Senin, 30 Juni 2008

Mengenal Legio Maria


Gereja melalui Konsili Vatikan mengajak semua umat awam Katolik untuk ikut serta memberikan kesaksian hidup suci, mati raga dan karya amal. Salah satu gerakan awam yang mempunyai niat untuk menjadikan iman sebagai inspirasi hidup untuk mencapai kesucian pribadi adalah Legio Maria.

Legio Maria adalah suatu perkumpulan umat Katolik yang, dengan restu Gereja dan bimbingan kuat Maria Tak Bernoda, Pengantar segala Rahmat (yang indah bagaikan bulan, terang bagaikan matahari dan dahsyat bagi setan dan kaki tangannya bagaikan bala tentara yang siap tempur). Sehingga bisa diartikan Legio Maria adalah Pasukan Maria . Kalau “Pasukan” biasanya mempunyai senjata, dan Legio Maria punya senjata yaitu doa. Doa menjadi kekuatan bagi setiap anggota Legio Maria dalam melaksanakan tugas kerasulannya.

Legio Maria didirikan pertama kali oleh Frank Duff, seorang awam Katolik yang lahir di Dublin, Irlandia. Bersama dengan sekelompok orang awam dan Pater Michael Toher (Uskup Agung Dublin) beliau membentuk Presidium Legio Maria yang pertama pada tanggal 07 September 1921 di Myra House, Dublin Irlandia, pada malam menjelang Pesta Kelahiran Maria. Pada hari itulah ditetapkan tanggal kelahiran Legio Maria.

Daya pikat yang paling utama dari Legio Maria adalah kekhasan spiritualitasnya, yakni, doa menjadi dasarnya. Kekhasan ini juga nampak dalam gerak dan langkah yang sama bagi seluruh kelompok Legio Maria di dunia. Mulai dari rumusan doa “Catena”, tata cara rapat, cara meletakkan veksilium, patung bunda Maria, lilin dan bunga. Kekhasan ini juga mencuat dalam kedisiplinan hidup para legioner. Baik dalam melaporkan hasil pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan maupun dalam mengadakan rapat dengan semangat disiplin dan kekeluargaan yang tinggi. Selain pertemuan rutin setiap minggu, setiap legioner membentuk kelompok kecil yang bertugas untuk menguduskan anggotanya. Caranya dengan memberikan tugas kepada para anggotanya. Bila ditugaskan, mereka malah merasa diberi kesempatan untuk menyucikan diri kembali. Hal lain yang menarik adalah corak pelayanannya yang sama. Yakni membantu kaum miskin, kaum marginal, dan melaksanakan tugas yang diberikan pastor parokinya, tanpa kelihatan, serta tak pernah melaksanakan tugas yang bersifat politis. Dalam Legio Maria tidak ada persaingan, pertentangan, yang ada hanyalah kedamaian,kelemah lembutan, ketulusan doa dan ketabahan.

Yang menjadi acuan hidup Legio Maria sederhana sekali, yakni “Perjamuan di Kana”, dimana bunda Maria tahu, bahwa di saat pesta itu tuan rumah kehabisan anggur. Tapi bunda Maria tidak melakukan pengadaan anggur. Ia mendekati Yesus, Anaknya dan menyampaikan permasalahannya. Yesuslah yang akhirnya berbuat. Dalam peristiwa itu bunda Maria tahu, kalau ada orang lain yang sungguh membutuhkan pertolongan, ia tidak berbuat langsung. Ia minta kepada Putranya yang mampu mengatasi persoalan. Pola hidup bunda Maria itulah yang kemudian menjadi pola hidup Legio Maria. Seluruh anggota Legio meneladan pola hidup bunda Maria dalam hidup sehari-hari.

Keanggotaan Legio Maria
Legio Maria terbuka bagi semua umat Katolik yang terpanggil untuk memenuhi peran mereka dalam kerasulan gereja. Mereka yang berniat menjadi anggota harus mendaftarkan diri pada suatu presidium dan harus melalui masa percobaan sekurang-kurangnya 3 bulan. Artinya, dalam tiga bulan itu, ia taat menghadiri rapat tiap minggu, mampu menunjukkan motivasi murni, pribadinya berkembang, disiplin tinggi, dan mampu melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Setelah lolos dari masa percobaan, ia baru boleh mengucapkan janji dan menjadi anggota aktif. Selain keanggotaan aktif umum, Legio mempunyai keanggotaan lain yaitu keanggotaan auxilier (anggota pendoa). Keanggotaan ini terbuka bagi para imam, biarawan/wati dan kaum awam, yang tidak dapat atau tidak ingin mengambil tugas-tugas dari keanggotaan aktif, tetapi ingin menyatukan diri dengan Legio dalam pelayanan doa demi kepentingan Legio.

Mengingat pentingnya devosi kepada Maria dalam sistem Legio, maka setiap tahun harus dilangsungkan upacara penyerahan diri legioner kepada bunda Maria. Penyerahan diri – yang meliputi penyerahan diri individual maupun kolektif – dilaksanakan pada tanggal 25 Maret atau pada tanggal beredekatan dan dikenal dengan nama Acies. Kata Latin ini yang berarti pasukan yang siap tempur, tepat digunakan untuk upacara dimana para legioner sebagai suatu badan berkumpul untuk memperbaharui janji kepada Maria, ratu Legio, dan untuk menerima kekuatan dan berkat dari Maria sebagai bekal untuk pertempuran selama satu tahun yang akan datang dalam melawan kekuasaan setan.

Tugas Legio Maria
Selain berdoa, hadir teratur dan tepat waktu dalam rapat mingguan Presidium adalah tugas utama seorang legioner. Di dalam rapat mingguan, legioner akan mendapat tugas untuk mengunjungi umat yang sakit baik di RS maupun di rumah, menghibur orang-orang jompo serta mengajak umat yang tidak aktif ke Gereja untuk kembali rajin ke Gereja. Disamping tugas rutin tersebut, Legio juga mengadakan ibadat di Lapas dan di Rutan setiap bulannya.

Manfaat Legio Maria bagi para anggotanya
Buah-buah dari kedisiplinan, ketekunan dan kesetiaan atau ketaatan yang diperoleh dari Legio Maria umumnya membawa hasil yang baik bagi perkembangan pribadi masing-masing anggotanya, terutama yang sungguh-sungguh menghayati spiritualitas Legio Maria. Karena nilai-nilai yang diperoleh itu sungguh menjadi kunci atau bekal utama dalam kehidupan para anggotanya dimanapun berada. Baik dalam keluarga maupun di kantor. Para legioner karena terlatih mereka menjadi terbiasa tekun, disiplin, dan bisa berbicara selama menjadi anggota Legio Maria. Sehingga dimanapun mereka berada, mereka menjadi orang yang bisa dipercaya.

Tantangan yang dialami oleh anggota Legio
Pertama-tama adalah kegiatan Legio yang rutin bisa menimbulkan rasa malas. Kedua, ketika menjalankan tugas, ada yang ditolak oleh orang yang mau dilayani. Ketiga, ada beberapa pastor paroki yang tidak mau tahu terhadap kehadiran Legio Maria. Keempat, dari umat Katolik sendiri masih ada sebagian yang tidak mau peduli terhadap kegiatan Legio.

Perkembangan Legio Maria
Legio Maria dikembangkan berdasarkan kekhasan dari masing-masing wilayah atau keuskupan. Pendekatan Legio Maria terhadap umat Katolik diwilayah Keuskupan Agung Makassar akan berbeda dengan dengan keuskupan diluar Makassar atau di Jawa. Memang diakui, Legio Maria itu tidak mengadakan propaganda yang besar. Di tingkat paroki, Legio Maria mencoba mengunjungi umat dan keluarga-keluarga tanpa memamerkan diri sebagai anggota Legio Maria. Yang penting adalah perbuatannya, atau kesaksian hidup para anggota legio sendiri. Sampai saat ini di Indonesia baru ada dua Senatus. Pertama, Senatus Jakarta (Senatus Bejana Rohani), meliputi Keuskupan-keuskupan di Indonesia bagian barat, ditambah beberapa Keuskupan di Kalimantan. Kedua, Senatus Malang (Senatus Sinar Bunda Karmel), yang membawahi keuskupan-keuskupan di indonesia kawasan timur. Dewan Senatus sering juga mengadakan kunjungan-kunjungan ke daerah-daerah, guna menjajagi perkembangan Legio Maria di daerah. Setiap tahun Legio Maria juga mengadakan konferensi nasional.

Legio Maria di KAMS
Di Keuskupan Agung Makassar, Legio Maria dimulai sekitar tahun 1953 oleh Pastor Jef Hauben, CICM. Rapat Presidium diadakan di jalan Besi (sekarang jalan Lamadukelleng) di Biara Rajawali. Laporan tahunan pada waktu itu langsung di kirim ke Dublin, Irlandia dan ditulis dalam bahasa Belanda. Sekarang ini laporan tahunan dikirim ke Senatus Malang. Selama beberapa puluh tahun, legio Maria di KAMS hilang. Entah tahun berapa, Legio Maria muncul lagi dan bertahan sampai sekarang. Di KAMS sekarang ada 1 Kuria, 19 Presidium dan 3 Pra Kuria yaitu :

Kuria : Kuria Ratu Rosario

Prakuria :
1. Pra Kuria Ratu Para Orang Kudus
2. Pra Kuria Ratu Pencinta Damai
3. Pra Kuria Ratu Para Saksi Iman

Presidium :
1. Presidium Maria Pembantu Abadi, Katedral
2. Presidium Maria Ratu Damai, Gotong-gotong
3. Presidium Maria Ratu Surga, Gotong-gotong
4. Presidium Maria Pengantara Segala Rahmat, Mariso.
5. Presidium Maria dari Lourdes, Mariso.
6. Presidium Maria Hati tak Bernoda, Andalas
7. Presidium Maria Ibu Semua Bangsa, Andalas (Pres. Mahasiswa)
8. Presidium Maria Bunga Mawar yang Gaib, Andalas (Yunior).
9. Presidium Maria Diangkat ke Surga, Mamajang.
10. Presidium Maria Bunda Berbelas Kasih, Assisi.
11. Presidium Maria Bunda Kristus yang Maharahim, Tello.
12. Presidium Maria Bunda Kita, Sungguminasa.
13. Presidium Maria Bunda Rahmat Ilahi, Kare
14. Presidium , Maria Bunda Kita, Kare
15. Presidium Maria Ratu Pencinta Damai, Palopo.
16. Presidium Maria Ratu para Martir, Padangsappa.
17. Presidium Maria Pintu Surga, Makale.
18. Presidium Maria Bunda Ekaristi, Mandai.
19. Presidium Bunga Mawar Yang Gaib, Pare-pare.

Kepengurusan Legio Maria Kuria Ratu Rosario KAMS 2008
Pembimbing Rohani: P. Simon Gausu Oscar, Pr
Sr. Benedicta YMY
Fr. Tarsicius
Ketua : Sdri. Theresia Wanti
Wakil : Sdri. Cecilia Djuwarno
Sekretaris: Sdri. Jacqueline.J.Santosa
Bendahara: Sdri. Beatrix Tanasal

Bila mengikuti Maria,
engkau tidak akan tersesat
Bila memanggil Maria,
engkau takkan putus asa
Bila memikirkan Maria,
engkau tidak akan keliru
Bila dibantu Maria, engkau tidak akan jatuh
Bila dilindungi Maria, engkau takkan takut
Bila dibimbing Maria, engkau takkan jemu
Bila dikaruniai Maria,
engkau mencapai tujuanmu.
***

4 komentar:

ALOYSIUS AGUNG mengatakan...

jika ingin lebih dekat mengenal Bunda Maria, kunjungi www.mariaibuyangbahagia.org
Maka anda akan mengenal lebih akrab dengan bleiau, Amin
Tuhan Yesus Memberkati

Anonim mengatakan...

batasan umur untuk ikut legio maria berapa? dan jika ingin mendaftar bgmna?

Toni mengatakan...

silakan mengontak Legio Maria di paroki domisili Anda. terimakasih. :)

Yosef Prihanto mengatakan...

Tidak ada batasan sih...baik umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku....kecuali harus katolik