Belum genap sebulan kepergian Pastor John Manta’ menghadap Yang Ilahi, Senin pagi, 28 November 2016, melalui media WA, BBM, Facebook, menyebar lagi berita yang sangat mengagetkan bagi hampir semua umat katolik Keuskupan Agung Makassar. Begitu banyak umat katolik menuliskan status ucapan turut berduka cita atas meninggalnya Pastor Hendrikus Njiolah. Memang, pada 19 November 2016, Pastor Hendrikus Njiolah, yang sapaan akrabnya Pastor Hendrik Njiolah, menemani sekitar sepuluh orang umat dari Paroki St. Yosef Pekerja Gotong-gotong berangkat ke Australia dan New Zealand.
Berita ini sangat mengagetkan karena ketika Pastor Hendrik Njiolah berangkat, beliau sehat walafiat. Dan selama perjalanan dan kegiatan di Australia tidak ada tanda-tanda bahwa Pastor Hendrik akan pergi menghadap Sang Penciptanya. Tidak diketahui dengan pasti jam berapa Pastor Hendrik meninggal. Hanya informasi yang diperoleh dari teman-teman seperjalanannya bahwa ketika akan diajak untuk sarapan beliau ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kamarnya di Lake Tekapo, New Zealand. Setelah meninggal, jenasah Pastor Hendrik dirawat di Rumah Sakit akan dibawa ke Funeral Home. Dan pada Rabu, 30 November 2016, jenasahnya didoakan dan diberkati oleh Pastor setempat dan diberangkatkan dari Christchurch ke Singapura, dan dari Singapura ke Makassar dengan pesawat SQ.
Minggu, 4 Desember 2016 sekitar pkl. 17.10, jenasah tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Maros, dijemput oleh Uskup Mgr. John Liku-Ada’, anggota keluarga, beberapa imam dan pengurus Depas Paroki Santo Yosep Pekerja, Gotong-gotong. Setelah jenasah diterima oleh pihak keuskupan dan keluarga serta umat yang diwakili oleh pengurus Depas, jenasah Pastor Hendrik dibawa ke RS. Grestelina untuk dirawat seperlunya dan kemudian diantar ke gereja paroki Gotong-gotong. Sekitar pkl. 20.00, diadakan misa tirakatan. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo dan Bupati Gowa sempat hadir menyampaikan belasungkawa. Selesai misa jenasah disemayamkan di aula Keuskupan sampai Rabu pagi, 7 Desember 2016. Selama disemayamkan di aula Keuskupan setiap hari kelompok doa, sekolah-sekolah dan umat Katolik khususnya yang ada di Kevikepan, Makassar dan setiap malam diadakan misa malam tirakatan yang dihadiri oleh Uskup, para imam, suster, frater, keluarga dan umat.
Rabu pagi, 7 Desember 2016, misa requiem diadakan di Gereja Katedral yang dipimpin langsung oleh Uskup. Selesai misa, jenasah Pastor Hendrik Njiolah diantar ke taman kenangan rohaniawan/wati di Pakatto. Keluarga Besar Keuskupan Agung Makassar bersama seluruh umat, keluarga dan kenalan merasa sungguh kehilangan salah seorang imam terbaiknya yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang Kitab Suci. Selamat jalan Pastor Hendrik Njiolah, jadilah pendoa bagi kami yang masih berziarah di dunia ini.
Riwayat Hidup
Pastor Hendrikus Njiolah, Pr
Nama Panggilan: Pastor Hendrik
Lahir: Makassar, 29 Oktober 1954
Ayah: Gilbert Gieman Njiolah (+)
Ibu: Sabrina Sarinah Tungari (+)
P. Hendrik adalah anak ke-5 dari 9 bersaudara, saudara laki-laki 4 orang dan perempuan 5 orang.
Masa Pendidikan P. Hendrik diawali di TK Teratai Makassar 1960 – 1961 dan setelah itu dilanjutkan pendidikannya di SD St. Yakobus Makassar 1962 – 1968.
P. Hendrik mengawali panggilan menjadi imam di Seminari Menengah St. Petrus Claver pada tahun 1969 dengan jumlah siswa 33 orang dan mengakhiri pendidikan di Seminari Menengah pada tahun 1975 dengan jumlah yang tersisa 10 orang. Dengan berjumlah 9 orang P. Hendrik melanjutkan pendidikan menjadi imam di Yogyakarta dengan bertempat tinggal di Seminari Tinggi Anging Mammiri.
Setelah menyelesaikan jenjang studi calon imam, bersama 5 orang temannya P. Hendrik menerima tahbisan diakon di Seminari Tinggi Santo Paulus Yogyakarta oleh yang mulia Justinus Kardinal Darmojuwono pada tahun 1982.
Akhirnya P. Hendrik bersama 2 orang temannya menerima tahbisan imamat pada 23 Januari 1983 oleh Yang Mulia Pronunctio Apostolik Mgr. Pablo Puente di Balai Manunggal ABRI-Rakyat di Makassar. Tiga teman angkatan lainnya menerima tahbisan di Gereja St. Theresia Rantepao pada 26 Januari 1983.
Dalam Buku refleksi Perjalanan Imamat selama 25 Tahun yang berjudul “Ini Aku, Utuslah Aku”, P. Hendrik menuliskan pengalaman hidup sebagai imam selama 25 tahun itu dalam 5 masa yang diberinya judul:
1. Belajar Menjadi Imam. Masa ini adalah tahun 1983 – 1987 dimana P. Hendrik menjadi Pastor Paroki St. Paulus Mengkendek, Tana Toraja.
2. Mendalami Kitab suci.
P. Hendrik mengambil Studi Tafsir Kitab Suci di Pontificio Instituto Biblico Roma, Italia selama 4 tahun dari 1987 – 1991. Dalam refleksinya P. Hendrik mengatakan: “Pengalaman studi eksegese membuat saya semakin mencintai kitab suci. Bukan hanya saya dapat membaca kitab suci dalam bahasa aslinya (Ibrani, Aram dan Yunani) melainkan juga kareana saya telah mempelajari berbagai hal menyangkut Kitab suci. Berkat studi Kitab Suci, saya mendapat kesempatan mengunjungi Tanah suci, sehingga wawasan geografis saya semakin kaya dan luas. Apa yang dulu asing sekarang tidak lagi, karena saya telah mendaki gunung Sinai, gunung Karmel dan gunung Tabor. Saya telah mengarungi danau Galilea dan Laut Mati dan telah melintasi gurun Yudea dan padang Samaria...”
Pada masa studi ini P. Hendrik menggunakan masa liburnya untuk menjadi pastor pembantu atau pastor pengganti di beberapa paroki di Eropa, seperti Pastor Pembantu Sementara di Collemeto, Italia. Pastor Paroki Sementara di Harold Hill, Inggris. Pastor Paroki Sementara di Gütersloh, Jerman.
3. Mendidik Calon Imam. Pada masa ini tahun 1991 – 1995, P. Hendrik menjadi Staf Seminarium Anging Mammiri lalu menjadi Rektor Seminarium Anging Mammiri Yogyakarta
4. Membantu Uskup Agung 1995-2003 Masa ini adalah masa dimana P. Hendrik menjadi Vikaris Jenderal KAMS dan bertempat tinggal di Keuskupan.
5. Membentuk Paguyuban. Yang dimaksudkan oleh P. Hendrik adalah masa sejak 2003, beliau sebagai Pastor Paroki St. Yoseph Pekerja Gotong-Gotong. P. Hendrik merintis pembentukan Komunitas Basis Gerejani (KBG) pada tingkat rukun, wilayah dan paroki. Selanjutnya P. Hendrik menyebut membangun persaudaraan sejati di antara pastor dan umat dengan membentuk kelompok pelayanan yang diberi nama Paguyuban Bruder Praja.
Selain mendapat tugas pokok tersebut P. Hendrik selama hidupnya diberi tanggung jawab:
· Anggota Dewan Konsultor Imam, tahun: 1992 dan 2014
· Ketua Dewan Keuangan KAMS 1996 - 2003
· Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci KAMS
· Ketua Tim Kombas KAMS
· Anggota Tim Supervisi KAMS
· Ketua Yayasan Paulus KAMS
· Ketua Pembina Yayasan Sentosa Ibu
· Ketua Pembina Yayasan Sosial Pangamaseang
· Moderator PUKAT KAMS
· Moderator BPK PKK KAMS
· Moderator BPPG PKK Regio Makassar-Ambon- Manado
· Moderator WKRI DPD Sulsel
P. Hendrik sebagai ahli Kitab suci juga menjadi dosen di beberapa Perguruan Tinggi/ Universitas:
· Dosen Tetap STIKPAR Toraja
· Dosen Agama di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 1981 - 1982
· Dosen Kitab Suci di Fakultas Teologi Wedabakti Yogyakarta 1991 - 1992
· Dosen Kitab Suci di STF Kateketik Pradnyawidya 1992 - 1994
· Dosen Kitab Suci di Universitas Parahyangan Bandung 1993 - 1994
Pastor Hendrik adalah pastor yang tekun menulis. Beliau telah menulis sebanyak 60 buku. RIP. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar