Pada 25-30 Januari 2013, bertempat di Biara Pusat Taman Tunas, Kongregasi Frater Hamba Hamba Kristus melaksanakan kapitel umum IV yang di hadiri oleh Rm. Darminta, SJ (Pastor Pendamping Kapitel), P. Frans Nipa, Pr (wakil KAMS), P. Jos van Roy, CICM (Pembimbing Rohani Frater HHK), dan 30 Frater HHK peserta kapitel.
Sidang umum Kapitel IV dibuka dengan misa yang dipimpin langsung oleh Bapa Uskup Keuskupan Agung Makassar, Mgr. John Liku-Ada’. Misa pembukaan ini bertepatan dengan perayaan Pesta Pertobatan St. Paulus, Rasul.
Beberapa harapan dalam homili Bapa Uskup: Frater peserta kapitel, hendaknya menjadikan momen ini penuh berkat yang membawa pembaharuan dalam tarekat kita seperti spiritualitas Paulus. Masing-masing anggota diharapkan mampu menjadi “Pelita Pembawa Terang” kepada masyarakat, karena dunia kita pada zaman ini tidak memberi ruang kepada Allah; yang tampak dalam sikap-sikap seperti kebencian, saling menjatuhkan, kegagalan yang terjadi di mana-mana. Lewat kapitel ini menjadi masa pendalaman akan perjalanan Tarekat selama 5 tahun sejak kapitel III yang lalu, dan juga dalam momen ini perlu membangun semangat pertobatan sehingga masuk dalam interiorisasi. Para Frater diharapkan lebih menghayati jiwa konstitusi pasal 119, yang menekankan tentang perlunya membangun dan menghidupkan semangat persaudaraan dan cintakasih menjadi “Garam dan Terang Dunia”. Dan lewat kapitel ini diharapkan ada pembaharuan dan perubahan ke arah yang lebih baik untuk perjalanan Kongregasi lima tahun ke depan.
Dalam pertemuan di hari-hari selanjutnya, peserta kapitel mendengarkan laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Umum periode 2008-2013. Laporan DPU ini berpijak pada matriks yang telah dibuat dan disusun sebagai pedoman dan penuntun Tarekat selama lima Tahun. Hal-hal yang menjadi bahan laporan pertanggungjawaban DPU adalah sebagai berikut:
* Pendalaman Konstitusi sebagai pedoman hidup
Dalam Pelaksaan belum terwujud secara teratur sesuai dengan kesepakatan dalam kapitel sebelumnya. Pada tahun 2009-2010 dicanangkan sebagai tahun Konstitusi di mana diharapkan selama tahun itu setiap pribadi dan komunitas membaca, merenungkan, dan mengamalkannya dalam hidup sehari-hari.
* Menggali semangat Pendiri dan Spiritualitas Pelindung Kongregasi
Sudah terlaksana dalam bentuk buku dan para frater mencoba menemukan nilai kerohanian dari semangat Bapa pendiri, Para pelindung Kongregasi, dan hal ini dicanangkan khusus pada tahun 2011-2012.
* Pembinaan (Postulat, Novisiat, Yuniorat, Bina Lanjut)
Sudah terlaksana, namun belum ada modul atau pedoman pembinaan untuk setiap tingkatan.
* Perutusan Kongregasi
Tenaga Pastoral, Pendampingan kaum muda, tetap berjalan dengan baik sesuai dengan tugas yang dipercayakan Kongregasi kepada masing-masing anggota dan komunitas di mana mereka berada. Dalam kaitan dengan tugas perutusan ini, penyediaan dan pembenahan asrama putera-puteri, baik di Makassar maupun di luar Makassar terus diperhatikan.
* Finansial/Keuangan kongregasi
Kongregasi masih mangandalkan subsidi dari Yayasan Taman Tunas yang merupakan gaji/honor para frater yang berkarya di sekolah-sekolah. Juga sudah ada investasi di KWI.
* Karya-karya Kongregasi
Kongregasi masih berfokus pada pendidikan formal, mulai dari tingkat TK-SMA. Sedangkan karya alternatif yang diusahakan Kongregasi, seperti: Pertanian, Peternakan, dan kesehatan sedang dalam proses persiapan, walaupun yang sudah ada belum memberikan hasil yang memadai atau yang diharapkan oleh Kongregasi).
* Harta benda Kongregasi
Hampir di setiap komunitas memiliki tanah yang bersertifikat dan upaya pengelolahan aset yang ada.
* Pastoral
Para Frater pada umumnya terlibat dalam kegiatan pastoral seperti pembentukan umat , pendampingan dan pendalaman iman umat baik di rukun, lingkungan maupun di Paroki di mana Komunitas berada.
* Justice and Peace
Belum terlaksana karena belum memiliki tenaga yang dipersiapkan khusus dalam bidang ini.
* Komunitas mandiri
Ada beberapa Komunitas yang sudah mandiri dan mencoba mengembangkan potensi yang ada di komunitas tersebut. Misalnya mengolah lahan yang dimiliki oleh komunitas untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap hari. Ada gerakan cinta Kongregasi berupa dana Solidaritas, dana kesehatan dan dana Pendidikan yang setiap bulan dikirim ke kongregasi.
* Komunitas baru
Kongregasi membuka beberapa komunitas baru seperti: Komunitas studi di Jogjakarta-Keuskupan Agung Semarang (Jateng), Baras-Mamuju Utara (Sulbar), Mbay-Flores Tengah – Keuskupan Agung Ende(NTT), Parepare (Sulsel), dan Lewoleba-Flores Timur-Keuskupan Larantuka (NTT) dan sampai saat ini komunitas tersebut masih berjalan dengan baik.
* Keanggotaan lima tahun terakhir
Jumlah anggota Kongregasi dalam kurun waktu lima tahun terakhir adalah sebagia berikut:
Kaul Kekal : 35 Frater
Junior : 37 Frater
Novis I : 3 Orang
Novis II : 3 Orang
Postulan :10 Orang
* Sekretariat Kongregasi
Belum ada tenaga khusus untuk menata sekretariat sebagai tempat pengarsipan dokumen, data penting Kongregasi.
* Ekonomat Kongregasi
Belum ada tenaga khusus untuk menangani bidang keuangan yang lebih kompenten, dan masih dalam proses persiapan.
* Peresapan Karisma dan Spiritualitas Kongregasi
Diupayakan dilakukan di komunitas lewat refleksi pribadi, doa bersama, rekoleksi,dan juga retret tahunan bersama.
KEPUTUSAN DAN REKOMENDASI
Setelah laporan Pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Umum periode 2008-2013, selanjutnya ada tanggapan dan menghasilkan beberapa keputusan dan rekomendasi yang akan ditindaklanjuti oleh Dewan Pimpinan Umum yang baru periode 2013-2018.
Kapitel IV ini berhasil menemukan arah dan pedoman yang menyangkut kedalaman hidup, yang merupakan identitas diri para frater yakni “JADILAH GARAM DUNIA” (Mat 5:13).
Tantangan abad ke-21 adalah bagaimana menjadi pendengar. Para Frater Hamba-Hamba Kristus dipanggil menjadi garam berarti juga menjadi pendengar yang baik. Pendengar yang baik itu mendengar dengan seluruh indera, masuk dam kontemplasi, sehingga memiliki ketajaman-ketajaman indera untuk dapat melihat Yesus dalam diri orang- orang lain, dengan demikian kita tetap memiliki penghargaan terhadap mereka yang hina sekalipun.
Garam adalah hidup yang bersahabat. Garam bukan karena identitas dirinya yang asin, tetapi ia tetap memiliki identitas sendiri yang jika masuk ke tempat lain tidak mengubah identitas tempat itu. Garam juga adalah daya tahan yang membuat hidup lebih kuat dan bertahan, awet. Dunia sekarang ditandai dengan kekerasan. Untuk menghadapi kekerasan, para Frater Hamba Hamba Kristus menggunakan cara kerja garam. Bisa masuk tanpa memaksa, masuk tanpa mengubah identitas orang lain. Menghadapi situasi demikian, para Frater Hamba Hamba Kristus hendaknya memiliki ciri kontemplatif sekaligus menjadi karakter yang mengandung nilai-nilai rohani.
PEMILIHAN PEMIMPIN UMUM DAN DEWAN PIMPINAN UMUM UNTUK PERIODE 2013-2018
Hari terakhir dalam pelaksanaan kapitel Umum IV yakni; pada 30 Januari 2013, para peserta kapitel mengadakan pemilihan Pemimpin Umum dan Dewan Pimpinan Umum Kongregasi Frater Hamba Hamba Kristus. Para Frater yang terpilih adalah sebagai berikut:
1. Pemimpin Umum: Fr. Bernardus Raba’, HHK
2. Wkl Pemimpin Umum: Fr. Apolinaris Ta’a, HHK
3. Anggota : Fr. Stanislaus La Usu Podi, HHK
4. Anggota : Fr. Arnold Maria Banin, HHK
5. Anggota : Fr. Eduardu C. Kota, HHK
MISA PENUTUPAN
Pelaksanaan kapitel umum IV Kongregasi Frater Hamba Hamba Kristus diakhiri dengan misa penutupan Kapitel di Kapel Frateran Taman Tunas pada pukul 12.00 siang, dipimpin oleh Pastor Frans Nipa, Pr sebagai wakil uskup, bersama Romo Darminta, SJ (Pendamping kapitel) dan Pastor Jos van Roy, CICM (Pembimbing Rohani Frater HHK). Dalam misa ini juga diadakan serah terima tugas kepemimpinan dari DPU yang lama periode 2008-2013 ke DPU terpilih 2013-2018, sekaligus Pengukuhan DPU yang baru. *** Penulis: Fr. Arnold Maria Banin HHK, Sekretaris Kongregasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar