Proficiat, Mgr. John Liku-Ada’ memperingati Tahbisan Imam 40 tahun lalu, 10 Januari 1975. Sudah 40 tahun Berkat Allah mengalir melalui Pengabdian Mgr. John Liku-Ada’. Tak terhitung berapa banyaknya buah-buah Kasih Mgr. John yang telah dinikmati oleh seluruh umat semua lapisan.
Saya mengenang masa-masa bersama Mgr. John. Mulai dari masa di SPC (Seminari Santo Petrus Claver), Makassar. Ia jago senam, badannya bisa dilipat, elastis. Masa di Seminari Tinggi Santo Paulus, Yogyakarta. Pernah kami berlibur ke pantai Parang Tritis. Dari desa Kentungan (lokasi Seminari) kami seminaris asal Makassar bersepeda dalam barisan sangat panjang membawa alat-alat dapur seperti panci, ember, melintasi Jalan Malioboro, jalan paling ramai di tengah kota Yogya. Sepanjang jalan orang-orang yang melihat barisan kami terheran-heran dan tersenyum-senyum.
Di Parang Tritis kami mendirikan tenda besar karena banyak di antara kami yang terlatih sebagai pramuka. Sore hari beli bebek, sudah disembelih masih lari mengejar kawanannya. Malam hari kami menari “Maengket” mengelilingi gulai bebek yang sedang mendidih di atas api unggun. Pastor Alex Paat yang waktu itu sedang menyelesaikan skripsinya ikut bersama kami.
Kisah-kisah kecil seperti itu menjadi kenangan kebersamaan (dulcis memoria). Bukankah masa lalu bermakna aktual dan menyehatkan pikiran sehingga tidak lekas pikun menurut penelitian para pakar neurohealthy.
Di Seminari Tinggi Mgr. John terlihat makin serba unggul. Beliau lulus tes masuk sebuah kursus bahasa Inggris di Akademi Kateketik Yogya yang saya dengar sangat sulit. Skripsi sarjananya adalah skripsi paling tebal yang saya pernah lihat.
Kemudian kami berpisah. Beliau kembali ke Sulsel untuk menerima Tahbisan Imam 10 Januari 1975. Selesai di Yogya, saya ditugaskan di Ikar (Institut Katektik Rantepao yang kemudian menjadi STIKPAR) bersama Pastor Markus van den Berghe CICM. Kemudian saya ke Jakarta dikirim dan dikunjungi oleh Mgr. Th. Lumanauw.
Saya membaca berita Pastor John Liku diangkat menjadi Uskup Auxiliaris pada 11 Oktober 1991. Disusul penunjukan sebagai Uskup Agung, 11 November 1994. Penahbisan pada 2 Februari 1992: Consecrator Utama adalah Mgr. Franciscus van Roessel CICM; Co-Consecratores adalah Mgr. Julius Riyadi Darmaatmadja SJ dan Mgr. Joseph Theodorus Suwatan MSC. Sedangkan Misa installatio sebagai Uskup Agung diosesan pada 19 Maret 1995 dipimpin oleh Dubes Vatikan, Mgr. Pietro Sambi.
Selama bertugas belajar di Institut Spiritualitas, Universitas Kepausan Gregoriana di Roma, 1981-1986, Pastor John tidak ingin kehilangan semangat pastoralnya. Maka beliau lebih suka menggunakan waktu-waktu liburan untuk berkarya di paroki, baik di Italia maupun di Jerman dan di Amerika Utara (Canada). Kerajaan-Nya semakin besar di Sulawesi Selatan-Tenggara-Barat sesuai dengan motto Mgr. John “Illum oportet crescere” (“Ia harus makin besar” - Yoh. 3:30).
Post Scriptum: Teman-teman se-alumni SPC, mari kita berdoa, bersyukur dan berbangga atas Perayaan 40 Tahun Tahbisan Imamat Mgr. John Liku-Ada’ (sesuai ungkapan ke-5 “Panca-Ungkapan Kasih Alumni SPC”). *** Penulis: Paul K. Somalinggi’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar