Rabu, 09 Maret 2011

CAMP PRIA SEJATI KATOLIK MAKASSAR


Latar belakang Camp Pria Sejati Katolik

Tujuan dari Camp Pria Sejati adalah membimbing para pria untuk menjadi serupa dengan Kristus. Firman Yesus sangat gamblang dan jelas yaitu kalau kita mau taat kepada kehendak Bapa maka kita menjadi saudara Kristus dan kita akan berada dalam Dia sebagai Tubuh-Nya (Mat 12:50 Luk 8:21 Yoh 15:4-7).

Fenomena dewasa ini menunjukkan telah terjadi “bencana” yang cukup mengerikan melanda pasangan suami-isteri dan keluarga; dimana terjadi penghianatan, perzinahan dan keretakan rumah tangga sampai pada tuntutan perceraian yang terjadi di umat Katolik. Pornografi telah melanda banyak pihak terutama pria-prianya baik yang sudah menikah maupun yang masih muda belia. Bahkan ditemukan banyak umat Katolik yang sudah pindah ke Gereja lain, karena mereka lebih merasakan iman mereka bertumbuh di Gereja tersebut.

Gerakan Camp Pria Sejati Katolik, atas bimbingan Roh Kudus, telah membawa banyak pertobatan bagi pria-pria yang keras hati dan penuh dosa untuk dibawa kepada kebenaran-Nya. Banyak pria yang bertobat dengan sungguh-sungguh sehingga banyak keluarga (unit terkecil dari Gereja) yang dipulihkan, ketika keluarga dipulihkan, maka Gereja Katolik akan lebih bersemangat lagi, dan akhirnya bangsa Indonesia pun akan dipulihkan.

Dampak lain dari Camp Pria Sejati Katolik adalah membawa mereka kepada satu komitmen untuk melayani GEREJA. Para Alumni Camp Pria Sejati Katolik menjadi aktif berkiprah di dalam paroki-parokinya masing-masing dan bahkan banyak yang sudah ”menyebrang sungai Yordan” (pindah ke gereja lain) akhirnya kembali ke dalam pangkuan Gereja Katolik.

Camp Pria Sejati Katolik di Keuskupan Surabaya telah berlangsung sebanyak 18 angkatan, dimana para pembicara, fasilitator maupun panitianya semuanya berasal dari Gereja Katolik. Bahkan Bapa Uskup Surabaya, Mgr. Vincentius Sutikno W, bukan saja mengijinkan diselenggarakannya Camp Pria Sejati Katolik, bahkan beliau merestui dan menganjurkan setiap suami-suami untuk ikut di dalam camp ini (karena buah-buah rohnya telah nyata). Camp Pria Sejati Katolik/Wanita Bijak Katolik telah masuk di dalam peta Keuskupan Surabaya. Demikian pula Camp Pria Sejati Katolik telah diijinkan diselenggarakan di Keuskupan Agung Semarang, dan sekarang sudah terselenggara hingga angkatan ke-3.

Puji Tuhan, Allah yang Maha Tahu mengetahui hal ini dan berkarunia melalui Roh Kudus-Nya. Pada 3 Nopember 2010, Dia mengirim beberapa pelayan-Nya, yaitu tim pengajar PRIA SEJATI KATOLIK Keuskupan Agung Surabaya, mampir ke Makassar untuk mengetuk pintu hati para Alumni Camp Pria Sejati yang ada di Makassar. Hal ini bukan suatu kebetulan, karena Allah Bapa telah mengatur pertemuan ini bersamaan dengan perjalanan pelayanan hamba-hambaNya dalam pelaksanaan Camp Pria Sejati Katolik pada 5-7 Nopember 2010 di Jayapura.

Camp Pria Sejati Katolik I – Makassar

Pada 3 Nopember 2010, Alumni Camp Pria Sejati (Katolik) yang hadir sebanyak 11 orang (termasuk P. Ignatius Bambang Sudaryanto, CICM – Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Agung Makassar) dan 3 orang pengajar dari Keuskupan Agung Surabaya yaitu Dr. Laurentius Suliadi & Ny. serta Hendrik Theodoroes. Dalam pertemuan tersebut P. Ignatius, CICM membentuk Panitia Pelaksana Camp Pria Sejati Katolik I – Makassar.

Kehadiran P. Ignas (P. Ignatius Bambang Sudaryanto CICM, Ketua Komisi Keluarga KAMS, red.) pada pertemuan tersebut, menunjukkan bahwa penyelenggaraan Camp Pria Sejati Katolik di Makassar adalah bagian dari kegiatan Komisi Keluarga. Lewat beliau, Camp Pria Sejati Katolik dibawa dari Surabaya menuju ke Makassar dan untuk pertama kali diselenggarakan di Makassar pada tanggal 28 – 30 Januari 2011 dengan peserta 40 orang di Wisata Pantai Barombong.

Acara Camp Pria Sejati Katolik padat sekali, dimulai dari misa pembukaan pre-Camp Pria Sejati Katolik sehari belumnya yang diselenggarakan di rumah Bpk. Ruddy Effendy yang dibuka oleh Pastor Maris Marannu, Pr hingga penutupannya oleh Pastor Ignatius Sudaryanto, CICM. Peserta Camp Pria Sejati Katolik tidak hanya dibekali dengan firman semata oleh pembicara, tetapi banyak hal hal yang tak terduga juga yang menambah serunya Camp Pria Sejati Katolik berlangsung. Selain Panitia dibuat sibuk, para Fasilitator juga bertanggung jawab atas grup yang diserahkan kepadanya.

Fasilitator dan Panitia ini adalah orang orang yang telah mengikuti Camp Pria Sejati Katolik sebelumnya dan bersedia untuk membantu proses berjalannya retret ini. Di dalam retret ini para Pria diajak untuk melakukan refleksi atas hidup perkawinan mereka selama ini apakah sudah sesuai dengan firman Tuhan, misalnya tentang kesetaraan suami-istri dan pembagian tanggung jawab di antara mereka. Di masyarakat kita masih terdapat suatu anggapan bahwa yang bertanggung jawab untuk mendidik anak adalah istri sedangkan suami mencari nafkah saja. Sehingga kalau anaknya bermasalah yang disalahkan adalah ibunya.

Di retret ini diingatkan bahwa suami diharapkan mengambil peran sebagai:

a) Imam: membawa anggota keluarganya mendekat ke Tuhan dengan berdoa bersama, sharing iman dan lain-lain.

b) Nabi: membawa firman Tuhan kepada keluarga.

c) Raja: yang paling bertanggung jawab atas baik buruknya keluarga. Sedangkan istri diharapkan menjadi penolong yang sepadan bagi suaminya dan saling mengisi dalam segala bidang.

Di dalam menghadapi kerasnya godaan kehidupan modern saat ini hendaknya suami dan istri selalu mengingat motto perekat suami istri yang bunyinya: Engkau adalah hadiah terindah yang Tuhan berikan bagiku!

Walaupun engkau jelek (entah fisik maupun kelakuan) dan sering kali menyebalkan namun engkau adalah hadiah dari Tuhan bagiku! Para suami istri juga diingatkan untuk lebih murah hati memberi maaf kepada pasangannya, bahkan harus mendoakan serta menolong pasangannya yang sudah terperosok ke kubangan dosa untuk kembali ke jalan yang benar.

Para peserta sangat antusias mengikuti sharing kelompok yang kadang-kadang menyangkut persoalan yang cukup pribadi, namun dapat disharingkan dengan terbuka. Tampaknya peserta cukup memahami dan mempraktekkan ungkapan: Keterbukaan adalah awal dari pemulihan. Dan mereka juga ingin aktif berubah sesuai dengan moto: Perubahan bukanlah perubahan sampai terjadi suatu perubahan.

Banyak kesaksian kesaksian teman teman dalam Camp Pria Sejati yang begitu menguatkan dan bagaimana perjuangan perjuangan untuk menjadi seorang Pria Sejati tidaklah mudah, jatuh dan bangun diulas secara lugas dan jelas, begitu mengena pada setiap hati para peserta, banyak teman teman yang jarang mengeluarkan air mata justru bercucuran pada saat di sana, apalagi di Camp Pria Sejati ini hanya diisi oleh para pria, jadi membawa keterbukaan dan rasa senasib dan seperjuangan dalam kehidupan rumah tangga masing masing, rasa kebersamaan begitu terasa apalagi dibentuk per grup yang dibantu oleh seorang fasilitator.

Penulis merekomendasikan retret Camp Pria Sejati Katolik ini sebagai salah satu retret yang baik untuk diikuti oleh para Pria dewasa Katolik untuk menjadi “Kesempurnaan seorang pria dan keserupaan dengan Kristus adalah suatu hal yang sama”. *** Penulis: Sonny Djaya dan Yosep Rahmat Gunawan

1 komentar:

Percaya Mujizat Masih Ada mengatakan...

123....yes. Pria sejati katolik maju terus untuk serupa dengan Kristus. From Martin Jakarta.