Minggu, 13 Desember 2009

Siaran Pers: Kardinal Jean-Louis Tauran ke Indonesia

Kardinal Jean-Louis Tauran, Presiden Dewan Kepausan Dialog Antar-agama (Pontifical Council for Interreligious Dialogue/PCID) dari Vatikan, akan mengadakan kunjungan resmi ke Indonesia. Beliau akan berada di Indonesia mulai dari tanggal 24 November 2009 hingga tanggal 1 Desember 2009. Selama di Indonesia, beliau akan menginap di Kedutaan Besar Vatikan, kediaman Nuntius Apostolik (Duta Besar), Uskup Agung Leopoldo Girelli. Kunjungan ini merupakan sesuatu yang istimewa karena inilah untuk kedua kalinya seorang Presiden PCID (setingkat Menteri) berkunjung ke Indonesia.
Pada bulan Juli 1994 lalu, Presiden PCID 1984-2002, Kardinal Francis Arinze, telah mengunjungi Indonesia dan mendapat sambutan yang hangat.
Makna Kunjungan Pontifical Council for Interreligious Dialogue (PCID) atau Lembaga Kepausan untuk Dialog Antar-agama adalah sebuah lembaga yang bertujuan untuk memajukan dan mengembangkan dialog antaragama berdasarkan semangat Konsili
Vatikan II (1962-1965), khususnya berdasarkan deklarasi Nostra Aetate (1965).
PCID didirikan pada tahun 1964 oleh Paus Paulus VI (1897-1978). Awalnya, lembaga itu bernama Sekretariat untuk Non-Kristiani. Namun kemudian pada tahun 1988, nama itu diganti menjadi Pontifical Council for Interreligious
Dialogue. Lembaga resmi Vatikan urusan hubungan antaragama ini memiliki tiga tanggungjawab utama. Pertama, untuk memajukan saling pengertian, saling hormat, dan saling kerjasama antara umat Katolik dengan umat agama-agama
lain; kedua, untuk mendorong studi dan penelitian agama-agama, dan ketiga,
untuk mengembangkan pendidikan bagi mereka yang bekerja untuk memajukan dialog.
Kehadiran PCID tersebut menjadi sarana dan jembatan bagi Vatikan untuk membangun hubungan antarmasyarakat dunia berdasarkan jati diri kemanusiaan yang sejati. Dialog antaragama atau antarbudaya tidak lagi merupakan sesuatu yang muncul karena situasi, tetapi telah menjadi sebuah keharusan vital untuk masa depan hubungan antarbangsa. Atas dasar ini, maka Vatikan sangat menekankan otonomi dari PCID tersebut. Dalam beberapa pertemuan dengan Kedutaan Besar RI untuk Tahta Suci Vatikan, selalu ditekankan bahwa Vatikan sangat memberi apresiasi khusus terhadap kemampuan pemerintah RI dalam mengedepankan cara dialog guna membangun
kehidupan masyarakat dan kehidupan antar umat beragama yang harmonis, khususnya di saat di banyak belahan dunia benturan antaragama dan antarkebudayaan begitu dominan. Atas dasar apresiasi terhadap kemajemukan dan keharmonisan antaragama dan antarbudaya tersebut, maka Paus mengirimkan Kardinal Jean-Louis Tauran, Presiden PCID, untuk berkunjung ke Indonesia.
Bagi Kardinal Tauran, inilah kunjungannya yang pertama ke Indonesia.
Vatikan melihat Indonesia memiliki jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia dan menyadari betapa peran Indonesia dalam membangun citra Islam di dunia saat ini sangat menentukan. "Saya selalu mencoba untuk melihat apa yang sama dalam kemanusiaan ini. Karena dari situlah, kita bisa menghidupi
secara bersama-sama tujuan hidup kita," begitu pernah dikatakan oleh Kardinal Tauran dalam sebuah wawancara.

Jadwal Kunjungan
Dalam lawatannya ke Indonesia ini, Kardinal Tauran akan berkunjung ke Departemen Luar Negeri dan Departemen Agama untuk bertemu dan mengadakan pembicaraan dengan kedua menteri dari departemen-departemen tersebut.
Menurut rencana, Kardinal Tauran juga dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai sebuah ungkapan kunjungan resmi ke Indonesia.
Kardinal Tauran tidak hanya bertemu dengan para pejabat negara belaka. Beliau juga akan mengunjungi berbagai tempat yang memiliki makna khusus. Beliau akan mengunjungi Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta, dua tempat ibadat di Ibu Kota Indonesia, yang bertetangga secara harmonis. Masjid Istiqlal dan gereja Katedral merupakan lambang dari hubungan antara umat Islam dan Katolik di Indonesia, yang telah hidup rukun sejak zaman lampau, kini, dan juga di masa mendatang. Harapan-harapan ini bersumber dari batin masyarakat Indonesia yang merindukan keadilan, cinta dan harmoni. Dan nilai-nilai tersebut bahkan telah dicantumkan dalam Pancasila, yang membuat masyarakat Indonesia mampu memilih semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" sebagai semboyan hidup mereka.
Secara kongkrit, Kardinal Tauran akan merasakan makna semboyan tersebut
dalam pertemuan dengan para pemimpin dari Wahid Institute, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Beliau juga akan bertemu dengan sahabat-sahabatnya, Prof. DR. Hasyim Muzadi dan Prof. DR. Din Syamsuddin, yang telah lama memiliki hubungan yang akrab dengan Gereja Katolik di Indonesia. Kepada mereka, Kardinal Tauran akan menyampaikan salam dari Paus Benediktus XVI.
Presiden PCID ini, yang melihat pentingnya persatuan Umat Kristen, juga akan berkunjung ke Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).
Beliau juga akan mengunjungi Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, salah satu dari 16 universitas Katolik di Indonesia.
Setelah jadwal acara yang padat di Jakarta, Kardinal Tauran akan mengunjungi kebanggaan pariwisata Indonesia, yaitu Bali. Di sana, beliau
akan berdialog dengan para pemimpin umat Katolik dan umat Hindu.
Makassar, kota terbesar dan wilayah timur Indonesia, mendapat kehormatan kunjungan seorang Kardinal asal Perancis. Di kota itu, Kardinal Tauran akan merayakan Ekaristi bersama umat Katolik dan kemudian mengadakan pertemuan dengan para pemimpin agama di wilayah itu.
Kunjungan Kardinal dari Dewan Kepausan Dialog Antar-agama ke Indonesia ini
tidaklah lengkap bila tidak pergi ke Yogyakarta. Di kota budaya itu, Kardinal Tauran akan berdialog dengan umat Katolik dari Keuskupan Agung Semarang. Beliau juga akan memberikan cermah di Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga, mengunjungi Candi Borobudur, serta berkunjung ke Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Hari terakhir lawatan Kardinal Tauran akan dipakai untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI, DR. R.M.Marty M. Natalegawa, di Wisma Pancasila untuk sebuah acara diskusi bersama. Setelah itu, Kardinal Tauran akan
berkunjung ke Istana bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Hasil seluruh kunjungan Kardinal Tauran ke Indonesia ini akan disampaikan kepada kantor Konperensi Wali Gereja Indonesia (KWI). Apa yang telah didialogkan oleh Kardinal Tauran tersebut akan dijadikan sebagai bahan acuan bagi KWI, yang sejak lama memang telah membangun hubungan yang baik antara Gereja Indonesia dengan agama-agama lain di Nusantara. *** Oleh: Panitia Penerimaan Kunjungan Kardinal Jean-Louis Tauran ke Indonesia
(Departemen Luar Negeri - Konperensi Wali Gereja Indonesia (KWI) - Kedutaan Vatikan di Indonesia)

Tidak ada komentar: