Selasa, 21 Desember 2010

Mengenal Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Indonesia

Mengenal Sejarah Kelahiran ISKA
ISKA dibentuk pada 22 Mei 1952 di Jakarta, dengan nama IKATAN KATOLIK SARJANA DAN CENDEKIAWAN (IKS). Nama Katolik Sarjana bukan Sarjana Katolik dimaksudkan agar organisasi ini dapat pula menampung para sarjana dan cendekiawan bukan katolik, yang menyetujui asas-asas katolik. Pemrakarsa terbentuknya IKS adalah Pengurus Pusat PMKRI bersama dengan Ikatan Muda Katolik Indonesia (IMKI). IKS pertama dideklarasikan di Jakarta dan bersifat lokal. Pengurus pertama IKS 1958-1960 adalah: Drs. Loo Siang Hien (Ketua), Drs. A.M Moeliono (Wakil Ketua), dan Liem Peng Liong SH (Sekretaris). Sejak itu IKS silih berganti, dari: C. Sindhunata SH (1960-1961), Drs. Que Sian Koen (1961-1963), Dr. Jakob Oetama (1963-1985), Dr. J. Riberu (1985-1991), Ir. Djoko Wiyono (1991-1997), Drs. Charles Mangun, MBA (1997-2000), A. Sandiawan Suharto (2000-2003), dan Ir. Paulus Harli (2003-2009).

IKS secara resmi membuat jaringan dengan organisasi sarjana dan cendekiawan yang juga bermunculan di berbagai daerah. Misalnya, di Bogor, Bandung, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Makassar. Selain itu IKS juga menjadi anggota ICMICA (International of Catholic Movement for Intelectual and Cultural Affair), yang merupakan wadah dari organisasi sarjana dan cendekiawan Katolik seluruh dunia. ICMICA adalah anggota PAX ROMANA, salah satu lembaga non-pemerintahan yang punya perwakilan di PBB. Dari jaringan global inilah tahun 1964 timbul gagasan untuk menyatukan berbagai organisasi sarjana/cendekiawan katolik nasional, melalui sebuah MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS).

Nama Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) baru mulai digunakan setelah MUNAS di Bandung, 3-5 September 1964. Munas sarjana dan cendekiawan Katolik di Bandung ini diprakarsai IKS dan diikuti oleh organisasi sarjana dan cendekiawan katolik seluruh Indonesia. Sejak itulah organisasi para sarjana dan cendekiawan ini bernama ISKA bersifat nasional, dengan bentuk federasi. Dalam Munas ini pula disusun anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta program kerja ISKA. Salah satu program kerja yang disusun pada waktu Munas 1964 adalah aktif merintis berdirinya cabang Universitas Katolik Atmajaya. Munas ISKA di Bandung ini merupakan Munas ISKA yang pertama dan terakhir sebab selanjutnya sesuai AD/ART munas diganti MUSYAWARAH UMUM WARGA (MUW). Selanjutnya berturut-turut MUW diselenggarakan: MUW I di Surabaya 11-14 April 1968, MUW II Jakarta 2-4 Juni 1973, MUW III Padang 16-18 Mei 1985, MUW IV Caringin 22-24 Agustus 1991, MUW V Bandung, 24-29 Juli 1994, MUW VI Semarang 28-31 Oktober 1997, MUW VII Bandung 17-20 Agustus 2000, MUW VIII Jakarta 2-7 Desember 2003, MUW IX Yogyakarta,17-19 November 2006, dan pada MUW X Surabaya, 1-3 Oktober 2010 yang lalu terpilih Drs. Mulyawan Margadana, sebagai Ketua Presidium Pusat ISKA periode 2010-2013.

Arah Kegiatan ISKA Provinsi Sulawesi Selatan
Sebagai Ormas Katolik, pada 29 November 2010, diadakan Pelantikan dan Misa pengukuhan Pengurus DPD ISKA Provinsi Sulawesi Selatan. Acara Pelantikan ini sesungguhnya merupakan ‘RELAUNCHING’ ISKA yang juga dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Selatan Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, MH, M.Si. Dalam sambutannya Gubernur mengharapkan ISKA dapat menjadi mitra pemda dalam memberikan sumbangan yang berarti bagi pembangunan Sulawesi Selatan. ISKA juga diharapkan untuk menjadi basis kekuatan Intelektual Katolik yang semakin memudar perannya. Kepengurusan DPD ISKA ke depan akan terus menerus menjadi mitra Gereja dan masyarakat untuk berperan lebih aktif. Kepengurusan DPD ISKA terdiri 77 orang dengan Ketua Umum DPD: Ir. Joseph PJ Jansz. Agustinus Malondong, SE, MM (Ketua I), Ir. Stepanus Swardi Hiong (Ketua II), DR. Adityawarman M. Kouwagam, SH,M.Kn (Ketua III), DR. Paulus Lobo (Ketua IV), Ir. Stanislaus D. Kwen (Sekretaris Umum), Artian Dasa Wijaya, SPsi, CBA (Bendahara).

Kegiatan ISKA ke depan akan lebih berperan dalam penguatan basis internal organisasi, pengembangan intelektualitas, pemberdayaan masyarakat dan umat dalam mengatasi masalah-masalah sosial dan beban hidup. Agenda Kegiatan akan dirumuskan lebih detail dalam RAPAT KERJA DPD ISKA SULSEL pada 15 Januari 2011. Harapan kita agar ISKA ke depan akan menjadi kekuatan yang mandiri secara finansial, kuat dalam pemikiran dan progresif dalam agenda aksi sosial yang nyata dan berguna bagi lebih banyak umat dan masyarakat.*** Penulis: Joseph PJ Jansz, Ketua Umum DPD ISKA Prov. Sulawesi Selatan

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Proficiat..untuk pengurus DPD ISKA Sulawesi Selatan..Semoga "re-launching" ini menjadi kebangkitan yang sungguh mendorong ISKA menjadi motor penggerak umat Katolik KAMS menjadi insan Katolik yang semakin baik, benar, dan bermutu. Kalau program kerjanya sudah disusun supaya disosialisasikan kepada seluruh umat KAMS
Salam hormat

Erick F