Minggu, 24 Juli 2016

Perayaan Maria Diangkat Ke Surga Gereja Stasi Lolibu, Sto. Mikael Labasa: Memilih yang Baik dan Terbaik untuk Hidup


Tahun ini merupakan tahun ketiga diadakannya Perayaan Maria Diangkat ke Surga di Gereja Stasi Sto. Yohanes Rasul Lolibu, Paroki Sto. Mikael Labasa. Seperti dua tahun sebelumnya, Perayaan Maria Diangkat ke Surga yang dirayakan pada 14 Agustus ini diselenggarakan di Gereja Stasi tersebut. Perayaan ini melibatkan 3 paroki dalam Kevikepan Kepulauan Sultra yakni Paroki Sto. Yohanes Pemandi Raha, Paroki Sto. Paulus Bau-Bau dan Paroki Sto. Mikael Labasa sendiri. Untuk tahun ini, Paroki Sto. Mikael Labasa dipercayakan memeriahkan Perayaan melalui koor. Untuk petugas liturgi, dipercayakan kepada 3 paroki yang ada di Kevikepan Kepulauan Sultra.
Perayaan dimulai pukul 09.00 dengan prosesi perarakan para imam selebran dan konselebran, para petugas liturgi dan umat dari area sudut kompleks gereja ke Gua Maria yang ada di kompleks gereja. Perarakan tersebut diiringi dengan doa Salam Maria dan nyanyian tematis Maria. Perayaan bertempat di Gua Maria Gereja Stasi Lolibu dan dihadiri oleh kurang lebih 2000 umat dari ketiga paroki Kevikepan Kepulauan Sultra dimana jumlah ini semakin bertambah dibandingkan dua tahun sebelumnya. Yang menarik ialah perayaan tahun ini dihadiri oleh beberapa imam: Vikep Sultra RD. Willibrordus Welle selaku selebran utama didampingi oleh RD. Piet Majina La Oji, RD. Bartholomeus Sire’pen dan RD. Daud La Bolo. Selain itu, perayaan semakin terasa berkesan karena dihadiri oleh wakil dari dua benua, RP. Robertus Khalifah, CICM yang bertugas di Kongo, Afrika dan RP. La Nike, SX yang bertugas di Brasil, Amerika Latin.
Dalam homilinya, RD. Willibrordus Welle mengajak seluruh umat untuk meneladani nilai-nilai hidup Bunda Maria: kesetiaan, kepercayaan dan penyerahan diri secara total kepada Tuhan. Dalam meneladani Bunda Maria, umat juga diajak untuk mampu memutuskan dan memberikan pilihan yang baik dan terbaik dalam kehidupan mereka khususnya dalam keluarga. Hal ini diangkat mengingat fenomena-fenomena yang terjadi dalam keluarga-keluarga Katolik khususnya yang ada di wilayah Kevikepan Kepulauan Sultra. Maka, tugas orang tua selaku pihak utama dalam keluarga berperan untuk memberikan pendidikan moral dan teladan kepada anak-anak mereka sebagai masa depan Gereja dengan mencontoh sikap Bunda Maria. Dengan demikian, orang tua sungguh menyadari peran mereka dan mampu memutuskan serta memberikan pilihan yang baik dan terbaik tidak hanya untuk diri mereka sendiri tetapi juga bagi anak-anak mereka.
Perayaan tahun ini berjalan khidmat dan lancar. Di bawah rayuan pulau kelapa diiringi hembusan semilir angin dari lautan yang membentang biru di samping lokasi perayaan membuat umat tetap semangat dalam mengikuti Perayaan yang diadakan setiap setahun sekali di tempat ini. Di akhir perayaan, Vikep Sultra mengharapkan antusias dan keterlibatan umat yang ada sekarang ini agar terus berjalan dan berkembang tahun ke depannya. Maka, hal tersebut menjadi tugas bagi umat Paroki Sto. Paulus Bau-bau yang mendapat giliran tugas memeriahkan perayaan tahun depan melalui koor dan juga para petugas yang merupakan gabungan dari ketiga paroki Kevikepan Kepulauan Sultra. Seusai Perayaan Ekaristi, semua umat dengan bekal yang disiapkan masing-masing menikmati kebersamaan dengan yang lain dan merasakan indahnya panorama alam laut di samping kompleks gereja.*** (Penulis: RD. Piet Majina La Oji dan Tim Pastoral)

Tidak ada komentar: