Selasa, 23 Desember 2008

Caritas Makassar dan Banjir di Palopo

CARITAS MAKASSAR BERSAMA UMAT
MEMBANTU PENANGANAN BENCANA
BANJIR BANDANG PALOPO


Awal November yang lalu, tepatnya Selasa, 4 November 2008, telah terjadi banjir bandang yang merendam sebagian kota Palopo, menewaskan dua orang anak, beberapa orang cedera serius dan membawa kerugian materil yang tidak sedikit. Luapan air yang tiba-tiba menerjang di malam hari itu merobohkan dan menghanyutkan puluhan rumah serta melumpuhkan aktivitas sebagian masyarakat karena kerusakan jalan dan fasilitas umum.

Menurut data Satkorlak Palopo, hampir seluruh wilayah Kecamatan Wara dan Wara Timur tergenang banjir, meliputi kelurahan Tompotikka, Amassangan, Surutanga, Salutellue, Ponjalae, Pajalesang, Dangerakko dan Lagaligo. Infrastruktur yang mengalami kerusakan parah diterjang banjir bandang di antaranya: Jembatan Amasangan, Jembatan Putih, Jembatan Gantung Latuppa, pagar SDN Surutanga rubuh, 5 titik longsor di jalur Jalan Palopo-Bastem dan lain-lain yang belum terdata di Satkorlak. Setelah air surut genangan lumpur setinggi 20 cm memenuhi jalan-jalan dan kurang lebih 2000 rumah penduduk serta beberapa sekolah. Sekitar 100 rumah penduduk mengalami kerusakan parah, serta sebuah rumah terbakar pada saat kejadian berlangsung.

Sehari setelah terjadinya bencana dan setelah mengadakan koordinasi dengan Pastor Frans Tandipau Pr, Pastor Paroki St. Mikael Palopo, Pastor Fredy Rante Taruk Pr. selaku Direktur Caritas Makassar segera mengumpulkan pengurus dan anggotanya, yang kebetulan sedang mengikuti Training Project Cycle Management (PCM) di Malino, untuk mendiskusikan langkah-langkah tindakan bantuan. Dibentuklah tim penanganan bencana banjir Palopo dan diputuskan segera mengirim tim peninjau untuk mengumpulkan data dan mengusulkan program bantuan darurat maupun rehabilitasi yang dapat dilakukan oleh Caritas. Pastor Natan Bungadatu Pr bertindak selaku Kordinator Tim Tanggap Darurat (Emergency Response Team). Bersamaan dengan itu segera dikoordinasikan penggalangan bantuan yang diumumkan ke semua Paroki di kota Makassar.

Data hasil peninjauan kemudian segera dibahas dan diputuskan untuk melakukan intervensi tanggap darurat berupa pemberian bahan makanan dan minuman yang lebih merata, penyewaan truk dan perlengkapan untuk pembersihan genangan lumpur serta sampah yang berserakan, pemberian bantuan kasur busa, buku dan perlengkapan sekolah serta pengadaan obat-obatan yang memang sangat dibutuhkan karena sebagian warga mulai terkena penyakit seperti ISPA dan diare. Sumbangan bantuan umat yang terkumpul di kantor Caritas di Kantor Keuskupan juga segera dilengkapi dan dikirimkan ke Palopo. Dikawal oleh beberapa pengurus Caritas Makassar, di antaranya Dominikus Renaldi dan Robin D. Zakharia, serta seorang volunteer Andrew, sumbangan tanggap darurat Caritas Makassar pun segera dibawa ke Palopo.

Setiba di Palopo segera dilakukan kordinasi dengan tim Paroki Palopo dan Satkorlak setempat untuk pelaksanaan pemberian bantuan. Pertama-tama dengan menyewa beberapa truk dan bersama umat setempat melakukan pembersihan fasilitas umum dari genangan lumpur dan sampah. Setelah itu kepada mereka yang memang sangat membutuhkan diberikan bantuan berupa peralatan masak, kasur busa, sepatu, seragam dan perlengkapan sekolah, serta bahan makanan.

Rencananya setelah berkordinasi dengan Karina KWI akan diputuskan bentuk bantuan berikutnya. Caritas Makassar pertengahan Desember kembali akan menurunkan tim untuk pelaksanaan bantuan tersebut, sekaligus membawa sumbangan umat yang terkumpul kemudian. Di lapangan tim ini akan bekerjasama dengan tim Seksi Sosial Paroki St. Mikael Palopo.

LAPORAN HASIL PENINJAUAN LAPANGAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI PALOPO
Masalah:
- Pembagian sembako untuk korban belum mencukupi dan tidak merata.
- Lumpur masih mengenangi sebagian rumah penduduk. Lumpur dan sampah sisa-sisa barang barang rumah tangga yang hanyut masih berserakan dijalan-jalan. Lumpur sangat mengganggu aktifitas penduduk di kota Palopo.
- Tempat tidur/kasur/buku-buku anak sekolah dan banyak perabotan rumah tangga tidak dapat dipergunakan lagi.
- Listrik tidak dapat menyala secara optimal(terjadi pemadaman bergilir), akibat tower aliran listrik dari PLTA Bakaru roboh.
- Obat-obatan darurat terutama untuk penyakit ISPA sudah sangat menipis (data dari POSKO)
- Air PAM tidak mengalir, kalaupun mengalir airnya keruh.

Tindakan darurat yang sudah dilakukan Caritas Makassar bekerja sama dengan Paroki St. Mikael Palopo:

- Pembagian SEMBAKO kepada masyarakat dengan sasaran daerah daerah yang belum/kurang menerima pembagian SEMBAKO
- Menyewa 4 (empat) buah truk untuk mengangkut LUMPUR/SAMPAH yang masih berserakan di jalan.
- Mengarahkan siswa SMU/SMP FRATER dan tim relawan dari umat paroki Sto Mikael Palopo untuk turut bersama sama mengangkut LUMPUR/SAMPAH yg masih ada di jalan ke atas truk untuk dibuang tempat pembuangan akhir.
- Pembagian kasur busa/matras untuk korban yang benar-benar tidak mampu.
- Pembagian buku tulis dan peralatan sekolah untuk siswa yg kehilangan karena banjir dan tidak mampu untuk membeli lagi.
- Bantuan obat obatan untuk penyakit ISPA.

Pada kunjungan terakhir, 15 Desember 2008, Caritas Makassar terjun ke daerah terdampak banjir bandang dan berkoordinasi dengan Kesbang, Pemerintah Kota Palopo, telah disalurkan bantuan dalam bentuk kasur/matras, panci atau dandang, peralatan makan: sendok, gelas dan piring. Kunjungan terakhir ini dipimpin oleh Program Manajer Advokasi dan Networking Jefri Tanwil, bersama dengan Dominikus Renaldi, Robin D.Zakharia serta Matius Tirangka.*** Penulis: Yohannes T. Boro, Caritas Makassar


Tidak ada komentar: