Keluarga besar Societas JMJ Provinsi Makassar pada hari Minggu, 20 Januari 2013, tampak bergembira dan bahagia. Karena dua kompatriot mereka Sr. Mariette Tumion JMJ dan Sr. Christina Salibal JMJ merayakan Sadwindu, 60 tahun hidup membiara. Bertempat di Kapel Biara St. Familia Rajawali Makassar, diadakan misa syukur yang dipersembahkan oleh Pastor Gilbert Keirsbilck CICM sebagai selebran utama dan Pastor Leo Paliling Pr. sebagai konselebran dan dilanjutkan dengan ramah tamah di Biara St. Familia Rajawali Makassar. Yang mulia Bapa Uskup, Keuskupan Agung Makassar, tampak larut dalam kegembiraan bersama dangan para imam, Frater, suster, keluarga dan tamu undangan, tumpah ruah di Rajawali untuk menyaksikan peristiwa langka tersebut, seraya mengucapkan selamat dan doa bagi kedua suster tersebut.
Profil
Sr. Christina S. JMJ dan Sr. Mariette T. JMJ, dua sosok yang diibaratkan pepatah yang mengatakan asam di gunung dan garam di laut bertemu di Societas JMJ. Itu karena mereka menampilkan dua karakter yang bertolak belakang. Sr. Mariette JMJ, yang lincah, energik, ceplas-ceplos bicaranya, dan berkarya dalam dunia pendidikan, serta mencintai orang kecil. Dibarengi oleh Sr. Christina JMJ yang kalem, sederhana, lemah lembut dan pendiam, dan berkarya dalam dunia kesehatan sehingga keduanya klop. Sr. Mariette T. JMJ terlahir dari Kel. Bapak Albert Yacobus Toemion dan ibu Monica Ratu, dengan nama panggilan Agnes, pada tanggal 31 Desember 1935 dan mengikrarkan kaulnya pada 20 Januari 1953. Sedangkan Sr. Christina S. JMJ terlahir dari Kel. Bapak Sampe Saliban dan ibu Kadang, dengan nama panggilan Martina, pada tanggal 24 Desember 1923 dan mengikrarkan kaulnya pada tanggal 20 Januari 1953.
Serigala kecil yang Mengerkah
Di mata para suster Societas JMJ, Sr. Mariette T. JMJ dan Sr. Christina S. JMJ, merupakan petualang cinta yang tangguh. Wow, jangan salah tafsir ya. Mereka sungguh petualang cinta Kristus sejati yang sungguh-sungguh menghayati dan mendalami kharisma pendiri societas JMJ yakni P. Mathias Wolf SJ, “Kesiapsediaan apostolik”. Itu yang membuat kedua suster ini tidak pernah betah dan kerasan di satu tempat, ingin selalu berpetualang. Sehingga kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja Tuhan kehendaki, melalui societas mereka harus pergi, maka hanya ada satu kata yang terbersit dalam pikiran dan ucapan mereka: “Siap”. Inilah bentara JMJ sejati. Dan bagaikan serigala yang mengerkah, mereka mengaumkan cinta yang dibarengi dengan pelayanan penuh suka cita, bagi siapa saja yang haus dan rindu akan belaian kasih Kristus.
Inilah Aku, Utuslah Aku
Suatu ungkapan sederhana, namun kaya makna, bagi para biarawan-biarawati, secara khusus para suster Societas JMJ, teristimewa bagi Sr. Mariette T. JMJ dan Sr. Christina S. JMJ yang menghayati kharisma Pater Mathias Wolf SJ, pendirinya, yakni “kesiapsediaan Apostolik”. Selama 60 tahun penyerahan diri mereka dengan hati yang tak terbagi kepada Kristus lewat Societas JMJ telah merambah belantara nusantara, sedangkan Sr. Kristina JMJ telah membentangkan layar mengarungi lautan dan lorong-lorong kehidupan dunia sampai akhirnya keduanya berlabuh di Provinsial Makassar untuk menikmati hasil kerja keras mereka dengan perayaan sadwindu, 60 tahun hidup membiara dan menyelesaikan sisa tugas yang belum terselesaikan sampai dimana Tuhan kehendaki. Sr. Mariette T. JMJ mengatakan, “Seandainya roda kehidupan ini masih boleh diputar kembali, maka Aku ingin hidup seribu tahun lagi untuk dapat melayani Tuhan dan sesama, terutama mereka yang hina dina hingga kerajaan Allah sungguh terjadi di muka bumi ini.”
Kaulku adalah kemuliaan Tuhan
Pater Gilbert Keirsbilck CICM sebagai selebran utama pada misa syukur, dalam khotbahnya, yang diinspirasikan dari Injil Lukas 12:22-34, mengatakan bahwa dalam menghayati kaul hidup membiara, bagi serigala-serigala muda JMJ, kita mempunyai dua sosok teladan yakni Sr. Mariette T. JMJ dan Sr. Christina S. JMJ, dimana triprasetia: kemiskinan, ketaatan dan kemurnian yang diikrarkan 60 tahun lalu, bukan hanya sekedar kata-kata hampa dan mati, melainkan hidup dan dihidupi secara sederhana dalam diri mereka berdua. Mereka mampu bertahan menghadapi cobaan dan godaan hingga saat ini, karena mereka mempunyai pemahaman yang sangat sederhana namun jelas. Tentang kaul kemurnian, tidak hanya sekedar menjaga dan mempertahankan mati-matian keperawanannya, tetapi soal keterbukaan hati untuk menanggapi rencana dan kehendak Tuhan bagi hidup mereka, sehingga dapat melayani dan mencintai Tuhan dan sesama dengan hati yang tak terbagi. Mengenai kaul ketaatan, tidak hanya sekedar manut dan nurut saja pada apa yang dikehendaki societas dan pemimpin komunitas, melainkan keterbukaan telinga agar peka mendengarkan bisikan Tuhan lewat maksud dan kehendak societas mengutus mereka kemana saja, sehinga tetap enjoy dalam melayani tanpa bersungut-sungut. Sedangkan untuk kaul kemiskinan, bukan berarti tidak memiliki apa-apa, miskin, atau hina dina, melainkan keterbukaan tangan untuk dirangkul dan merangkul Tuhan dan sesama, sehingga ada begitu banyak jiwa yang “digendong” kembali kepada Kristus. Itulah penghayatan kaul dari kedua suster kita sehingga mereka bisa tegar bertahan dalam kesetiaan sampai merayakan sadwindu 60 tahun hidup membiara. Dan inilah yang harus kita teladani sebagai biarawan-biarawati, terutama para kolega keluarga besar societas JMJ dari kedua suster sesepuh kita ini.
Proficiat Sr. Mariette T. JMJ dan Sr. Christina S. JMJ! Segenap keluarga besar Societas JMJ Provinsi Makassar, Manado, dan Jakarta, juga tak lupa dari nun jauh di seberang sana dari negeri kincir angin Belanda, Superior General Societas JMJ, mengucapkan selamat sadwindu, 60 tahun hidup membiara dan terima kasih atas pemberian diri kalian, suri teladan, cinta, dan pelayanan yang penuh suka cita yang telah kalian semaikan. Amboi suster, terus semangat!*** Penulis: Sr. Leonie Taroreh JMJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar