Senin, 21 Juli 2014

Danny Pomanto, Walikota Makassar Beberkan Program 100 Hari


Wali Kota Makassar Muh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto mengumpulkan perwakilan berbagai tokoh agama non-Muslim di kediamannya Jl Amirullah Makassar, guna menyosialisasikan program seratus harinya setelah dilantik jadi Walikota Makassar, Jumat (13/6) malam.

              Tampak hadir antara lain, Perwalian Umat Buddha Indonesia (Walubi) Sulawesi Selatan, Gereja Protestan, Parisada Hindu Dharma, Khong Fu Cu, Perwakilan Yayasan Sosial Tionghoa. Dari Gereja Katolik dihadiri oleh Uskup Agung KAMS, Mgr. John Liku-Ada’.

Kegiatan diawali dengan santap malam bersama, silaturahmi ini dibuka dengan doa secara Kristiani oleh salah seorang pendeta. Usai doa, Danny Pomanto memberi sambutan diawali secara berkelakar dan santai. Dalam pengantarnya, Walikota tak lupa menyampaikan terima kasih kepada Uskup Agung KAMS, “saya bisa berdiri disini karena doa dan berkat dari Bapak Uskup, pada saat saya mau maju sebagai calon walikota orang yang pertama saya temui adalah Bapak Uskup,” kata Danny.

Dalam penyampaian program ke depan, Danny mengajak para tokoh masyarakat untuk turut terlibat menyukseskan program “Makassar ta’ tidak rantasa”. “Dari 1,4 juta penduduk Makassar yang menghasilkan sampah tidak mungkin bisa dibersihkan oleh hanya 500 orang petugas, tetapi akan sangat dimungkinkan dibersihkan oleh 1,4 juta penduduk itu sendiri,” kata Walikota Makassar.

Setelah sekitar 45 menit Walikota memaparkan program MTR, perwakilan dari peserta yang hadir menanggapi program tersebut. Pak Walikota meminta Bapak Uskup untuk tampil di mimbar.

Mgr. John Liku-Ada’ dalam sambutannya menyampaikan penghargaan kepada Walikota Makassar yang mengadakan pertemuan silahturahmi ini: “kami menyampaikan penghargaan buat Bapak Danny selaku Walikota Makassar yang mengadakan kegiatan ini, dengan kegiatan ini maka masyarakat akan merasa dekat dengan pemimpinnya”.

“Program Makassar ta’ tidak rantasa (MTR) jangan hanya dilihat secara fisik saja (sampah, red) tetapi semuanya dari hati kita, ketika hati kita bersih maka kesadaran kita akan kebersihan pasti bisa terwujud,” kata Mgr. John Liku-Ada’.

Makassar hanya dapat menjadi Kota Dunia ketika kita semua mau mewujudkan dan mendukung program dari pemimpin kota Makassar. Mari kita sehati mendukung program Walikota Makassar, Makassar ta’ tidak rantasa.  *** Penulis: Risdianto Tunandi, Ketua Komisi Kerawam KAMS

Tidak ada komentar: