikan sendiri ungkapan itu. Ia pergi ke negeri Cina, menghadapi situasi yang sulit di sana, namun karena cintanya terhadap misinya di Cina, ia bertahan di sana hingga ajal menjemputnya.
Dengan mengambil ungkapan pater pendiri itu sebagai tema tahbisan, kedua Diakon yang masing-masing berasal dari Manggarai, Flores (Diakon Robert) dan Sangalla, Toraja (Diakon Leo) ini berharap bisa menimba semangat dan kekuatan yang sama dalam bermisi. Mereka bahkan menyadari bahwa sebenarnya ungkapan itu cocok dengan situasi yang mereka alami selama mereka bergabung bersama CICM. Bahwasanya hanya karena cintalah maka mereka mampu bertahan hingga saat ini. Kalau bukan karena mencintai Tuhan dan panggilan-Nya boleh jadi peristiwa besar ini tidak akan pernah terjadi. Mereka mencintai Tuhan dan panggilan-Nya sehingga sesulit apapun situasi yang mereka hadapi di tempat misi, mereka yakin dan percaya bisa bertahan.
P. Robert dan P. Leo menuturkan bahwa selama mereka bergabung bersama CICM, mulai dari TOR (Tahun Orientasi Rohani) di Komunitas Sang Tunas Makassar pada tahun 2005-2006, Pra-Novisiat di Jakarta hingga menyelesaikan pendidikan Teologi pada tahun 2010, Novisiat di Sang Tunas Makassar tahun 2010-2011, hingga masa Internship di Filipina (P.Robert) dan Amerika Serikat (P. Leo), sebetulnya mereka mengalami suka-duka dan jatuh-bangun dalam panggilan. Namun mereka bersyukur, sekalipun semua itu terjadi, mereka tetap bisa bertahan karena mereka percaya terhadap campur tangan Tuhan. Bahwasanya Tuhan selalu ada di sana untuk membantu mereka. Itulah yang membuat mereka semakin percaya diri siap diutus sebagai misionaris ke tempat yang sulit sekalipun.
Selesai Misa tahbisan, semua umat, kerabat, para pastor, dan biarawan/biarawati bergegas menuju basemen Gereja Paroki Maria Ratu Rosari Kare untuk mengikuti acara ramah tamah.
Rencananya, kedua imam baru ini akan menghabiskan sisa-sisa masa liburan mereka bersama keluarga di kampung halaman masing-masing sebelum akhirnya kembali ke negara misi: P. Robert kembali ke Filipina, dan P. Leo kembali ke Amerika Serikat. Proficiat. *** (Penulis: Fr. Jufri Kano, CICM, TOP-er di Paroki Maria Ratu Rosari, Kare)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar