Selasa, 17 Juli 2012

Misa Agung Yubileum 75 Tahun: Komitmen Baru untuk Melayani agar Segala-galanya Menjadi Baik


Sabtu, 2 Juni 2012, sekitar 10 ribu umat Katolik, berasal dari 44 paroki (dan 1 paroki persiapan) dan pelbagai unit kategorial yang tersebar di 3 provinsi pemerintahan (Sulsel, Sultra dan Sulbar)  berbondong-bondong datang menghadiri Misa Agung di Gedung Celebes Convention Center (CCC) Tanjung Bunga.
              Acara baru dimulai pk 16.00 sore namun sebelum tengah hari, umat dengan kerinduan besar sudah datang lebih awal. Memang, acara puncak tersebut sudah lama disiapkan dan sepanjang waktu tsb panitia terus membuat sosialisasi dan motivasi melalui brosur dan baliho di semua paroki dalam KAMS; sekitar 3 minggu sebelum hari H dipasang  baliho-baliho  raksasa di sejumlah titik strategis dalam Kota Makassar.
Misa Agung berlangsung 2 jam dan sesudahnya disambung acara ramah-tamah. Hadir dalam acara ini  Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan - Bpk. Syahrul Yasin Limpo; Walikota Makassar – Bpk. Ilham Arief Sirajuddin; Ketua Dewan Mesjid Sulsel – Bpk. H.M. Amin Syam; Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI Bpk. Antonius Semara Duran ; Komjen Pol. Gories Mere; Bpk. O.C. Kaligis dan FKUB Propinsi Sulawesi Selatan beserta pejabat lainnya. Penutup acara terjadi pada pk. 22.00 Wita. 

1. MISA AGUNG DI CCC TANJUNG BUNGA: PUNCAK RANGKAIAN KEGIATAN YUBILEUM 75 THN KAMS DAN KARYA CICM DI INDONESIA
Misa Agung di CCC Tanjung Bunga menjadi pesta syukur iman keluarga besar KAMS  dan CICM di Indonesia berkenaan penyelenggaraan ilahi yang melalui pasang surut sejarah selama kurun waktu 75 tahun menjadikan segala-galanya baik. Karena bernuansa pesta syukur, maka panitia mengemasnya dengan sangat meriah dan luar biasa.  Misa Agung ini dipimpin langsung oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia (Nuncio), Mgr. Antonio Guido Filipazzi didampingi Mgr. John Liku-Ada’ dan Mgr. Mandagi MSC, yang mewakili Ketua KWI. Selain mereka ada juga 8 uskup tamu, provinsial kongregasi CICM dan MSC, beserta Pastor Vikjen dan 5 Vikep KAMS ikut mengelilingi altar. Lebih dari 110 imam projo dan kongregasi yang bekerja di wilayah KAMS hadir merayakan ekaristi kudus ini. Paduan suara massal yang dipimpin P. Leo Paliling dengan melibatkan lebih 460 orang penyanyi semakin memperkuat kemeriahan dan kesemarakan Misa Agung tsb. 
Pesta syukur iman ini sesungguhnya merupakan ujung dari perjalanan panjang panitia bersama segenap komponen terkait jauh-jauh hari sebelumnya. Tepat pada perayaan pesta Santa Perawan Maria diangkat ke surga tahun 2011 lalu, Bapa Uskup Mgr. John Liku-Ada’, melantik dan meneguhkan Panitia Pelaksana Perayaan Yubileum dan Sidang Sinode KAMS 2012. Panitia mendapat mandat untuk melaksanakan dan menyukseskan pelaksanaan Sidang Sinode KAMS dan sekaligus untuk mempersiapkan perayaan pesta Yubileum 75 tahun gereja lokal dan karya misi CICM di Indonesia.
Dalam perjalanan, kepanitian telah melaksanakan beberapa program kerja yang diharapkan dapat mewakili kelompok-kelompok yang ada.  Kegiatan tersebut antara lain : HUT Sekami, yang menghadirkan sekitar 1000 anak sekami - Seminar Pendidikan - Seminar Keluarga - Jalan Santai Keluarga yang dihadiri sekitar 5000 umat - Sepeda Santai yang dirangkaikan dengan penanaman 7500 pohon - Malam Peduli Keuskupan Agung Makassar - KAMS FAIR, yang diikuti oleh tarekat dan Ormas dalam wilayah KAMS - Safari Sinode ke paroki-paroki dalam wilayah Kota Makassar - Napak Tilas CICM 75 tahun dalam karya pelayan.
Yang menjadi momen penting dari seluruh kegiatan adalah Sidang Sinode Diosesan KAMS tahun 2012 yang dilaksanakan selama 5 hari dari tanggal 27 s/d 31 Mei 2012 yang dihadiri oleh 230 umat yang merupakan perwakilan dari semua kelompok dan paroki dalam wilayah Keuskupan Agung Makassar yang meliputi Propinsi Sulawesi Selatan – Propinsi Sulawesi Tenggara – Propinsi Sulawesi Barat. Selama lima hari para delegasi yang datang dari 44 Paroki dan Ormas serta kelompok yang ada dalam wilayah KAMS berhasil merumuskan visi bersama yakni Gereja Lokal KAMS, yang bersosok kawanan kecil tersebar, sebagai pelayan berdasarkan dan berpolakan Yesus Kristus, yang terus-menerus membaharui diri, mewartakan Kerajaan Allah dengan meresapi tata-dunia, sehingga segala-galanya menjadi baik. Dan untuk sampai kepada visi tersebut, ditetapkanlah misi yang meliputi 8 bidang yakni bidang keluarga – bidang pendidikan – bidang kesehatan – bidang budaya – bidang ekonomi – bidang politik – bidang sarana prasarana – bidang re-evangelisasi. Sidang Sinode juga merumuskan strategi-strategi yang untuk selanjutnya perlu di-break-down ke dalam prioritas program kerja dari masing-masing kevikepan/unit kerja.

2. HOMILI DUBES VATIKAN: TIGA PETUNJUK UNTUK PERJALANAN KE DEPAN
Nuncio memulai homilinya demikian: “Yubileum yang sedang kita rayakan bagaikan sebuah pemberhentian dalam perjalanan: kita beristirahat sebentar untuk meninjau kembali perjalanan yang sudah kita tempuh, serta memandang perjalanan untuk masa depan.” Lalu dilanjutkan “Kita mesti memandang sejarah kita untuk bersyukur kepada Tuhan dan memulai perjalanan kita kembali dengan semangat baru… Kita memperingati anugerah-anugerah yang sudah kita terima, guna memperkuat pengharapan kita dalam menghadapi berkat kasih karunia Allah. Kita memandang dedikasi mereka - yang mendahului kita dalam iman – guna memperoleh semangat baru dan menjadi orang yang berbesar hati dalam menghayati Injil.”
Tiga petunjuk digaris-bawahi Nuncio untuk perjalanan KAMS ke depan, sbb:
Anak-anak Pater Theophile Verbist sudah tiba di Makassar pada tahun 1937, didorong semangat misioner pendiri mereka, yang ingin agar mereka bertugas di mana Kristus belum dikenal, di daerah di mana karya misi sedemikian sulit. Nuncio mengajak, semoga KAMS tetap memelihara semangat dari pater Verbist (pendiri Tarekat CICM) dan anak-anaknya dalam mewartakan Injil di mana saja dan dalam situasi apa saja, bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun.
Dalam dokumen pendirian Prefektur Apostolik Makassar dinyatakan bahwa pendirian wilayah gerejawi yang baru, dimaksudkan untuk menyebarluaskan pewartaan Injil, dengan melibatkan tenaga misioner yang baru. Ada bahaya bahwa kita merasa aman dan puas dengan apa yang sudah ada dan kurang terbuka untuk mengembangkan secara kuantitatif maupun kualitatif kehidupan Gereja.
Para misionaris CICM telah memberi perhatian khusus pada pembentukan tenaga imam projo lokal. Dan untuk itu thn 1953 didirikanlah Seminari Sto. Petrus Claver. Promosi, pemeliharaan dan pembentukan panggilan-pangilan imam, frater dan suster adalah unsur terpenting dalam hidup misi seluruh Gereja dan setiap Gereja Lokal.

3. TANDA PENGHARGAAN TOKOH SEJARAH
Melalui Misa Agung, keluarga besar KAMS mengenangkan dan bersyukur atas karya penyelenggaraan dan penyertaan Allah selama kurun waktu 75 tahun. Karya ilahi tsb khususnya menjadi nyata melalui sejumlah peristiwa historis monumental yang melibatkan baik imam, religius maupun awam. Maka dipandang perlu memberikan tanda penghargaan kepada mereka sebagai ungkapan terima kasih dari Gereja Lokal KAMS sekaligus diharapkan menjadi motivasi dan inspirasi bagi segenap komponen dalam Gereja Lokal KAMS ke depan. Untuk itu panitia, selain mengurus banyak agenda kegiatan yubileum, juga mengadakan seleksi berkenaan pemberian tanda penghargaan tsb.
Berdasarkan seleksi tsb, Uskup KAMS mengeluarkan surat penetapan dan penghargaan diberikan berdasarkan 8 (delapan) kategori bidang, sbb:
a. Bidang pewartaan (penolong, guru agama, anggota Dewan Gereja)
b. Bidang pendidikan
c. Bidang kesehatan
d. Bidang sosial-budaya
e. Bidang sosial-kemasyarakatan
f. Bidang pertanian
g. Bidang sosial-ekonomi
h. Bidang khusus (pencipta Himne KAMS dan Panitia Pelaksana Sinode dan Yubileum 75 Tahun Gereja Lokal KAMS).
Penyerahan tanda penghargaan tsb dilaksanakan sesudah rangkaian acara sambutan dan diterima langsung ybs atau oleh keluarga/pimpinan mewakili mereka yang sudah meninggal.

4. PERTAMA KALI: VISUALISASI SEJARAH KAMS, UMAT HISTERIS MENYAKSIKAN
Puncak keharuan terjadi ketika dipentaskan drama kolosal, visualisasi sejarah tentang perjalanan, suka duka perziarahan Keuskupan Agung Makassar selama 75 tahun, buah sentuhan seni Bpk. Santonio dari Surabaya. Umat yang hadir sekitar 10.000 orang terpukau dan histeris menyaksikan pementasan ini. Melalui layar besar di beberapa titik membuat umat bisa melihat dengan jelas perjalanan KAMS yang menceritakan banyak peristiwa dan tokoh-tokoh yang bersejarah dari awal masuknya agama Katolik ke bumi Angin Mammiri, momen terbentuknya hirarki KAMS dan segala kegiatan yang dibuat oleh KAMS  untuk umat dan masyarakat luas sampai detik perayaan Yubileum.
Salah satu adegan pementasan yang sangat mengharukan adalah ketika thn 1641 Malaka di bawah Portugis jatuh ke tangan pasukan kompeni (VOC). Umat Katolik di sana secara berangsur mengungsi ke Makassar, bahkan juga Vikjen Malaka Paulo d’Acosta ikut dalam rombongan pengungsian tsb. Di Makassar mereka mendapatkan perlindungan dari Sultan Alauddin dan Patihnya Karaeng Pattingaloang. Dalam arti tertentu, Makassar saat itu menjadi pusat Gereja Katolik di Asia Tenggara. Namun dalam perjalanan waktu, Sultan Hasanuddin kalah melawan VOC dan ditanda-tanganilah Perjanjian Bungaya (1667). Akibatnya, orang Katolik wajib hengkang meninggalkan Makassar.
Kegiatan pementasan drama kolosal tsb diikuti oleh 75 orang muda dari berbagai kelompok – Frater dan Suster JMJ. Dokumentasi seperti ini pertama kali dibuat dan karena itu untuk selanjutnya dibutuhkan penyempurnaan terus-menerus.

5. CLOSING: PROSESI KUE JUMBO 75 TAHUN
Di ujung acara, ada prosesi kue jumbo ulang tahun ke-75 KAMS dan Karya CICM di Indonesia.  Pejabat gereja serta pemerintahan kota dan provinsi diundang ke atas panggung untuk bernyanyi dan dilanjutkan dengan pemotongan kue.  Begitu besar suka cita yang dirasakan seluruh umat, Pastor, Suster, Frater dan Bapa Uskup Agung KAMS, Mgr. John Liku-Ada’ karena sangat terasa gerakan umat yang begitu besar akan kepeduliannya terhadap perutusan KAMS di tengah masyarakat. Hiruk pikuk kegiatan Yubileum 75 Tahun yang sarat makna ini menjadi optimisme ke depan sekaligus modal untuk berjalan bersama (syn’odos) dalam rangka mengawal Keuskupan Agung Makassar menjadi lebih baik lagi. “Dia menjadikan segala-galanya baik”.
PROFICIAT, Keuskupan Agung Makassar dan Karya CICM di Indonesia!*** Penulis: Panitia OC Sinode

Tidak ada komentar: