Senin, 27 Juni 2011

Temu Moderatores OMK (TEMOD) 2011: MENEMUKAN DAN MENGEMBANGKAN SPIRITUALITAS YESUS DALAM PASTORAL OMK


Pertemuan Para Moderatores OMK (Temod) 2011 diselenggarakan di Wisma Salam, Jawa Tengah dari tanggal 9 – 14 Mei 2011. Tim penyelenggara adalah Team Youth Spirituality Center (YSC) bersama Romo FX. Endra Wijayanta, Pr dibantu aktivis mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Adapun tema yang diangkat adalah “Menemukan dan Mengembangkan Spiritualitas Yesus dalam Pastoral OMK.” Temod 2011 ini dibuka dengan Misa Kudus oleh Mgr. Johannes Pujasumarta, Pr, Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang. Dalam homili pada Misa Pembukaan Temod 2011, Mgr. Pujasumarta, Pr menyambut para peserta Temod 2011 dan mengajak mereka untuk bertolak ke tempat yang dalam. Ajakan ini menggemakan kembali ajakan Yesus kepada para murid-Nya. Melalui ajakan itu, kaum muda diharapkan untuk menemukan wajah Yesus, mengenali-Nya dalam wajah-wajah manusia sekarang, dan mencari cara-cara baru bagaimana menyerupakan wajah-wajah manusia zaman sekarang pada wajah Yesus. 

Temod 2011 yang dihadiri 81 orang moderator dan pendamping OMK dari 20 keuskupan merupakan pertemuan berkala setiap tahun yang diselenggarakan oleh Regio Jawa Plus. Namun karena banyaknya para moderator OMK dari keuskupan luar Jawa, seperti dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan NTT, yang hadir dalam Temod 2011, kami para peserta menyebutnya “Temod Indonesia Mini”. Adapun perwakilan dari Keuskupan Agung Makassar dalam Temod 2011 ini adalah Joan Manurip dan Aidan P. Sidik, Pr. 

Kegiatan Temod 2011 terbagi dalam empat level proses pencarian dan pengembangan spiritualitas Yesus untuk pastoral OMK. Proses pertama berupa live in di dua paroki, yakni Paroki Santa Maria Lourdes Sumber di lereng gunung Merapi dan Paroki Hati Kudus Yesus Ganjuran selama dua hari. Para peserta tinggal di rumah warga dengan harapan bisa berinteraksi secara dekat dengan masyarakat setempat dan kaum mudanya. Untuk memperkaya refleksi peserta Temod 2011 diadakan pertemuan dengan Romo Kirjito, Pr dari Paroki Sumber yang mengajak para peserta untuk mendalami kedekatan dengan alam sekitar. Kami para peserta diajak untuk melihat bagaimana menyikapi dengan arif-bijaksana peristiwa erupsi gunung Merapi yang terjadi pada akhir Oktober 2010 dan bencana lahar dingin pasca-erupsi itu. Sementara peserta di Paroki Ganjuran mendapat kesempatan berjumpa dengan Romo Gregorius Utomo, Pr seorang pastor sepuh namun tetap jernih dalam pemaknaan sabda, hidup dan pewartaan Yesus bagi pastoral zaman sekarang.

Selanjutnya proses kedua berupa pembekalan melalui Program Neuro Linguistic Programming (NLP) yang dibawakan oleh Drs. Istoto, MM seorang motivator dan penggiat kaum muda. Kegiatan ini mengajak para peserta untuk mengenali potensi dan kemampuan setiap pribadi dan menjadikan komunikasi sebagai kekuatan untuk menyampaikan pesan dengan tepat dan akurat. Proses ketiga berupa outbound selama dua hari. Melalui kegiatan outbound yang meliputi permainan aviator, paradigma, imagogi, halang rintang, menyusun menara, dsb, para peserta ditantang untuk membuang rasa takut agar mampu membangun karakter pribadi yang tangguh. Sementara proses keempat berupa refleksi pengalaman untuk menemukan wajah Yesus yang tepat dalam kegiatan pastoral OMK yang diapresiasi dalam bentuk pentas seni dan misa kreatif ala kaum muda. Walaupun kegiatan Temod 2011 berlangsung selama sepekan dengan jadwal kegiatan yang sangat padat namun terasa sangat cepat berlalu karena sungguh dinikmati oleh semua peserta.

Hasil refleksi untuk menemukan wajah Yesus bagi pastoral OMK dibingkai dengan baik oleh ajakan Mgr. Johannes Pujasumarta, Pr. Beliau mengajak para peserta Temod 2011 agar perjumpaan antar manusia dapat menjadi momen untuk suatu perubahan. Melalui perjumpaan itu, beragam pengalaman, cita-cita dan harapan bisa saling memperkaya dan meneguhkan hidup dan pelayanan dari orang muda untuk orang muda. Perjumpaan yang sarat makna bisa kita temukan dalam perjumpaan antara Yesus dengan murid-muridNya di pantai Danau Galilea dua puluh abad yang lampau. Perjumpaan itu bukan hanya perjumpaan seorang muda dari Nazaret dan beberapa orang muda dari Galilea, bukan pula perjumpaan seorang tukang kayu dan para nelayan di danau itu, tetapi suatu perjumpaan antara seorang pribadi kudus dari Allah dengan orang-orang yang berdosa dari dunia ini. Dalam pengalaman Simon Petrus, misalnya, kita melihat bagaimana ajakan Yesus untuk bertolak ke tempat yang lebih dalam membawa perubahan besar bagi dirinya. Simon Petrus pun tersungkur sambil berseru, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa” (Luk. 5:8). Saat perjumpaan itu adalah momen rahmat yang membawa perubahan dan dari mulut Yesus terucap kata-kata peneguhan, “Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia” (Luk. 5:10). Daya pikat panggilan itu luar biasa. Para nelayan itu tidak bisa bersikap lain, kecuali “meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.” Perjumpaan yang memikat dan membawa daya luar biasa itu terus berlangsung sampai sekarang. Perjumpaan itu dengan konkret kita alami dalam Ekaristi yang Kudus. Setiap kali kita merayakan Ekaristi, kita orang yang berdosa ini berjumpa dengan Yesus, yang kudus dari Allah. Di hadapanNya, seperti Simon Petrus kita tersungkur dan bersembah sujud. Semoga perjumpaan ini terus terjadi di antara kaum muda dan membawa perubahan yang penting dan berarti di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan menggereja dewasa ini.

Di akhir pertemuan Temod 2011, Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI, Romo Yohanes Dwi Harsanto, Pr mengajak para peserta untuk menyusun kegiatan kreatif dan inovatif di masing-masing keuskupan sebagai buah dari Temod 2011. Juga dipersiapkan tim untuk Temod 2012 yang akan diselenggarakan di Bogor dan persiapan kegiatan Indonesian Youth Day (IYD) yang akan diselenggarakan pada 22-26 Oktober 2012 di Sintang, Kalimantan Barat. *** Penulis: P. Aidan P. Sidik, Pr dan Joan Manurip

Tidak ada komentar: