Senin, 18 Maret 2013

Rapat Anggota Tahunan Credit Union Mekar Kasih Tahun Buku 2012

Misa Syukur mengawali RAT CU Mekar Kasih dipimpin Bapa Uskup KAMS

Credit Union Mekar Kasih kembali melangsungkan forum tertinggi dalam struktur keorganisasiannya, RAT (Rapat Anggota Tahunan) Tahun Buku 2012. RAT yang diadakan untuk kelima kalinya ini diselenggarakan di Aula Paroki St. Joseph Pekerja Gotong-gotong dan dihadiri 211 orang anggota representatif dari anggota-anggota yang berada disejumlah wilayah pengembangan yang meliputi kota Makassar dan sekitarnya, Kendari, Labasa, Unaaha, Pomalaa dan Baras, Tobadak dan Messawa.

Kegiatan RAT diawali dengan Misa pembukaan yang dirayakan secara konselebrasi. Uskup Agung KAMS (Keuskupan Agung Makassar), Mgr. John Liku-Ada’, memimpin langsung Misa Pembukaan didampingi oleh tujuh orang pastor yaitu Vikep Sulawesi Barat, Ketua PSE KAMS, Pastor Paroki Tello, Pastor Paroki Mamajang, Pastor Paroki Mariso, Koordinator PSE Sulawesi Tenggara, dan Pastor Paroki Unaaha. Bapa Uskup dalam homilinya mengharapkan agar segenap insan CUMK dalam mengembangkan gerakan Credit Union sebagai gerakan ekonomi tetap berpegang pada spiritualitas dari gerakan tersebut yaitu meningkatkan kesejahteraan manusia sebagai ciptaan Tuhan yang utuh.  Hal ini penting agar Credit Union tidak kehilangan orientasinya sebagai gerakan solidaritas dan jatuh menjadi lembaga keuangan belaka.

Turut hadir dalam acara RAT kali Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar yang diwakili oleh Bapak Alderi SE, MM. Dalam kata-kata sambutannya, beliau memberikan apresiasi atas prestasi-prestasi CUMK dan berharap pengurus CUMK tidak segan memberikan sharing kepada koperasi-koperasi lain mengenai tatakelola Credit Union. Beliau juga menghimbau agar segenap anggota yang hadir memanfaatkan momentum RAT ini sebaik-baiknya untuk mengetahui perkembangan CUMK.  Kata sambutan lainnya disampaikan oleh Ketua Pengurus CUMK – Dominikus Renaldi Tanes; Ketua PSE KAMS – P. Fredy Rante Taruk, Pr, dan Uskup Agung KAMS sekaligus membuka acara RAT secara resmi.

Menyimak Laporan Pengurus dan Pengawas yang dipresentasikan di depan anggota, terlihat pencapaian-pencapaian yang cukup menggembirakan dari sejumlah aspek kerja pada Tahun Buku 2012. Dari aspek Keorganisasian misalnya, terjadi Peningkatan Jumlah anggota sebesar 29,12% dari akhir Tahun Buku 2011 lalu yang berjumlah 6.979 orang menjadi  9.011 orang pada akhir Tahun Buku 2012.

Sementara dari aspek keuangan terjadi peningkatan aset sebesar 42,43% dari aset akhir Tahun Buku 2011 sebesar Rp 70.019.478.178,- menjadi Rp 99.727.050.308,-. Peningkatan aset ini berjalan seiring sejalan dengan penambahan anggota dan pemanfaatan produk simpanan, baik simpanan saham dan simpanan non-saham.

Dari aspek kredit, total pencairan Kredit sepanjang Tahun Buku 2012 sebesar Rp 72.419.572.400,-. Dari total angka tersebut, distribusi pemanfaatannya untuk pinjaman wirausaha sebesar 27,72%, pinjaman usaha mikro sebesar 2,41%, pinjaman konsumtif 34,86%, pinjaman ziarah rohani 0,04%, Pinjaman Kepemilikan Tanah dan Rumah 15,31%, Pinjaman Kendaraan bermotor 6,15% dan Pinjaman modal Tabungan 13,52%. Jadi, bila diakumulasikan, persentase pemanfaatan pinjaman untuk pinjaman produktif (Wirausaha dan Usaha Mikro) dan pinjaman untuk meningkatkan kesejahteraan (Kepemilikan Tanah dan Rumah, serta Pinjaman Modal Tabungan) mencapai 58,96% dari total pencairan kredit. Hal ini cukup menggembirakan karena menjadi indikasi tingginya minat anggota untuk mengembangkan potensi ekonomi dan kualitas hidupnya.

Sebagai lembaga pemberdayaan yang berbasis komunitas, CU Mekar Kasih secara intens melakukan pendidikan kepada anggota-anggotanya. Pendidikan anggota yang telah dilaksanakan antara lain Pendidikan Dasar yang diikuti oleh 2.152 orang, Sosialisasi dan Motivasi yang diikuti oleh 2.607 orang dan Pendidikan Wirausaha yang diikuti oleh 136 orang. Jadi selama Tahun Buku 2012, CU Mekar Kasih telah mendidik tidak kurang dari 4.895 orang anggota maupun calon anggota. Melalui gerakan Pendidikan ini, diharapkan segenap anggota mengalami perubahan pola pikir khususnya mengenai masalah keuangan, sehingga anggota semakin menyadari segenap potensi dirinya, memahami pengelolaan keuangan keluarga dan menyadari pentingnya mempersiapkan diri menghadapi masa depan dalam bingkai kebersamaan/komunitas.
Peserta RAT CU Mekar Kasih 2012
Selain pendidikan dan pelatihan yang ditujukan kepada anggota, CU Mekar Kasih juga aktif menyelenggarakan maupun mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan jaringan/mitra untuk pengembangan kapasitas Pengurus, Pengawas, Komite, Manajemen maupun Kelompok Inti/aktivis CU Mekar Kasih. Tujuannya agar orang-orang yang mengawal langsung gerakan ini memiliki wawasan, spiritualitas maupun keterampilan yang memadai dalam menjalankan tatakelola dan mengarahkan organisasi Credit Union mencapai visinya sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat. Pendidikan tersebut antara lain: TOT (Training of Trainers) Kelompok Inti, TOT Financial Literacy, TOT Fasilitator, Etos Kerja, Pengembangan SDM,  Pembukuan Dasar, Manajemen Kredit, Audit, Leadership Proffesional Ethos, Media dan Jurnalistik, dan sejumlah diklat lainnya.

Prestasi Pengurus, Pengawas, Komite dan Manajemen dalam mengelola CUMK, tentu tidak lepas dari partisipasi aktif segenap anggota. Sebagai pemilik dan pengguna jasa lembaga, anggota memiliki peranan yang besar dalam mengontrol dan mengembangkan organisasi. Diharapkan anggota semakin menjadikan Credit Union sebagai tempat memberdayakan diri dan mengembangkan potensinya. Hal ini ditegaskan kembali oleh P. Fredy Rante Taruk, Pr pada sambutan penutupnya. Dengan semakin menghayati peranan ini, CUMK sebagai organisasi dapat semakin berdiri kokoh sebagai lembaga pemberdayaan ekonomi sesuai dengan visi dan misinya. ***

SADWINDU, 60 TAHUN HIDUP MEMBIARA



Keluarga besar Societas JMJ Provinsi Makassar pada hari Minggu, 20 Januari 2013, tampak bergembira dan bahagia. Karena dua kompatriot mereka Sr. Mariette Tumion JMJ dan Sr. Christina Salibal JMJ merayakan Sadwindu, 60 tahun hidup membiara. Bertempat di Kapel Biara St. Familia Rajawali Makassar, diadakan misa syukur yang dipersembahkan oleh Pastor Gilbert Keirsbilck CICM sebagai selebran utama dan Pastor Leo Paliling Pr. sebagai konselebran dan dilanjutkan dengan ramah tamah di Biara St. Familia Rajawali Makassar. Yang mulia Bapa Uskup, Keuskupan Agung Makassar, tampak larut dalam kegembiraan bersama dangan para imam, Frater, suster, keluarga dan tamu undangan, tumpah ruah di Rajawali untuk menyaksikan peristiwa langka tersebut, seraya mengucapkan selamat dan doa bagi kedua suster tersebut.

Profil
Sr. Christina S. JMJ dan Sr. Mariette T. JMJ, dua sosok yang diibaratkan pepatah yang mengatakan asam di gunung dan garam di laut bertemu di Societas JMJ. Itu karena mereka menampilkan dua karakter yang bertolak belakang. Sr. Mariette JMJ, yang lincah, energik, ceplas-ceplos bicaranya, dan berkarya dalam dunia pendidikan, serta mencintai orang kecil. Dibarengi oleh Sr. Christina JMJ yang kalem, sederhana, lemah lembut dan pendiam, dan berkarya dalam dunia kesehatan sehingga keduanya klop. Sr. Mariette T. JMJ terlahir dari Kel. Bapak Albert Yacobus Toemion dan ibu Monica Ratu, dengan nama panggilan Agnes, pada tanggal 31 Desember 1935 dan mengikrarkan kaulnya pada 20 Januari 1953. Sedangkan Sr. Christina S. JMJ terlahir dari Kel. Bapak Sampe Saliban dan ibu Kadang, dengan nama panggilan Martina, pada tanggal 24 Desember 1923 dan mengikrarkan kaulnya pada tanggal 20 Januari 1953.

Serigala kecil yang Mengerkah 
Di mata para suster Societas JMJ, Sr. Mariette T.  JMJ dan Sr. Christina S. JMJ, merupakan petualang cinta yang tangguh. Wow, jangan salah tafsir ya. Mereka sungguh petualang cinta Kristus sejati yang sungguh-sungguh menghayati dan mendalami kharisma pendiri societas JMJ yakni P. Mathias Wolf SJ, “Kesiapsediaan apostolik”. Itu yang membuat kedua suster ini tidak pernah betah dan kerasan di satu tempat, ingin selalu berpetualang. Sehingga kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja Tuhan kehendaki, melalui societas mereka harus pergi, maka hanya ada satu kata yang terbersit dalam pikiran dan ucapan mereka: “Siap”. Inilah bentara JMJ sejati. Dan bagaikan serigala yang mengerkah, mereka mengaumkan cinta yang dibarengi dengan pelayanan penuh suka cita,  bagi siapa saja yang haus dan rindu akan belaian kasih Kristus.

Inilah Aku, Utuslah Aku
Suatu ungkapan sederhana, namun kaya makna, bagi para biarawan-biarawati, secara khusus para suster Societas JMJ, teristimewa bagi Sr. Mariette T. JMJ dan Sr. Christina S. JMJ yang menghayati kharisma Pater Mathias Wolf SJ, pendirinya, yakni “kesiapsediaan Apostolik”. Selama 60 tahun penyerahan diri mereka dengan hati yang tak terbagi kepada Kristus lewat Societas JMJ telah merambah belantara nusantara, sedangkan Sr. Kristina JMJ telah membentangkan layar mengarungi lautan dan lorong-lorong kehidupan dunia sampai akhirnya keduanya berlabuh di Provinsial Makassar untuk menikmati hasil kerja keras mereka dengan perayaan sadwindu, 60 tahun hidup membiara dan menyelesaikan sisa tugas yang belum terselesaikan sampai dimana Tuhan kehendaki. Sr. Mariette T. JMJ mengatakan, “Seandainya roda kehidupan ini masih boleh diputar kembali, maka Aku ingin hidup seribu tahun lagi untuk dapat melayani Tuhan dan sesama, terutama mereka yang hina dina hingga kerajaan Allah sungguh terjadi di muka bumi ini.


Kaulku adalah kemuliaan Tuhan
  Pater Gilbert Keirsbilck CICM sebagai selebran utama pada misa syukur, dalam khotbahnya, yang diinspirasikan dari Injil Lukas 12:22-34, mengatakan bahwa dalam menghayati kaul hidup membiara, bagi serigala-serigala muda JMJ, kita mempunyai dua sosok teladan yakni Sr. Mariette T. JMJ dan Sr. Christina S. JMJ, dimana triprasetia: kemiskinan, ketaatan dan kemurnian yang diikrarkan 60 tahun lalu, bukan hanya sekedar kata-kata hampa dan mati, melainkan hidup dan dihidupi secara sederhana dalam diri mereka berdua. Mereka mampu bertahan menghadapi cobaan dan godaan hingga saat ini, karena mereka mempunyai pemahaman yang sangat sederhana namun jelas. Tentang kaul kemurnian, tidak hanya sekedar menjaga dan mempertahankan mati-matian keperawanannya, tetapi soal keterbukaan hati untuk menanggapi rencana dan kehendak Tuhan bagi hidup mereka, sehingga dapat melayani dan mencintai Tuhan dan sesama dengan hati yang tak terbagi. Mengenai kaul ketaatan, tidak hanya sekedar manut dan nurut saja pada apa yang dikehendaki societas dan pemimpin komunitas, melainkan keterbukaan telinga agar peka mendengarkan bisikan Tuhan lewat maksud dan kehendak societas mengutus mereka kemana saja, sehinga tetap enjoy dalam melayani tanpa bersungut-sungut. Sedangkan untuk kaul kemiskinan, bukan berarti tidak memiliki apa-apa, miskin, atau hina dina, melainkan keterbukaan tangan untuk dirangkul dan merangkul Tuhan dan sesama, sehingga ada begitu banyak jiwa yang “digendong” kembali kepada Kristus. Itulah penghayatan kaul dari kedua suster kita sehingga mereka bisa tegar bertahan dalam kesetiaan sampai merayakan sadwindu 60 tahun hidup membiara. Dan inilah yang harus kita teladani sebagai biarawan-biarawati,  terutama para kolega keluarga besar societas JMJ dari kedua suster sesepuh kita ini.
Proficiat Sr. Mariette T. JMJ dan Sr. Christina S. JMJ! Segenap keluarga besar Societas JMJ Provinsi Makassar, Manado, dan Jakarta, juga tak lupa dari nun jauh di seberang sana dari negeri kincir angin Belanda, Superior General Societas JMJ, mengucapkan selamat sadwindu, 60 tahun hidup membiara dan terima kasih atas pemberian diri kalian, suri teladan, cinta, dan pelayanan yang penuh suka cita yang telah kalian semaikan. Amboi suster, terus semangat!*** Penulis: Sr. Leonie Taroreh JMJ