Minggu, 24 Juli 2016

VARIA KEGIATAN YAYASAN SENTOSA IBU


Pemberkatan dan Peresmian Kantor YSI serta Launching Buku YSI

Yayasan Sentosa Ibu (YSI) harus dapat menghasilkan “buah” yang     banyak dan tetap berada di dalam pokok anggur yang benar, yakni Yesus Kristus. Demikian pesan sekaligus harapan yang disampaikan oleh Vikjen KAMS, P. Stephanus Tarigan, CICM ketika memberkati dan meresmikan gedung baru yang akan digunakan sebagai kantor pusat Yayasan Sentosa Ibu. Dalam perayaan yang dirangkai dengan beberapa kegiatan, yakni Pemberkatan, peresmian  gedung baru Kantor YSI dan Launching Buku berjudul “Menjadi Garam dan Terang: Pergumulan Yayasan Sentosa Ibu KAMS dari Masa ke Masa” serta Dies Natalis YSI yang ke-62 tahun, dimeriahkan oleh tarian adat dari siswa-siswi SD Katolik St. Aloysius Makassar. Perayaan tersebut dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh P. Stephanus Tarigan, CICM dan didampingi oleh dua konselebran P. Paulus Tongli dan P. Ignatius Sudaryanto, CICM.
P. Stephanus Tarigan, CICM mengapresiasi kiprah YSI dalam berperan aktif membangun Gereja Lokal KAMS, yakni melalui berbagai karya kemanusiaan, khususnya di bidang kesehatan dengan menyelenggarakan Rumah Sakit Fatima Parepare dan Akademi Keperawatan Fatima Parepare. Pastor Stef lebih lanjut memuji terobosan yang diambil YSI     dengan kehadiran gedung baru 3 lantai tersebut, bahwa penggunaan gedung baru YSI tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi kepentingan YSI, tetapi juga kepentingan organisasi lain yang bernaung di bawah otoritas KAMS. Dalam hal ini, 2 ruangan di lantai 1 diperuntukan bagi ke WKRI KAMS dan Pemuda Katolik KAMS. Beliau berharap ke depan, karya YSI semakin maju dan berkembang, terutama dalam keikutsertaannya mengembangkan “sayap” karya misioner Gereja Lokal KAMS.
Berdasarkan informasi sejarah, YSI didirikan pada tahun 1954 oleh para suster  kongregasi Biarawati Karya Kesehatan (BKK) atau Medical Mission Sister (MMS). Permulaan    karyanya di Sulawesi, khususnya di KAMS dimulai dengan membuka balai pelayanan kesehatan, Rumah Bersalin Siti Miriam. Pemerintah Indonesia, yang diwakili oleh Departemen Kesehatan RI mengundang secara khusus para misionaris BKK melalui kerja sama diplomatik dengan Pemerintah Belanda yang diwakili oleh Dinas Kesehatan Masyarakat Belanda. Hubungan kerja sama ini dimediasi oleh Mgr. Petrus Joannes Willekens, SJ dan didukung oleh Vikaris Apostolik Makassar pada masa itu, Mgr. Nicolaus Martinus Schneiders, CICM. Rumah Bersalin Siti Miriam ini kemudian berkembang menjadi Rumah Sakit Fatima Parepare, yang secara resmi digunakan pada 31 Juni 1968 dengan status sebagai Rumah Sakit Umum tipe C dan melayani secara intensif wilayah Ajatapareng (Parepare, Barru, Pinrang, Sidrap, dan Enrekang). Seiring dengan semakin berkembangnya Rumah Sakit Fatima Parepare, kebutuhan akan tenaga medis pun semakin tinggi. Menjawab persoalan itu, Sr. Joanna, BKK menginisiasi berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan yang terus berubah statusnya, hingga Februari 2001 meningkatkan status menjadi Akademi Keperawatan Fatima Parepare.  Salah satu karya misi BKK yang terkenal  ialah pelayanan kesehatan bagi para penderita kusta di Lauleng.  BKK telah melewati sejumlah proses sejarah panjang kiprahnya di dunia kesehatan, dengan segala tantangannya.
Pada 6 April 1986, BKK secara resmi mempersembahkan Rumah Sakit Fatima kepada Keuskupan Agung Ujung Pandang yang saat ini dikenal sebagai KAMS. Dari sinilah, YSI dipercayakan oleh KAMS untuk menangani Rumah Sakit tersebut yang kemudian terlibat aktif mengelola AKPER Fatima Parepare. Hingga saat ini Rumah Sakit Fatima dan AKPER Fatima terus mengalami kemajuan, baik dari dimensi fasilitas maupun dari sisi kualitas. Bahkan keduanya telah terakreditasi, karena memenuhi standar kualitas dalam skala nasional.
Keseluruhan proses sejarah pergumulan YSI direkam dalam buku yang berjudul “Menjadi Garam dan Terang”, yang menandakan bahwa karya YSI sejak semula dan selamanya akan tetap merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai Injili. Maka, merefleksikan pesan Injil pada perayaan ini, P. Stephanus Tarigan, CICM menegaskan agar YSI selalu harus menyadari “dasar pijaknya” dan selalu berpegang pada prinsipnya yakni pada “Pokok Anggur yang Benar”, yakni Yesus Kristus.  Seluruh hidup dan karya YSI harus merupakan kelanjutan dari karya misi penyelamatan Yesus Kristus.
Dalam kesempatan menyampaikan sambutannya, sekaligus membuka secara resmi launching buku YSI, P. Paulus Tongli selaku Ketua Dewan Pembina YSI mengucapkan    banyak terima kasih atas peran serta seluruh anggota dewan pengurus YSI. Sekretaris uskup KAMS ini berharap YSI terus meningkatkan kerja kerasnya ke depan sebagai salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari KAMS.
Perayaan Syukur Pemberkatan dan peresmian  gedung baru Kantor YSI serta  Launching Buku berjudul “Menjadi Garam dan Terang: Pergumulan Yayasan Sentosa Ibu KAMS dari Masa ke Masa” serta Dies Natalis YSI yang ke-62 tahun, ditutup dengan ramah tamah yang dibuka dengan pemotongan nasi Tumpeng. Seluruh hadirin menyambut gembira  perayaan tersebut, terutama mengapresiasi kiprah YSI sebagai bagian dari KAMS dan berharap lembaga ini terus maju dan didukung oleh semua pihak, khususnya umat Katolik wilayah KAMS. Semoga YSI semakin meluaskan “sayap” karyanya bahkan menyentuh umat manusia di belahan dunia lain.
Antonius Sudirman, SH, M.Hum selaku ketua Yayasan Sentosa Ibu mengungkapkan  rasa hormat dan  terima kasihnya kepada semua pihak atas dukungan dan perhatinnya terhadap YSI. Secara  khusus ucapan terima kasih ditujukan kepada para misionaris suster-suster BKK yang telah merintis karya misi kesehatan dan pendidikan keperawatan di wilayah Gereja lokal KAMS sejak tahun 1947 dan tetap eksis hingga saat ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan  kepada Yang Mulia UskupAgung KAMS, Mgr Dr. John Liku Ada’, dan seluruh perangkat KAMS yang ikut andil dalam karya pelayanan YSI selama ini.

Peluncuran Lembaga Publikasi LPPM Akper Fatima Parepare dan Bedah Buku
Dalam rangka meningkatkan mutu dan kompetensi tenaga SDM, khususnya tenaga dosen, Akademi Keperawatan (AKPER) Fatima Parepare, yang bernaung di bawah Yayasan Sentosa Ibu  Keuskupan Agung Makassar,  menggelar kegiatan ilmiah Launching Lembaga Publikasi LPPM AKPER Fatima Parepare yang ditandai dengan Bedah Buku publikasi perdana yang berjudul “Metodologi Karya Tulis Ilmiah: Asuhan Keperawatan” yang ditulis oleh Ns. Yenny Djeny Randa, S.Kep.,M.Kes dan Antonius Primus, SS. Kegiatan bedah buku yang berlangsung  pada Rabu, 27 Juli 2016 lalu tersebut menghadirkan seorang panelis yang adalah Dosen Poltekkes Kemenkes Prodi Keperawatan Parepare, H. Muhammad Asikin, S.Pd.,S.Sit.,M.Si.,M.Kes. Hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah praktisi dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi dan sekolah, serta lembaga kesehatan dan LSM sekitar kota Parepare seperti STAIN Parepare, STIAE Amsir, Poltekkes Kemenkes Parepare. Kegiatan ini mengambil tema “Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Pengembangan Budaya Ilmiah”.
Kegiatan tersebut, secara istimewa dihadiri oleh Dewan Pengurus Yayasan Sentosa Ibu Makassar serta pimpinan PPNI. Dalam sambutannya, mewakili panitia penyelenggara, Antonius Primus, SS selaku penggagas dan sekaligus pencetus terbentuknya Lembaga Publikasi LPPM AKPER Fatima Parepare mengungkapkan bahwa eksistensi lembaga publikasi AKPER Fatima Parepare dimaksudkan  untuk memfasilitasi  para dosen dalam mengembangkan kompetensi ilmiahnya, khususnya dalam dunia tulis-menulis.  “Budaya ilmiah perlu dikembangkan di setiap perguruan tinggi, terutama melalui diskusi ilmiah dan publikasi ilmiah sebagaimana yang dilaksanakan melalui launching lembaga publikasi dan bedah buku. Kegiatan sejenis ini jarang dilaksanakan, seperti bedah buku. Tidak sedikit dosen ingin menulis buku, namun terkadang bingung dari mana memulainya dan terutama melalui wadah apa mereka mengapresiasi tulisan ilmiahnya. Bahkan ada dosen yang sudah menulis buku, namun tidak berminat bukunya dibedah dengan alasan takut atau kuatir akan kritikan terhadap bukunya,” demikian ungkap Primus, yang adalah Sarjana Filsafat dari Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang tersebut.
Sementara itu, membuka dan meresmikan kegiatan tersebut, Ketua Yayasan Sentosa Ibu, Antonius Sudirman, S.H.,M.Hum mempertegas pentingnya membangun budaya ilmiah di perguruan tinggi. Beliau menyampaikan dukungan dan motivasi bagi para dosen untuk tidak takut memublikasikan karya ilmiahnya, terutama karya penelitian, “Jangan takut dikritik, karena yang cerdas itu sebenarnya masih ada di dalam otak kita,” ujar kandidat doktoral ilmu hukum pada Universitas Hasanuddin Makassar tersebut disambut senyum  para hadirin.  Antonius Sudirman bahkan mendorong agar  karya-karya dosen dipresentasikan dan dibedah secara publik sebagai salah satu kesempatan pertanggungjawaban ilmiah di hadapan publik.  Dosen Universitas Atma Jaya Makassar tersebut sangat mengapresiasi kegiatan ini untuk terus ke depannya selalu dilaksanakan sebagai salah satu bentuk implementasi dari Tri Darma Perguruan Tinggi. 
 Pada kesempatan bedah buku yang dimoderatori oleh Ns. Henrick Sampeangin, S.Kep.,M.Kes, Ns. Yenny Djeny Randa, S.Kep.,M.Kes memaparkan konsep ASKEP dalam konteks penulisan ilmiah tugas akhir mahasiswa. “Buku ini secara umum memberikan kerangka konsep, sehingga jika terdapat kekurangan, itu adalah hal yang wajar. Namun kami terbuka untuk mengembangkannya pada terbitan berikut,” ungkap Direktur Akper Fatima tersebut yang mengaku sebagai pendatang baru dalam dunia menulis.  Menyikapi buku tersebut, Muhammad Asikin mengapresiasi bahwa buku tersebut cukup baik sebagai panduan bagi mahasiswa. Ia menilai bahwa secara disiplin ilmu,  asuhan keperawatan memiliki metode yang tidak mudah untuk dikonversikan ke dalam konsep penelitian. Namun buku ini dapat dikembangkan menjadi beberapa judul buku baru. Menurutnya, penulis cenderung memasukan unsur-unsur penelitian ke dalam konsep yang dapat dibilang sulit untuk dipertemukan. Hal senada juga diungkapkan oleh Badaruddin, dosen UMPAR yang juga mendapat kesempatan mengritisi buku.  Akademisi yang akrab disapa Badar tersebut mengapresiasi dan memberikan dorongan kepada penulis untuk terus mengembangkan kompetensinya, terutama sebagai dosen dalam mendulang kredit poin menuju sertifikasi pangkat akademik.
Kegiatan yang menggugah antusiasme seluruh peserta tersebut berlangsung seru, terutama dengan adanya partisipasi hampir sebagian peserta untuk memberikan pendapatnya. Suasana ruangan Rapat Dosen, di mana kegiatan tersebut berlangsung berubah menjadi ruang diskusi dan sharing ilmiah yang diharapkan dapat menjadi awal yang baik bagi para dosen dalam mengembangkan kompetensi ilmiahnya. Hal yang tampak  menonjol dalam kegiatan ini ialah terjadinya sinergi antara aneka gagasan dari berbagai akademisi. Inilah yang ingin dibangun dan diupayakan oleh Akper Fatima Parepare dalam mengembangkan budaya ilmiah antara perguruan tinggi. Kegiatan ini ditutup dengan ramah tamah bersama dalam nuansa ilmiah.

OSPEK Akper Fatima Parepare
Memasuki tahun akademik baru, tahun 2016/2017 Akademi Keperawatan (AKPER) Fatima Parepare menyelenggarakan Orientasi Pengenalan Kampus (OSPEK) bagi mahasiswa baru angkatan XVI. Tahun ini AKPER Fatima Parepare mengalami peningkatan jumlah mahasiswa baru, yakni mencapai 88 mahasiswa dan terbagi dalam 2 kelas. Ini menunjukkan bahwa AKPER Fatima Parepare masih menjadi Perguruan Tinggi Favorit bagi masyarakat. Kenyataan tersebut diapresiasi oleh orangtua/wali mahasiswa baru pada hari pertama OSPEK, Senin 5 September 2016. “Saya mendaftarkan anak saya ke AKPER Fatima Parepare, karena di beberapa Puskesmas, tempat saya berkarya selalu dilayani dan disapa dengan sangat baik oleh perawat lulusan AKPER Fatima Parepare. Saya senang dengan karakter perawatnya”, ungkap salah seorang ibu dari mahasiswa baru. Dalam kesempatan yang sama, salah seorang bapak, orangtua/wali mahasiswa baru yang berkedudukan di Kota Parepare menegaskan bahwa      pilihan AKPER Fatima adalah pilhan tepat. “Bapak, Ibu sekalian tidak salah memilih AKPER Fatima Parepare, sebab sampai saat ini hampir di seluruh lembaga kesehatan, puskesmas dan rumah sakit, sebagian besar perawatnya lulusan AKPER Fatima Parepare. Hal yang paling membanggakan di sini ialah kedisiplinan yang sangat tinggi dibandingkan dengan kampus-kampus lainnya”, demikian ungkapnya disambut aplaus seluruh hadirin.
OSPEK mahasiswa baru angkatan 2016/2017 AKPER Fatima Parepare dilaksanakan selama 3 hari. Selain materi yang berkaitan dengan bidang akademik dan kurikulum, materi yang paling menonjol ialah mengenai pembinaan karakter di antaranya seperti: tata tertib dan peraturan berlalu lintas yang diberikan langsung oleh AIPTU Mariano, dari Polres Kota Parepare; Narkoba, AIDS dan Pergaulan bebas yang diberikan langsung oleh Aktifis dan Konselor Narkoba dan AIDS Ns. M. Rizal, S.Kep; Character Building oleh Antonius Primus, SS; Wawasan Kebangsaan dan Budaya Ilmiah oleh Martinus Jimung, S.Fil.,M.Si.,M.Kes; serta bagian kemahasiswaan dan organisasi yang diberikan oleh Ns. Henrick Sampeangin, S.Kep.,M.Kes dan Ns. Pelagia, S.Kep.,M.Kes.  Selain itu, pada hari terakhir OSPEK, dilaksanakan bakti sosial pelayanan kepada lansia. Para Mahasiswa Baru diperkenalkan dan dilatih untuk melayani para Lansia di panti jompo PPSLU Kota Parepare, yang dikelola oleh Dinas Sosial Kota Parepare.
Dalam sambutannya, Ns. Yenny Djeny Randa, S.Kep.,M.Kes selaku Direktur AKPER Fatima Parepare mengungkapkan banyak terima kasih, terutama kepada orangtua/wali yang telah mempercayakan anak-anaknya untuk dididik di AKPER Fatima Parepare. AKPER Fatima Parepare berusaha untuk terus meningkatkan kredibilitasnya sebagai Perguruan Tinggi Kesehatan yang berdaya saing. Beliau menegaskan bahwa OSPEK saat ini lebih menekankan pada kegiatan yang bersifat edukasi, sehingga tidak ada lagi perpeloncoan seperti yang pernah terjadi di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.*** (Penulis: Antonius Primus, Sekretaris Direktur & Kasubag Administrasi Umum Akper Fatima Parepare)

Tidak ada komentar: