Senin, 19 Maret 2012

Aksi Puasa Pembangunan 2012: Pembekalan Para Animator APP 2012


Gereja Katolik meletakkan Aksi Puasa Pembangunan (APP) bersanding dengan HPS dan LKM sebagai pilar utama program kerasulan sosial ekonomi.  Komisi PSE menanggapi hal ini merupakan tugas perutusan Gereja dan menjadi tanggung jawab seluruh umat yang diwujudkan dalam gerakan pertobatan, solidaritas dan pemberdayaan dimana Komisi PSE sebagai penggeraknya dengan pola karya melibatkan, mengembangkan dan mencerdaskan agar terwujud kesejahteraan bersama.

APP merupakan suatu gerakan tobat pribadi dan bersama dalam persekutuan hidup umat yang dilakukan pada masa puasa/prapaskah untuk menyempurnakan laku pantang-puasa, matiraga dan memberi silih atas dosa dengan berderma untuk menghadirkan semangat kristiani yang melalui pembaharuan diri secara rohani dan mewujud pada pembangunan masyarakat secara umum.
Cikal bakal APP muncul di Keuskupan Agung Ujung Pandang pada tahun 1968 yang dimulai oleh P. van Schie CICM dengan mendorong gerakan solidaritas umat, yang pada saat itu terkumpul dana Rp. 172.000,- dari paroki, sekolah dan kelompok-kelompok dalam wilayah keuskupan.

Gerakaan ini bermotto “Derita Sesama, Derita Kita” dengan tujuan menumbuhkan kesadaran umat sebagai saudara se keuskupan, memunculkan rasa kesatuan dan solidaritas dalam hubungan antarparoki melalui kegiatan animasi bahan Aksi Puasa yang disusun oleh Komisi Kateketik dan pengumpulan dana Aksi Puasa. Kemudian gerakan ini disambut baik oleh keuskupan-keuskupan lain.

Tahun 1970 MAWI (sekarang KWI) menyetujui Aksi Puasa ditetapkan menjadi gerakan resmi Gereja dalam konteks Pembangunan Masyarakat Indonesia yang bertujuan mendewasakan Umat Katolik Indonesia dalam iman agar menjadi mandiri yang sanggup membangun diri berdasarkan potensi yang dimiliki untuk menentukan arah dan orientasi hidup dalam kesatuan dengan Gereja Universal yang satu, kudus, katolik dan apostolik.

Dalam sidang pleno Konferensi PWI-PSE (sekarang Komisi PSE)  di Pacet, Jawa Timur pada tahun 1972  menyepakati bahwa aksi puasa menjadi Aksi Puasa Pembangunan (APP) sebagai gerakan solidaritas seluruh umat keuskupan untuk membantu pembangunan umat/masyarakat di desa. Sehingga APP merupakan wadah motivasi umat katolik Indonesia untuk menggali dan mengembangkan potensi sebagai orang beriman dewasa dan semakin rela serta berani mengelola apa yang dimiliki sebagai wujud nyata semangat dan kerelaan berbagi dalam hidup sehari-hari.
Setelah 40 tahun gerakan APP kiranya perlu merefleksi: Sejauh manakah APP telah ikut menggalang penghayatan sikap  tobat umat pada masa Prapaskah, menuju pertobatan sejati khususnya dalam gerakan-gerakan solidaritas  dan membangun kebersamaan dengan saling percaya menuju perubahan sosial?

Sejauh manakah APP telah memberikan kontribusi terjadinya tata kelola kehidupan umat bersama masyarakat yang mengarah kepada pengembangan dan pembangunan sosial ekonomi mereka? Sejauh manakah APP telah ikut berperan menghantar umat di dalam mencari dan menemukan gambaran Gereja yang dicita-citakan, yaitu gambaran Gereja di tengah-tengah masyarakat Indonesia? Sejauh manakah APP sampai sekarang ini telah ikut berperan dalam mengumat-masyarakatkan pandangan-pandangan Ajaran Sosial Gereja, pandangan-pandangan Gereja Katolik Indonesia serta pedoman-pedoman pastoralnya?

Sikap kebersamaan, rekonsiliasi dan membangun dunia baru sangatlah diperlukan agar paradigma awal APP senantiasa sesuai dengan perkembangan saat sekarang melalui kegiatan yang saling terkait dan melengkapi meliputi berliturgi, matiraga, pendalaman iman dan aksi nyata untuk mewujudkan sikap tobat dan perilaku sosial demi kesejahteraan bersama dan keutuhan ciptaan.
Menengok kembali tema utama APP lima tahun lalu, “Pemberdayaan Kesejatian Hidup” yang diharapkan dapat menumbuhkan semangat pembaharuan diri dalam konteks solidaritas Kristiani menuju pemberdayaan kesejatian hidup dalam masyarakat.

Setelah upaya pemberdayaan, sebagai kelanjutannya tema utama APP lima tahunan ini adalah “Mewujudkan Hidup Sejahtera”, Gereja mengajak umat untuk merenungkan dan mengembangkan tema utama yang dijabarkan dalam tema setiap tahun sebagai berikut :

2012: PANGGILAN HIDUP DAN TANGGUNGJAWAB
Ajakan untuk menyadari bahwa persatuan dirinya dengan Tuhan dan sesama serta seluruh alam ciptaanNya merupakan panggilan hidup dan tanggungjawab sebagai mitra kerja Allah dalam menciptakan dan memperjuangkan kesejahteraan bersama.

2013: MENGHARGAI KERJA: KERJA ITU ANUGERAH
Ajakan untuk menyadari bahwa Allah menghendaki kita bekerja demi hidup kita dan sesama sehingga bekerja itu adalah anugerah. Segala sesuatu yang telah dikerjakan merupakan perwujudan dari kebaikan Allah kepada manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup demi kesejahteraan hidup diri sendiri dan bersama sesamanya.

2014: BELAJAR SEPANJANG HIDUP (DALAM PEKERJAAN)
Ajakan untuk menyadari bahwa seluruh perjalanan hidupnya merupakan proses pembelajaran menuju pencapaian kesejahteraan hidup bagi diri sendiri maupun generasi mendatang secara berkelanjutan (dan proses menggapai kesucian diri)

2015: POLA HIDUP SEHAT DAN BERKECUKUPAN
Ajakan untuk menyadari bahwa  dalam mencapai kesejahteraan hidup perlu upaya peningkatan kesehatan rohani secara menyeluruh, tidak berlebih-lebihan dan boros tetapi tetap dengan kuantitas dan kualitas yang berkecukupan

2016: HIDUP PANTANG MENYERAH: TEKUN, ULET DAN SABAR
Ajakan untuk menyadari bahwa perjalanan usaha dan karya untuk mencapai kesejahteraan hidup yang berkelanjutan menghadapi berbagai tantangan dan hambatan, karena itu diperlukan semangat  hidup yang pantang menyerah : tekun, ulet dan sabar.

Keuskupan Agung Makassar melalui Komisi PSE merumuskan lima sub-tema dari tema “Panggilan Hidup dan Tanggungjawab” yang akan menjadi bahan permenungan selama masa prapaskah yang didalami dalam pertemuan di paroki, stasi/rukun, kelompok basis dan sekolah :
1. Hidupku adalah anugerah dari Tuhan
2. Tanggungjawabku terhadap pekerjaan sebagai panggilan hidup
3. Tanggungjawabku terhadap alam
4. Tanggungjawabku terhadap sesama
5. Tanggungjawabku terhadap Allah dalam Gereja.

Pendalaman Tema APP 2012

Dalam proses pembekalan para animator APP di kevikepan, peserta dibagi menjadi kelompok animator, yaitu : Kelompok Umum dipandu oleh tim dari Komisi Kateketik, Kelompok OMK dipandu oleh tim dari Komisi Kepemudaan, Kelompok Sekami dipandu oleh tim dari Komisi KKI. Kelompok Sekolah di kevikepan Makassar dipandu oleh tim dari Komisi Pendidikan/MPK, sedang di kevikepan lainnya dipandu dari Tim Komisi PSE.
Setelah peserta berada dalam kelompoknya masing-masing, tim pemandu memberikan penjelasan tentang materi dan metode yang akan digunakan dalam pendalaman iman, kemudian peserta berdiskusi untuk memilih dan membahas salah satu materi pertemuan pendalaman iman dari buku panduan yang tersedia untuk disimulasikan. Pada bagian akhir, tim pemandu bersama peserta mengevaluasi dan memberikan masukan-masukan dari setiap simulasi untuk saling memperkaya sesama peserta.
Di Kevikepan Toraja, sekolah-sekolah non-katolik dan sekolah negeri yang dikoordinir Pengawas Pendidikan Agama Katolik dari Kabupaten Toraja dan Toraja Utara juga menyelenggarakan animasi APP dengan peserta guru-guru yang mengajar Pendidikan Agama Katolik pada awal masa prapaskah 2012 dengan bahan dan materi disediakan dari Panitia APP KAMS.

Aksi Nyata APP 2012
Setelah usai masing-masing kelompok mensimulasikan dan evaluasi, semua kelompok bergabung kembali untuk  melanjutkan kegiatan yaitu pemaparan materi Sekitar Dana APP KAMS oleh P. Fredy Rante Taruk Pr. dengan menyajikan data-data dana APP periode 2007-2011: penerimaan dari paroki, kelompok kategorial dan sekolah, penggunaan dana APP serta proyek-proyek  yang  didanai dari APP.

Tujuan yang diharapkan pemaparan ini untuk:
1. Transparansi,
2. Pemahaman umat tentang pengumpulan dana APP sesuai Peraturan Pantang dan Puasa KAMS, yaitu dana APP dikumpulkan dari usaha penghematan selama masa prapaskah, namun umumnya ada kecenderungan dana diambil bukan dari penghematan,
3. Meningkatkan penerimaan dana APP di tahun mendatang.

Seiring makin berkembangnya Gerakan APP bersama dengan aneka tantangan yang dihadapi, persekutuan gerejawi semakin mampu menghadirkan kegembiraan hidup, karena APP sebagai pengikat keterlibatan umat menuju pembaharuan diri bersama dengan memberi dukungan untuk terciptanya lingkungan hidup yang terbuka pada perubahan yang bertanggungjawab dan menggembirakan yang membawa pengharapan. *** Penulis: Fr. Heribertus Djarot HHK

Tidak ada komentar: