Selasa, 18 Desember 2007
Menyongsong Munas Unio 2008 di Makassar
Unio adalah nama sebuah wadah persaudaraan para imam diosesan, atau yang di Indonesia dikenal dengan nama imam praja. Secara internasional wadah ini dikenal dengan nama Union of Apostolic Clergy. Meskipun keanggotaannya tidak mengikat, wadah ini dimaksudkan untuk menggalang kebersamaan dan persaudaraan, sarana yang mempertemukan untuk saling berbagi pengalaman, saling mendukung dan saling membantu bahkan untuk saling menyemangati manakala semangat mulai memudar. Secara aktual hal ini terwujud baik dalam perjumpaan informal maupun dalam pertemuan yang bersifat formal. Saling mengunjungi, saling memperhatikan, saling berbagi dan saling menguatkan di tengah-tengah pelayanan harian, di sanalah para anggotanya mewujudkan kebersamaan dan persaudaraan ini.
Di Keuskupan Agung Makassar para anggota Unio bertemu secara formal sekurang-kurangnya sekali setahun dalam pertemuan yang biasanya diadakan setelah tahbisan imam. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk menerima secara resmi para imam baru masuk ke dalam wadah persaudaraan ini, sekaligus untuk mengadakan sharing dan refleksi bersama.
Wadah ini berdiri secara otonom di setiap keuskupan dan secara nasional dipersatukan dalam kepengurusan Unio Indonesia. Pengurus Unio Indonesia dipilih secara aklamasi setiap tiga tahun melalui suatu Musyawarah Nasional Unio Indonesia. Momen perjumpaan pada pemilihan pengurus baru untuk tingkat nasional tersebut sekaligus digunakan untuk mengadakan sharing pengalaman dan refleksi bersama atas tantangan pastoral yang dihadapi oleh para imam praja di dalam karya pelayanannya. Wadah nasional ini bermaksud untuk mempererat persaudaraan dan mengembangkan jaringan komunikasi antar imam diosesan se-Indonesia.
Pada tanggal 4-11 Agustus tahun 2008, Unio Keuskupan Agung Makassar, berdasarkan mandat dari Munas terakhir di Bali pada tahun 2005, diberi kepercayaan untuk menyelenggarakan Musyawarah Nasional. Dalam rencananya, para peserta Munas kali ini ingin memusatkan refleksinya pada pengembangan misi imam diosesan dalam konteks kultur di mana ia berkarya. Arah refleksi ini tidak lain daripada pemahaman akan konteks konkret umat dan masyarakat setempat yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas hidup dan karya misioner para imam diosesan Indonesia. Tema yang dipilih untuk Munas kali ini adalah: IMAM DIOSESAN DI TENGAH KONTEKS MULTIKULTURAL, dengan sub tema: Belajar dari Refleksi Historis Karya Imam Praja dalam Gereja Lokal KAMS.
Untuk mengembangkan refleksi inilah para peserta diajak untuk mengadakan “live in” di tengah-tengah umat dan masyarakat. Mereka akan disebar di rumah-rumah umat untuk mengalami kehidupan konkret umat. Dengan cara live in ini, para peserta diharapkan dapat berinteraksi bersama dengan umat. Pengalaman live in inilah, yang akan diperkaya dengan masukan dari nara sumber ahli, kemudian akan diolah sebagai bahan “laboratorium sosial” dalam refleksi, diskusi, dialog dan tentu saja doa bersama, sehingga peserta Munas dapat pulang membawa suatu model kehidupan imam dan umat.
Munas ini akan dilaksanakan di dua tempat secara berkesinambungan:
Tanggal 4-6 Agustus 2008, yang kebanyakan diisi dengan sidang-sidang, akan dilaksanakan di Makassar;
Tanggal 7-10 Agustus, yang akan diisi dengan seminar budaya dan exposure akan dilaksanakan di Tana Toraja. Pemilihan lokasi ini juga merupakan anjuran dari Munas Bali tahun 2005 yang lalu.
Peserta Munas berjumlah ±150 orang imam, yang terdiri dari 17 orang pengurus Unio Indonesia, 49 orang utusan keuskupan-keuskupan, undangan khusus: 15 orang utusan negara-negara tetangga, ketua Union of Apostolic Clergy dari Roma, mantan ketua UAC, Duta besar Vatican, para uskup se-Indonesia, mantan ketua Unio Indonesia periode yang lalu, wartawan majalah Hidup dan UCAN News, Narasumber awam, seorang pengamat proses, ditambah dengan para imam yang datang untuk meramaikan temu akbar ini. Panitia lokal tentu saja di luar perhitungan di atas.
Untuk menyukseskan Munas Unio yang pertama di luar Jawa dan Bali ini, kami memohon dukungan dari segenap umat untuk dengan cara masing-masing ikut terlibat dalam persiapan dan pelaksanaannya. Bantuan yang sangat kami harapkan adalah mendoakan agar Munas ini dapat terlaksana dengan baik, bersedia apabila diminta untuk menampung peserta di rumahnya, ikut memberikan sumbangan ide, saran, tenaga, dan tentu saja yang tidak kalah pentingnya adalah dana.
Masukan-masukan dari umat sekalian dapat disalurkan lewat para pastor paroki, atau dengan langsung menghubungi salah satu contact person sbb.:
Pastor Paulus Tongli (Jl. Dr Sutomo 47)
Pastor Marsel Lolo Tandung (Jl. Thamrin 5-7)
Pastor John da Cunha (Jl. Serui 18/33)
Pastor Leo Sugiyono (Jl. Serui 18/33)
P. Andreas Rusdyn Ugiwan (Jl. Gagak 19)
P. Fredy Rante Taruk (Jl. Dr. Sutomo 47)
P. Carolus Patampang (Pastoran Rantepao Tana Toraja) ***
(P. Paulus Tongli Pr)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar