“Bapa bersukacita memandang hati Santa Perawan Maria Tersuci, sebagai karya tangan-Nya yang paling agung; Putera bersukacita atas hati Bunda-Nya, sumber darimana Ia mendapatkan Darah-Nya yang telah menebus kita. Roh Kudus bersukacita atas bait-Nya. Sungguh kehadiran Santa Perawan dapat diperbandingkan dengan seberkas sinar matahari yang cemerlang di pagi yang berkabut. ” (Maria Vianney tentang Bunda Maria)
Kutipan dari katekese Santo Yohanes Maria Vianney tentang Santa Perawan Maria di atas sungguh hadir dalam perayaan Yubelium 25 tahun Bukit Ziarah Maria Pena, 26-28 Oktober 2012, ketika 5000 orang lebih dari seluruh wilayah Keuskupan Agung Makassar plus dari Sulawesi tengah, Jawa dan Luar Negeri berbondong-bondong mengunjungi Bunda Maria di Bukit Ziarah Pena. Rombongan peziarah tiba dan segera mendapat sambutan pengaturan kendaraan oleh Dinas perhubungan, polantas resort Mamasa, satuan Pamong Praja Kabupaten Mamasa dan penduduk setempat yang semua bersedia menjadi tuan rumah atas peziarah Pena meskipun mereka mayoritas non- katolik namun bergembira atas datangnya para peziarah Pena. Perayaan Syukur yang dipersiapkan selama beberapa tahun ini terangkai dalam tiga hari kegiatan perayaan besar yakni didahului dengan lomba Panduan Suara Lagu Maria tingkat Keuskupan Agung Makassar, Jumat, 26 Oktober. Hari kedua, tanggal 27 Oktober sebagai perayaan seremonial syukur atas 25 tahun Bukit Ziarah Pena dimulai dengan seminar dan katekese sehari tentang Maria, siapa dan bagaimana peranan dalam hidup beriman kita. Sore hari puncak seremonial pembukaan resmi perayaan 25 tahun bukit Pena oleh Gubernur, kemudian prosesi lilin yang ditutup dengan salve. Hari Minggu, 28 Oktober sebagai puncak seluruh syukur 25 tahun Bukit Ziarah Pena ditutup dengan perayaan ekaristi konselebrasi.
I. Parade Lomba Lagu Maria tingkat Keuskupan Agung Makassar, 26 Oktober 2012
Berawal dari keprihatinan semakin jarangnya pengenalan akan lagu bertemakan Maria dan sepanjang sejarah Keuskupan ini belumlah pernah diselenggarakan pergelaran lagu Maria yang membawa suasana devosi yang agung. Peserta yang berhasil tampil sebagai juara adalah: Juara pertama diraih oleh paduan suara dari PS.Serafim paroki Kare, juara kedua oleh PS. STIK Stella Maris Makassar, Juara III oleh PS. Cantus Firmus Paroki Makale, dan Juara keempat Paroki Tello dan juara Kelima Paroki Nonongan. Bapa Uskup yang hadir menyaksikan parade Lomba lagu Maria ini sangat berharap bahwa kebiasaan untuk meningkatkan devosi kita pada Bunda Maria dapat juga dilakukan dalam nyanyian lagu Maria. Maka sangat diharapkan bahwa setiap tahun diadakan lomba yang demikian di bukit ziarah Pena ini.
II. Perayaan Yubelium 25 Tahun Bukit Pena’ : Mengenal Bunda Maria, 27 Oktober 2012, dan Perayaan Syukur Bersama
Perayaan Syukur Yubelium 25 tahun Bukit Ziarah Maria Pena dimulai dengan seminar dan katekese tentang Maria oleh Pastor Marsel Lolo Tandung, Pr. Seminar ini sebagai awal pengenalan akan sosok Bunda Maria yang sering diandaikan dikenal padahal sebetulnya belum dikenal dan mengena sungguh dalam hati. Benarlah kata pepatah, “tak kenal maka tak sayang”, maka perayaan syukur ini diawali dengan pengenalan yang mendalam tentang siapa dan apa peranan Bunda Maria dalam kehidupan beriman kita. Pada seminar dan katekese yang diikuti kurang lebih tiga ribu umat ini membawa dampak pada diri umat untuk semakin meneladan Maria dan juga semakin terpanggil untuk memiliki devosi bersama Bunda Maria menuju Yesus Kristus, per Mariam ad Jesum. Dalam Seminar dan katese tersebut Pastor Marsel sebagai pemateri juga mengutip bagaimana saudara-saudara kita dalam Al-Qur’an juga banyak sekali mengutip dan memuji tokoh Bunda Maria, masakan kita orang yang beriman pada Kristus dan menyebut diri Murid Kristus justru tidak menerima Maria sebagai Bunda kita juga. Dalam peristiwa salib, Yesus menyerahkan Ibu-Nya kepada murid-Nya. Seminar ini akhirnya mengajak umat untuk sungguh meneladan Maria dan setia berdevosi agar hidup seturut teladan Maria yang setia pada Yesus Kristus, Puteranya.
Sore hari perayaan Syukur dimulai pukul 16.00 dengan menantikan kehadiran pemerintah dan seluruh masyarakat sekitar Sulawesi Barat. Dan tepat pukul 17.00, rombongan Gubernur Sulawesi Barat yang terdiri dari ketua DPRD Provinsi Sulbar, Sekda Provinsi, kepala-kepala Dinas Provinsi yang berjumlah 64 orang, rombongan Bupati Mamasa yang terdiri dari Sekda, Kapolres, kepala-kepala Dinas Kabupaten, Rombongan Bapak Yan Manggesa dari Jakarta, para Uskup dan para imam menuju pelataran Gua Maria yang luasnya mencapai 96x110m persegi penuh sesak oleh ribuan umat dan masyarakat (yang terdaftar dalam buku tamu 4860 orang) yang akan mengikuti perayaan syukur 25 tahun Bukit Pena. Perayaan ini dimulai dengan pembacaan sejarah singkat perjalanan 25 tahun Bukit Pena, dan parade budaya Mamasa yang sangat indah nan elok. Pada sambutan Pastor Paroki Mamasa, P. Vius Octavian, Pr. sebagai Panitia mengajak umat Katolik walau kecil harus berbuat yang besar untuk Tanah Mamasa yang indah ini. Dengan berbuat yang besar walau kita kecil, kita dapat memberi warna yang indah untuk Tanah Mamasa. Kemudian menyusul Bupati Mamasa H. Ramlan Badawi memberi sambutan dengan menyampaikan terima kasih bahwa umat Katolik telah memberikan satu nilai di mata dunia akan Mamasa yang hampir tidak pernah mendapat lirikan dunia luar ini. Karena itu Bupati berjanji untuk membantu penyelesaian Bukit Ziarah Pena ini dengan mengucurkan dana pemerintah Daerah Mamasa 250 juta untuk tahun 2013. Uskup Agung Makassar, Mgr. John Liku Ada’ Pr. dalam sambutannya sebagai wakil Gereja Lokal KAMS menegaskan akan masa depan Sulawesi Barat dan Posisi Tempat Ziarah Gua Maria Pena akan mendapat tempat yang strategis dalam peta tujuan wisata dunia kelak. Uskup menegaskan hal ini dengan harapan seluruh pihak memikirkan dan mengambil bagian dalam pengembangkan tempat ziarah yang sangat indah alam dan posisi di mata dunia dan tentunya di kalangan umat Katolik KAMS dan masyarakat Sulbar dan terlebih khusus masyarakat Mamasa. Sebagai penutup sambutan dibawakan oleh Gubernur Sulawesi Barat H. Anwar Adnan Saleh juga sangat memuji umat Katolik yang telah memberi warna yang sangat baik Sulawesi Barat di mata dunia. Gubernur menegaskan bahwa telah mengelilingi tiga perempat dunia dan Patung serta Gua Maria di Pena ini adalah yang terbesar di dunia, dengan demikian Gua Maria Pena menjadi aset dunia yang dimiliki oleh Sulawesi Barat. Sebagai pemerintah Provinsi Sulbar, Gubernur menyatakan bertanggung jawab akan terselesainya Bukit Ziarah Pena ini dengan menyumbangkan dana 600 juta dari anggaran Pembangunan Provinsi Sulbar, bahkan akan mendapat perhatian khusus untuk penyediaan sarana-sarana utama seperti jalan dan penerangan untuk seluruh lokasi Bukit ziarah ini. Dan akhirnya sebagai penutupan perayaan syukur, Gubernur bersama Uskup Agung Makassar memukul gong tanda dibukanya perayaan 25 tahun Bukit ziarah dan menjadi simbol hadirnya aset dunia di Mamasa, Sulawesi Barat. Gubernur Sulbar mengajak seluruh peziarah yang diperkirakan mencapai 5000 orang peserta lebih dan seluruh elemen masyarakat dan pemerintah yang hadir untuk mengambil bagian dalam penyelesaian Bukit Ziarah Pena ini.
Malam hari puncak Perayaan ditutup dengan prosesi lilin yang menempuh rute kurang lebih 700 meter dari kapel stasi Pena menuju Gua Maria dan dilanjutkan dengan salve sembah puji pada sakramen Mahakudus. Dalam gereja kita mengenal Maria, dan Gereja membawa kita pada Bunda Maria dan besok hari umat akan diantar oleh Bunda Maria mengikuti jalan salib Kristus. Maria mengajak kita bersama-sama mengikuti jalan sengsara Kristus.
III. Penutupan Yubelium 25 Tahun Bukit Ziarah Pena: Jalan Salib dan Misa Konselebrasi
Waktu Subuh jam 05.00, kabut, dingin, suara sungai, lambaian pinus yang ikut merasakan dinginnya bukit Pena’ menjadi kesan sendiri sehingga begitu banyak peziarah yang telah siap mengikuti jalan salib Kristus bersama Bunda Maria. Bahkan sepanjang malam begitu banyak peziarah yang tidak beranjak berdoa dari pelataran Gua Maria bahkan beberapa kelopok kecil bergantian melakukan jalan salib sepanjang malam. Sungguh kecintaan umat akan Bunda Maria sangatlah mewarnai animo umat dalam peziarah di Bukit Ziarah Pena kali ini. Pembagian kelompok jalan salib dalam enam kelompok dalam setiap tiga puluh menit dan ditutup dengan kelompok jalan salib hidup yang dilakukan oleh Kelompok Teater OMK Paroki Kare, kevikepan Makassar. Penghujung jalan salib adalah perayaan ekaristi sebagai perayaan kebangkitan Kristus dan pada ekaristi kali ini dipimpin langsung oleh Uskup Agung Makassar sebagai selebran utama didampingi oleh Pastor Paroki Mamasa P. Vius Octavian Pr. Dan Vikep Sulbar P. Martinus Pasomba Pr. dan bersama Uskup Emeritus Banjarmasin Mgr. Prajasuta MSF, Vikep Makassar P. Alex Lethe Pr, Vikep Toraja P. Frans Arring,Pr., dan imam-imam yang berasal dari kevikepan Sulawesi Tenggara, kevikepan Toraja, Luwu Raya, Sulbar, kevikepan Makassar, dan Keuskupan Kalimantan.
Perayaan misa syukur yang diadakan di pelataran gua Maria kali ini memang berbeda dari tahun-tahun biasanya yang diadakan di gereja Pena, namun karena ribuan umat yang hadir maka tidaklah memungkinkan untuk perayaan misa di tempat yang sempit dan memang masih dalam tahap pembangunan. Iringan paduan suara dari PS. Magnificat yang merdu membawa suasana yang amat agung sepanjang perayaan Ekaristi. Ditambah ornamen hiasan khas Mamasa dengan paduan bunga indah dari Paroki Katedral semakin menambah semarak suasana perayaan. Tepat pukul 12.00 perayaan syukur selesai dan seluruh umat kembali, dan hingga malam barulah seluruh rombongan peziarah meninggalkan Bukit Pena berhubung begitu padat kendaraan sehingga membawa kemacetan yang luar biasa.
Proficiat atas perayaan 25 tahun Bukit ziarah Pena, kita semua berharap semoga tempat ziarah milik KAMS ini sungguh kelak menjadi tempat yang layak untuk peziarahan rohani umat. Kita percaya dan berdoa serta menaruh harapan semoga di tahun depan Bukit Ziarah Pena ini telah selesai dan dapat diresmikan sebagai tempat doa yang representatif. Bunda Maria mendoakan kita.*** Penulis: P. Vius Octavian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar