Tampilkan postingan dengan label WKRI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label WKRI. Tampilkan semua postingan

Minggu, 24 Juli 2016

HENDAKLAH KOMITMEN MENJADI ROH DALAM PELAYANAN: Pelayanan dalam Keluarga, Gereja dan Masyarakat


              26 Juni 2016, aula Keuskupan Agung Makassar dipenuhi ibu-ibu berseragam biru yang mengadakan kegiatan dalam rangka HUT Wanita Katolik RI ke-92. Angka 92 sangatlah bermakna bagi segenap anggota Wanita Katolik RI karena di usianya yang ke-92, organisasi Wanita Katolik RI masih eksis di tengah masyarakat dan umat Katolik pada khususnya.
              Organisasi Wanita Katolik RI sepanjang sejarahnya sejak didirikan di Jogjakarta pada 26 Juni 1924 selalu berusaha meningkatkan kualitas anggotanya, kualitas pemimpinnya dan kualitas pengelolaan organisasi. Pada usianya yang ke-92 ini organisasi Wanita Katolik RI yang berpedoman pada prinsip solidaritas dan subsidiaritas, dilandasi semangat perutusan dan pelayanan berdasarkan sikap asih, asah, asuh mengambil tema: Memantapkan Komitmen Organisasi dalam Mewujudkan Ketahanan Masyarakat. Subtema: Membangun Komitmen Bersama dalam Mewujudkan Ketahanan Masyarakat Melalui Keluarga.
Ketahanan masyarakat dimulai dari keluarga. Keluarga adalah PILAR KETAHANAN MASYARAKAT.  Keluarga yang saling peduli, saling mengerti dan memahami akan menghasilkan anak-anak harapan bangsa dan gereja yang sehat jasmani dan rohani.  Karenanya dalam Seminar Sehari menyambut HUT Wanita Katolik RI ke-92, Wanita Katolik RI DPD Sulawesi Selatan, pada sesi pertama sampai dengan sesi ketiga mengulas materi seputar anak dan permasalahannya dan bagaimana mengatasinya, mengingat masih begitu kompleksnya permasalahan anak.
Sesi I, Permasalahan Anak di Provinsi Sulawesi Selatan. Narasumber: Nur Anti, SE. M.T., Kabid. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak  Propinsi Sulawesi Selatan.
Akar semua permasalahan anak adalah dari rumah tangga. Jadi, solusinya dari orang tua sendiri. Oleh karena itu marilah kita memperhatikan buah hati kita sehingga Keluarga Baik, Agama Baik, Masyarakat Baik.
  Sesi II, Mengenal dan Mengatasi Anak Bermasalah. Narasumber: DR. Asniar Khuman, M.Si., Ketua HIPSI, Sulawesi Selatan dan dosen UNM. Potret Generasi masa kini adalah tidak percaya diri, mudah marah dan berkelahi. Masalah yang mengintai kehidupan anak, adalah kehidupan keluarga, disharmonis orang tua, ibu bekerja, perceraian, pergaulan, pengaruh negatif dari teman sebayanya, pengaruh media dan gaya hidup. Hendaknya orang tua mendampingi anak dalam acara tayangan di televisi dan media sosial.
  Sesi III, Hypnoparenting, narasumber: Johny Doki, Chic.NIP. Hypnosis adalah terlewatinya faktor kritis dan pikiran sadar yang diikuti dengan masuknya ide tertentu yang dapat diterima. Ide yang berhasil melewati faktor kritis dan pikiran sadar akan diterima oleh pikiran bawah sadar jika tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang tersimpan pada pikiran bawah sadar.
Setelah mengikuti seminar ini, diharapkan ibu-ibu anggota Wanita Katolik RI, sebagai orang tua,  yang merupakan pendidik utama dan pertama, mempunyai komitmen untuk menjaga keluarga khususnya buah hati orang tua, yakni anak-anak agar tidak mudah terkontaminasi  dengan hal-hal yang dapat merusak masa depan anak-anak.
Perayaan puncak dimulai dengan perayaan ekaristi. Komitmen bersama disatukan dalam perayaan ekaristi dan diutus untuk berbagi kepada sesama. Perayaan ekaristi dipimpin oleh Pastor Hendrik Njiolah, Pr., Penasehat rohani Wanita Katolik RI DPD Sulawesi Selatan. Beliau dalam homilinya berpesan agar ibu-ibu tetap berpegang pada komitmen untuk melayani, melayani dalam keluarga, gereja dan masyarakat sehingga organisasi ini semakin besar dalam karya dan pelayanannya. Setelah Ekaristi,  perayaan ke-92 HUT Wanita Katolik RI, dilanjutkan dengan resepsi, yang  dihadiri oleh para sesepuh yakni ibu G.Ch. Lontoh Merung, Mien Salai, Herly Wijaya dan seluruh anggota Wanita Katolik RI Cabang dan ranting di Makassar. Untuk memperingati peristiwa penting ini diadakan acara pemotongan tumpeng. Pemotongan tumpeng merupakan simbol keselamatan,       kesuburan, kesejahteraan dan rasa syukur serta terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, didampingi oleh Sekretaris Keuskupan Agung Makassar, Pastor Paulus Tongli, Pr., Pastor Penasihat Rohani Wanita Katolik RI DPD Sulawesi Selatan, Pastor Hendrik Njiolah, Pr. dan Ketua Panitia, Ibu Yani Gunawan, diadakan pemotongan tumpeng. Acara pemotongan tumpeng ini dilaksanakan oleh Ketua Presidium DPD Sulawesi Selatan, Ibu Margaretha Yulius, S.Pd.,M.Pd.
Keseluruhan acara HUT ke-92, dari pagi sampai petang telah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan simbol biru yang berarti kesediaan dan kesetiaan, keseluruhan acara diikuti oleh ibu-ibu baik tua maupun muda yang bersedia meluangkan waktu dan setia sampai acara HUT selesai. DIRGAHAYU Wanita Katolik RI. ***

Rabu, 02 Maret 2016

KEGIATAN WANITA KATOLIK RI DPD SULSEL DI AWAL 2016

Pada 14  Januari 2016, Wanita Katolik RI DPD SULSEL mengadakan misa pembukaan tahun 2016. Ujud misa adalah ungkapan syukur  kepada Tuhan Maha Pengasih yang telah membimbing organisasi Wanita Katolik RI, khususnya DPD telah melewati  tahun 2015 dan mohon bimbingan Tuhan agar segala rencana dan kegiatan DPD di tahun 2016 dapat terlaksana dengan baik.
Misa syukur dipimpin oleh P. Hendrik Njiolah,Pr, moderator Wanita Katolik RI DPD SULSEL. Tema misa “HIDUP BERSAMA SEBAGAI KELUARGA ALLAH”. Sebagai organisasi yang solid diharapkan setiap anggota Wanita Katolik RI sebagai bagian dari keluarga Allah dapat menciptakan hidup bersama di dalam keluarga, gereja dan masyarakat.
Setelah misa diumumkan pemenang lomba Karya Tulis yang rencananya akan diumumkan pada 22 Desember 2016, bertepatan dengan HARI IBU dan Ulang Tahun Bapa Uskup. Lomba Karya Tulis diikuti oleh  15 (lima belas)  ibu.
Tim Juri yang terdiri dari P. Hendrik Njiolah, Pr (Ketua Tim), Toni Sidjaya (Sekretaris) dan Ibu G.Ch. Lontoh-Merung (Anggota) mengumumkan para pemenang lomba Karya Tulis adalah :
Juara Harapan III Ibu Serviana Leksa
Juara Harapan II Ibu Christine Panggalo
Juara Harapan I Ibu Lusia B Tandirerung
Juara III Ibu Oktafien Somalinggi
Juara II Ibu Emarensia Nini Baon
Juara I Ibu Yuliana Rahmini
Diharapkan pemenang lomba karya tulis ini kelak dapat menjadi penulis, tidak saja sebagai  HUMAS di cabangnya masing-masing dengan aktif memberitakan kegiatan organisasi cabang di media KONTAK Wanita Katolik RI atau di media Keuskupan (Koinonia) maupun sebagai penulis di media sosial.
Agar semakin banyak ibu-ibu dapat menulis dengan baik, Wanita Katolik RI DPD SULSEL merencanakan akan mengadakan pelatihan menulis bagi ibu-ibu, tidak saja anggota Wanita Katolik RI DPD SULSEL tapi para ibu yang berminat meningkatkan keterampilan menulis.***

Rabu, 09 September 2015

HUT WANITA KATOLIK RI KE-91: Melangkah Bersama Membangun Gereja dan Bangsa


Organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun yang ke-91 pada Jumat,  26  Juni 2015. Usia 91 tahun bagi organisasi yang diprakarsai oleh Raden Ayu Maria Soelastri Soejadi Sasraningrat di Yogyakarta pada tanggal 24 Juni 1924 ini, bukanlah usia yang muda lagi. Angka 91 merupakan angka yang sangat bermakna dan merupakan kekuatan bagi setiap anggota Wanita Katolik Republik Indonesia, untuk melangkah maju dan semakin peduli terhadap sesama, baik dalam lingkungan keluarga,  maupun lingkungan masyarakat, demi kemajuan gereja dan bangsa.  Hal ini tersirat dalam sambutan Ketua Presidium Wanita Katolik RI, yang dibacakan oleh ketua Presidium Wanita Katolik RI DPD Sulawesi Selatan, Margaretha Yulius, S.Pd.,M.Pd.

Sebagai organisasi kemasyarakatan, Wanita Katolik RI hendaknya semakin memasyarakat, semakin peduli pada masarakat sekitar. Demikian sambutan Penasihat Rohani Wanita Katolik RI DPD Sulawesi Selatan, P. Hendrik Njiolah, Pr. Sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, Wanita Katolik RI DPD Sulawesi Selatan dalam menyambut hari ulang tahunnya yang ke-91, telah melaksanakan berbagai kegiatan.  Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan yang telah diawali dengan pembukaan dan pelepasan balon adalah: Senam Bersama, Pelatihan Membuat Bandeng Tanpa Duri, Reli Rosario Ziarah ke-10 Gua Maria di  Kota Makssar dan sekitarnya, Seminar Kesehatan Jantung oleh Prof. Dr.dr. Gatot Laurence, SpPKK, Seminar Perkembangan Seksual Remaja dan Orang Muda Serta Bahaya Pornografi oleh P. Andreas Rusdyn Ugiwan, Pr. Penyalagunaan NAPZA dan Bahaya yang Ditimbulkannya oleh BNN Kota Makassar, serta membagikan snack bagi para pengemis. Rangkaian kegiatan menyambut HUT tersebut dilaksanakan dari tanggal 1 Mei 2015 yang dirangkaikan dengan pembukaan Bulan Rosario.

Puncak perayaan HUT ke-91 adalah  pelaksanaan Misa Syukur yang dipimpin oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Makassar, Mgr. John Liku Ada’, Pr, bersama  P. Hendrik Njiolah, Pr dan P. Agus Tiku Pasang, Pr. Dalam kotbahnya, Beliau menegaskan bahwa dalam setiap agama termasuk Katolik, ada tiga tindakan pokok umat beragama, yaitu berdoa, beramal dan berpuasa.  Berdoa; memperhatikan hubungan kita dengan Tuhan. Beramal; memperhatikan hubungan kita dengan sesama. Berpuasa; memperhatikan hubungan kita dengan diri kita sendiri. Hal ini sangat relevan dengan tema HUT Wanita Katolik RI ke-91: ”Membangun Kepedulian demi Meningkatkan Kualitas Hidup dan Ketahanan Masyarakat”.

Semoga di usianya yang semakin matang, Organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia semakin berkembang dan semakin peduli terhadap masyarakat. Dirgahayu Wanita Katolik Republik Indonesia! *** (Penulis: Margaretha Yulius, S.Pd.,M.Pd, Ketua Presidium Wanita Katolik RI DPD Sul-Sel)

Sabtu, 18 April 2015

PELANTIKAN PENGURUS WKRI DPD SULSEL PERIODE 2014-2019


Setelah Presidium Wanita Katolik RI masa bakti 2014 – 2019 dilantik oleh DPP dalam Konferda IX di Hotel Prima, 23 November 2014, tugas pertama Presidium adalah membentuk Pengurus DPD. Sebelum pengurus DPD SULSEL dilantik oleh Ketua Presidium disepakati bersama untuk mengadakan rekoleksi dan pembekalan kepada calon pengurus. Rekoleksi dan pembekalan diadakan pada tanggal 7 dan 8 Pebruari 2015 bertempat di Baruga KARE.
Maksud rekoleksi dan pembekalan adalah untuk memberikan pembekalan atas tugas dan tanggung jawab kita sebagai pengurus DPD dan pengurus cabang. Di samping tugas dan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai wanita karir kita membutuhkan penghargaan dan aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization) meliputi kebutuhan memenuhi keberadaan diri dengan memaksimumkan penggunaan kemampuan dan potensi diri. Karenanya di samping rekolesi, peserta juga diajak merefleksi diri bahwa sebagai perempuan mempunyai potensi/kekuatan dan memaksimalkannya tidak saja dalam keluarga, organisasi, tapi juga dalam gereja dan masyarakat.
Rekoleksi dengan tema “Called to Shepherd“, dipimpin oleh P. Paulus Tongli, yang lebih menitikberatkan bagaimana menjadi pemimpin yang baik. Tanpa kita sadari kita semua dipanggil menjadi gembala. Pertama-tama menjadi gembala dalam keluarga, yaitu berusaha menyatukan keluarga agar tetap bersatu dengan sikap tidak memihak. Dalam keluarga orang tua mempunyai pengaruh terhadap anak. Dalam organisasi pemimpin mempunyai pengaruh yang baik terhadap anggota. Kesemuanya tergantung pada kemampuan dan integritas. Seorang pemimpin yang baik tentu memberi pengaruh baik bagi keluarga, organisasi maupun dalam masyarakat.
Dalam sesi Penguatan tim, Ibu Lusy Lamba mengajak peserta untuk refleksi bersama, manggali kekuatan/potensi yang dimiliki, yaitu “apakah ibu bangga sebagai perempuan?“. Ada berbagai macam tanggapan dan disimpulkan bahwa dengan potensi yang dimiliki seseorang harus percaya diri, jangan sombong tetapi membuat kita semakin rendah hati dan solid. Sesuai tema KONFERDA IX  “Meningkatkan Kualitas Organisasi dengan Belajar Sepanjang hidup” dan subtema “Meningkatkan pelayanan dalam keluarga, gereja dan masyarakat” sebagai anggota Wanita Katolik RI, khususnya DPD SULSEL, wajib meningkatkan kualitas, dimulai dari diri sendiri dengan meningkatkan hidup rohani, yaitu bagaimana membangun hubungan dengan Allah dan senatiasa hidup dalam kasih (1 Kor.13) serta kemampuan mengubah pola pikir.
Sesi berikutnya dipandu oleh Ibu Susan Kansil, mengenal Organisasi Wanita Katolik RI dan Kepemimpinan Wanita Katolik RI, mengingatkan kembali tentang cita-cita, spiritualitas, sifat, prinsip, sikap dan fokus karya pelayanan, Visi dan Misi organisasi Wanita Katolik RI. Mengenai kepemimpinan Wanita Katolik RI, diharapkan setiap pengurus baik DPR, DPC, dan DPD mengetahui arti, fungsi pelaksanaan Kepemimpinan Wanita Katolik RI dan menerapkannya sehingga organisasi Wanita Katolik RI semakin solid.
Setelah santap siang, Presidium dan calon pengurus membahas Uraian Tugas Pengurus Inti dan Bidang Organisasi, Bidang Kesejahteraan, Bidang Pendidikan, Bidang Humas, dan Bidang Usaha. Maksudnya agar setiap anggota pengurus mengetahui tugas dan bersedia menjadi pengurus DPD hendaknya memenuhi janji-janjinya (Commitment).
Tanggal 23 Pebruari 2015, bertempat di gereja Hati Kudus Yesus-Katedral, Bapa Uskup Agung Mgr. John Liku-Ada’ dalam misa konsebrasi bersama pastor penasehat rohani, P. Hendrik Njiolah, dan Vikep Makassar P. Alex Lethe memimpin misa pelantikan Pengurus DPD masa bakti 2014-2019. Dalam homilinya Bapa Uskup mengingatkan pesan Kristus: “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk-Ku“ salah satu dasar biblis bacaan injil hari ini. Cinta kepada Tuhan sama dengan cinta kepada sesama manusia. Jika kita mencari Allah, carilah pada jatidiri sendiri sebagai gambar Allah, sebab iman itu Citra Allah. Gereja Katolik adalah kesatuan bukan kuat organisasinya tapi kekuatan adalah pada kita yang merupakan cermin dari Allah sendiri. Peran strategis ormas-ormas yang ada dalam gereja Katolik, termasuk Wanita Katolik RI mewujudkan apa yang dikehendaki Allah, yaitu menyapa saudara-saudari kita, sesama kita. Visi dan misi organisasi merupakan kelanjutan kasih kita kepada Allah yaitu mengasihi sesama manusia.

Setelah misa pelantikan acara dilanjutkan dengan santap malam bersama dengan Bapa Uskup, Penasehat rohani DPD WKRI P. Hendrik Njiolah, Pastor Penasehat DPC serta para imam lainnya. Pelantikan Pengurus Wanita Katolik RI Dewan Pengurus Daerah SulSel masa bakti 2014-2019, dilaksanakan sederhana, yang penting para pengurusnya menghayati apa yang diamanatkan dan berkomitmen untuk melaksanakan secara ikhlas dan bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing. Itulah  harapan  ketua Presidium  Ibu  Margaretha Yulius, SPd. M.Pd. Dan tentunya sesuai homili Bapa Uskup, hendaknya kita mengasihi sesama saudara-saudari kita, mempunyai arti yang sangat mendalam.***

Selasa, 20 Januari 2015

Konferensi Daerah IX Wanita Katolik RI DPD Sulsel


Konferda adalah musyawarah tertinggi tingkat daerah yang dilaksanakan setiap 5 tahun  sekali. Konferda IX dalam pelaksanaannya sungguh berbeda dengan konferda sebelumnya, dimana utusan berbasis pada ranting, bukan Cabang. Adapun DPC yang belum punya ranting, utusan berdasarkan jumlah anggota. Tiap 20 anggota diwakili 1 utusan dengan harapan program kerja yang disusun sungguh dapat menyentuh/dilaksanakan di tingkat basis (ranting). 
Dalam kurun waktu 52 tahun, Wanita Katolik RI DPD Sulsel telah melaksanakan Konferda sebanyak 9 kali. Adapun yang menjadi tema Konferda IX adalah ”Meningkatkan Hidup Kualitas Organisasi Wanita Katolik RI dengan Belajar Sepanjang Hidup  
Sub tema  Meningkatkan Pelayanan dalam Keluarga,  Gereja dan Masyarakat”. yang akan dijabarkan dalam penyusunan program kerja untuk 1 (satu)  masa bakti.
Konferda dilaksanakan pada Jumat s/d Minggu, 21 s/d 23 Nopember 2014, bertempat di Hotel Prima Jln. Ratulangi Makassar, diikuti oleh  26 DPC sewilayah DPD Sulsel. Peserta dibagi dalam 2 (dua) kategori yaitu Peninjau dan Utusan.
Konferda IX memiliki 3 agenda :
1. Meminta pertanggung jawaban pengurus masa bakti 2009 – 2014.
2. Menyusun dan mengesahkan program kerja 2014 – 2019.
3. Memilih Pimpinan DPD 2014 – 2019.
Sebelum pelaksanaan Konferda,  sebagai organisasi (ormas resmi) terdaftar  di Kesbangpol Prov. Sulsel,  panitia mengirim surat kepada Gubernur agar diberi waktu untuk dapat bertemu, setelah 2 (dua) minggu menunggu mendapat jawaban karena kesibukan beliau, kami diarahkan untuk bertemu dengan Wakil Gubernur dengan hari dan waktu yang telah ditentukan.  Kami dari SC dan OC diterima di ruang pertemuan Wakil Gubernur,  hadir juga kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Prov. Sulsel,  Bpk Sekda dan beberapa unsur Muspida lainnya. Setelah memperkenalkan diri dan mengucapkan terima kasih, kami menyampaikan tujuan kedatangan panitia, antara lain :

1) Hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan Konferda IX,
2) Mengharap beliau berkenan hadir untuk memberikan sambutan dan sekaligus membuka Konferda IX.

Saat itu kami serahkan juga surat permohonan  secara resmi beserta undangan.
Setelah berbincang-bincang seputar organisasi, beliau berjanji akan menyiapkan waktu untuk dapat hadir,  namun pada hari pelaksanaan Konferda karena ada acara mendadak dan Bpk Gubernur tidak berada di tempat, beliau mengutus Asisten III  Provinsi Sulsel untuk membacakan sambutan Bapak Gubernur, dan sekaligus membuka Konferda.
Panitia juga menghadap Bapa Uskup Agung untuk mohon dukungan dan mohon kesediaan beliau untuk menjadi selebran utama pada misa pembukaan Konferda bersama pastor Hendrik Njiolah Pr. serta pastor Alex Lethe Pr,
Materi yang dibahas dalam Konferda ada 2 (dua) yaitu:  Materi Penunjang dan Materi Pokok.

A.   Materi Penunjang, dilaksanakan pada pra-Konferda,  yaitu :
1. Sosialisasi hasil Kongers XIX  tahun 2013 dan hasil Loknas bulan Oktober 2014 yang disampaikan oleh ketua presidium DPP
2.  Rekoleksi dipandu oleh pastor Hendrik Njiolah Pr,
3  Seminar  dengan materi  ”Persoalan anak dan dampaknya”  dibawakan oleh ibu Anti dari BP2TPA (Bidang Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Anak) Provinsi Sulsel  dan  pastor Rusdyn Ugiwan Pr yang membahas dari pandangan gereja katolik

B.   Materi Pokok
Dalam pelaksanaannya  dibagi dalam 5 sidang .
Sidang I: Pengesahan2  antara lain keabsahan sidang (kuorum) , jadwal, Tata tertib, komisi dan Tim
Sidang II: Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus DPD masa bakti 2009 – 2014.
Sidang III: Laporan Hasil sidang Komisi dan Tim.
Sidang IV: Pemilihan Pimpinan Daerah
Sidang V: Laporan Tim Perumus.

Setelah melalui proses pemilihan akhirnya terpilih 3 presidium, yaitu :
• Margaretha Yulius sebagai Ketua Presidium
• Yani Gunawan sebagai anggota Presidium I
• Agnes G Nurak sebagai anggota Presidium II.
Kemudian  ketiga presidium terpilih langsung dilantik oleh Ketua Presidium DPP dengan Surat Keputusan Nomor: SKEP/019/DPP/XI/2014, 23 Nopember 2014.
Dalam Konferda IX, dilaksanakan juga pertemuan antar-Penasehat Rohani DPC.  Banyak hal yang dapat dipetik dari sharing para Penasehat Rohani tentang maju-mundurnya kegiatan/eksistensi organisasi Wanita Katolik RI di masing-masing Cabang.
Setelah Konferda IX ditutup secara resmi, dilanjutkan dengan Misa kudus yang dipimpin oleh pastor Hendrik Njiolah Pr, bersama pastor Fillipus Kallo Pr. *** Penulis: Yani Gunawan

Sabtu, 12 Oktober 2013

89 TAHUN WANITA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA

Kepedulian terhadap nasib buruh perempuan di pabrik cerutu Negresco menjadi alasan utama terbentuknya organisasi Wanita Katolik RI di Yogyakarta pada 26 Juni 1924. Buruh perempuan di pabrik tersebut mengalami diskriminasi, baik dalam hal upah kerja yang lebih rendah dari kaum pria, aturan-aturan kerja yang lebih banyak merugikan buruh perempuan  maupun perlakuan para mandor pabrik yang sering melecehkan mereka.

Permasalahan-permasalahan inilah yang mengusik hati para perempuan Katolik pada waktu itu untuk membantu kaumnya yang tertindas. Sebagai langkah awal, para perempuan Katolik yang bergabung dalam Organisasi Wanita Katolik RI mulai mengajar kaumnya membaca dan menulis. Selanjutnya melatih para perempuan dengan berbagai keterampilan, membangkitkan rasa percaya diri mereka serta berdialog dengan pemilik pabrik cerutu untuk meninjau kembali aturan-aturan kerja yang merugikan buruh perempuan.

Seiring perjalanan waktu, karya pelayanan Wanita Katolik RI semakin meluas, baik dalam kalangan gereja maupun di kalangan masyarakat umum. Wanita Katolik RI berani mengorbankan waktu, tenaga, pikiran bahkan harta mereka untuk karya pelayanan terutama bagi orang-orang yang terpinggirkan.

Di usia ke-89 tahun ini, organisasi Wanita Katolik tetap berdiri kokoh kuat walaupun mengalami jatuh bangun. Cita-cita mewujudkan iman dan cinta kasih melalui karya pengabdian dalam masyarakat tetap berkobar setiap waktu dan mewarnai gerak langkah organisasi ini. Dengan berpedoman pada prinsip Asih-Asah-Asuh Wanita Katolik RI senantiasa memberi perhatian pada kaum lemah, miskin,  dan tertindas (option and action for the poor).

Tentu saja Wanita Katolik RI tidak berjalan sendiri dalam mewujudkan cita-cita luhur tersebut, tetapi bergandengan tangan dengan berbagai pihak. Menjalin kerja sama dengan hirarki gereja (gereja lokal), pemerintah, LSM, lembaga-lembaga swasta membuat Wanita Katolik RI semakin luas dan luwes dalam karya pelayanannya.

Dalam rangka memperingati HUT Wanita Katolik RI yang ke-89, Wanita Katolik RI DPD Sul-Sel mengadakan berbagai kegiatan, kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk memberi motivasi pada anggota, mempererat tali persaudaraan antar anggota dan memberi perhatian kepada sesama yang kurang beruntung, kegiatan-kegiatan tersebut adalah:
1. Paskah bersama, diadakan di Gereja Nipa-nipa paroki Tello pada 11 April 2013. Misa Paskah dipimpin oleh P. Ritan, CICM dan dihadiri 130 anggota Wanita Katolik RI sekevikepan Makassar.
2. Rekoleksi, “Menimba Mutiara Iman Maria” tema inilah yang dipilih P. Eltus Mali, Pr. saat mendampingi anggota Wanita Katolik RI sekevikepan Makassar dalam rekoleksi bersama di Gereja Sto. Petrus Gembala Sungguminasa pada 11 Mei 2013. Pasrah kepada kehendak Bapa, menjadi pembawa sukacita, senantiasa merefleksikan setiap peristiwa dalam hidup, peduli terhadap sesama yang membutuhkan pertolongan, dan setia mendampingi Yesus PuteraNya sampai di salib: itulah teladan Bunda Maria yang hendaknya diteladani para ibu. Rekoleksi yang diikuti 120 orang anggota ini ditutup dengan doa Rosario dan misa bersama umat.
3. Kunjungan kasih ke lapas; 5 Juni 2013 Wanita Katolik RI sekevikepan Makassar mengadakan kunjungan kasih ke Lapas Wanita Klas II A di Bolangi, Kabupaten Gowa. Wajah-wajah ceria para penghuni lapas menyambut kedatangan para anggota Wanita Katolik RI, mereka merasa “disapa”, dan diberi perhatian saat mereka menghadapi masalah. Penghuni lapas yang berjumlah 110 orang ini pun sangat antusias saat kami ajak bermain dan bernyanyi bersama dalam rekreasi terpimpin, mereka melupakan masalah mereka sejenak saat bersama kami. Dalam kunjungan ini juga ibu Frida Susanti memberi pencerahan kepada mereka, bahwa mereka harus berani merubah diri dan berani mengambil sikap ke arah yang lebih baik mulai saat ini. Di akhir kunjungan ini, kami membagikan bingkisan kepada para penghuni lapas. Bingkisan ini merupakan sumbangan dari para donatur dan pemerhati Wanita Katolik RI.
4. Pada 26 Juni 2013, merupakan puncak perayaan HUT Wanita Katolik RI ke-89. Perayaan misa syukur dipimpin oleh penasehat rohani Wanita Katolik RI DPD Sulsel, P. Hendrik Njiolah,Pr.
Perayaan syukur tersebut dihadiri oleh Bapa Uskup, Ketua Komisi Kerawam KAMS, Ketua ISKA Cabang Makassar, para mantan pengurus Wanita Katolik RI DPD Sulsel, para undangan serta para anggota Wanita Katolik RI sekevikepan Makassar.
Bapa Uskup kembali menekankan pentingnya peranan seorang ibu dalam keluarga. Ibu adalah pendidik utama dan pertama dalam keluarga, dan dari seorang ibulah suatu generasi terbentuk, demikian pesan beliau dalam perayaan tersebut.
Sambutan Koordinator Presidium DPD Sul-Sel melengkapi sambutan dari Dewan Pengurus Pusat; menegaskan kembali bahwa organisasi Wanita Katolik RI merupakan organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang sosial dan tidak bernaung di bawah partai manapun, oleh karena itu pengurus Wanita Katolik RI tidak dibenarkan merangkap tugas sebagai pengurus partai politik. Pengurus harus berani mengambil sikap: menjadi pengurus partai politik atau menjadi pengurus Wanita Katolik RI.
Perayaan syukur ini diakhiri dengan makan malam bersama dan pemberian bingkisan kasih kepada para mantan pengurus Wanita Katolik RI DPD Sul-Sel yang sudah lanjut usia.

Di usia ke-89 ini, Wanita Katolik RI DPD Sulsel telah mempunyai 25 cabang dan 35 ranting yang tersebar di paroki-paroki dalam 4 kevikepan di Keuskupan Agung Makassar yakni Kevikepan Makassar, Kevikepan Toraja, Kevikepan Luwu dan Kevikepan Sulbar. Semoga terus berkembang dan maju. *** Penulis: C.M. Sri Suyani