Minggu, 28 Juni 2009

Sekilas “Dominica in Sabbato”


Awal kisah terjadi pada tahun 1989. Ketika itu beberapa orang ibu merasakan adanya kekosongan dalam kehidupan sehari-hari, setelah menyelesaikan kesibukan mempersiapkan perayaan 100 tahun KKI di Makassar. Maka, muncullah keinginan melanjutkan kebersamaan itu dengan berkumpul secara berkala untuk mendoakan Paus, para Uskup, para Imam dan calon Imam, para Biarawan/Biarawati serta calon biarawan/biarawati. Untuk itu, ibu Mimi Tanyadji dan ibu Rika Sentosa meminta kesediaan Sr. Wilhelmine Bhato CIJ mendampingi mereka.

Semula pertemuan doa tersebut terdiri atas tiga orang, diadakan pada setiap hari Sabtu jam 10.00 di biara suster CIJ, Jl. Serui no. 18. Setelah beberapa bulan, anggota yang ikut berdoa mulai bertambah hingga mencapai 7 orang. Kebanyakan anggota adalah wanita, karena pertemuan doa diadakan pada hari kerja. Dua orang bapak yang sudah pensiun, yakni mendiang Bpk Parera dan mendiang Bpk da Silva dengan setia ikut serta.

Dalam perkembangan selanjutnya para anggota mengusulkan supaya kelompok ini diberi nama dan didampingi oleh seorang moderator. Maka pada tanggal 5 November 1989 kelompok doa resmi diberi nama Dominica In Sabbato dan didampingi oleh mendiang Pastor Frank Bahrun Pr sebagai moderator (1989-1995).
Karena kesibukan Pastor Frank Bahrun Pr di KAMS pada Komisi/Badan bagian pembangunan, maka beberapa tahun kemudian Pastor Michel Mingneau CICM menggantikannya sebagai moderator (1995-2003).

Selama bersama kelompok doa ini, Pastor Michel telah membuat para anggota lebih mengerti arti hidup sebagai umat Allah. Maka, kepulangan Pastor Michel ke Belgia karena pensiun sungguh dialami sebagai kehilangan. Namun, Tuhan selalu memberikan yang terbaik. Seorang bapak yang penuh kasih dan lembut menggantikan beliau, yaitu Pastor Paul Catry CICM. Tidak lama beliau menjadi pendamping, cuma sekitar dua tahun (2004-2006). Walaupun demikian, selama kurun waktu itu kelompok doa ini telah melewati hari-hari yang indah dan penuh cinta kasih. Ikatan persaudaraan kelompok terasa lebih erat lagi setelah ziarah bersama ke Rawaseneng, Sendangsono, Candi Hati Kudus Yesus, melalui Seminarium Anging Mammiri, Yogyakarta. Pada bulan November 2006 beliau meninggalkan Makassar dan kelompok doa Dominica In Sabbato karena sudah saatnya untuk pensiun dan harus kembali ke Belgia.

Pastor Matheus Bakolu Pr menggantikan beliau sebagai moderator hanya untuk beberapa bulan, karena beliau harus pindah ke Kendari setelah diangkat menjadi Vikep Sultra. Namun, beliau meninggalkan kenang-kenangan berupa kumpulan doa yang telah diedit kembali sehingga menjadi buku yang rapi dan digunakan sampai sekarang. Selain itu, beliau akan selalu dikenang sebagai seorang yang sangat humoris.
Pada saat ini kami didampingi oleh Pastor Willibrordus Welle Pr sebagai moderator. Selain didampingi oleh moderator-moderator tersebut, kelompok doa ini juga pernah didampingi oleh 2 orang penasehat, yaitu Sr. Wilhelmine Bhato CIJ (1989-1994) dan Sr. Emanuella Limpulus JMJ (1994-2004). Sungguh merupakan berkat yang istimewa, bahwa para anggota kelompok doa ini dapat belajar banyak dari kehidupan biarawati yang penuh dengan kasih dan tanggung jawab, taat pada tarekatnya, selalu menceritakan hal-hal positif.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok doa ini adalah:
Mengadakan rekoleksi pada masa Prapaska dan masa Adven
Mengirim bingkisan Natal bagi para Imam di paroki-paroki yang susah dijangkau.
Mencari dana lewat dapur berjalan dan membuat parsel (1990-1998) untuk: membantu seorang anak gadis yang menderita kanker otak, membantu pembangunan gereja stasi, membantu pengadaan air bersih untuk Pastoran Sangalla’, membantu pengadaan dana untuk para korban kerusuhan 15 Mei 1997, membantu pengumpulan dan pengiriman beras, minyak dan bahan pokok lain untuk para korban bencana alam di Wamena
Mengadakan kursus menjahit bagi anak-anak putus sekolah dan ibu rumah tangga (1995-1997)
Menyalurkan sumbangan dari umat untuk para Imam, berupa sepatu, jaket, kompor, jas hujan dan alat dapur bagi Imam yang bertugas di pedalaman
Membantu kegiatan Imam Projo untuk menyukseskan MUSYAWARAH NASIONAL UNIO IX di Makassar pada tahun 2008
Mengadakan acara rekreasi bersama dengan para Imam KAMS di Tanjung Bayang

Semuanya ini dapat dilakukan dengan baik dan kompak berkat kasih ALLAH yang telah memberikan para moderator imam dan suster-suster penasehat yang dengan setia membimbing.

Membantu perawatan seorang bayi laki laki yang sejak lahir ditinggalkan oleh orangtuanya di RS Stella Maris. Suatu hari pada bulan Oktober 2004 Sr. Emanuella bercerita tentang anak tersebut. Dia lahir dalam keadaan cacat, yakni bibir sumbing, sehingga perlu perawatan khusus yang menuntut banyak biaya. Awalnya perawat rumah sakit menanganinya. Kemudian ada kesepakatan di antara para anggota untuk menanggulangi biaya operasi serta biaya hidupnya. Bayi tersebut diberi nama Dominikus. Hingga hari ini Dominikus menjadi tanggungan bersama kelompok ini. Karena kasih TUHAN melalui para donatur, Dominikus telah menjalani tiga kali operasi. Dan untuk menjamin kebutuhan sekarang dan masa depannya, dibukalah suatu penggalangan dana dengan nama Dompet Domi.
Kini Dominikus tinggal di Manado dalam asuhan orang tua yang sangat menyayanginya dan masih merupakan saudara dari Sr. Emanuella Limpulus JMJ.

Demikianlah sekilas perjalanan kelompok doa Dominica in Sabbato. *** Sumber: Mimi Tanyadji.

Tidak ada komentar: