Rabu, 09 Desember 2009

Membangun Keluarga Katolik Sejati

Itulah tema yang diangkat dalam rapat kerja Komisi Keluarga Propinsi Gerejawi Makassar, Amboina dan Manado (MAM).
Segudang permasalahan keluarga mencuat ke permukaan pada rapat kerja Komisi Keluarga Propinsi Gerejawi Makassar, Amboina dan Manado yang digelar di Baruga Kare, Makassar pada 19-21 Oktober 2009. Rapat kerja ini mengambil tema: “Membangun Keluarga Katolik Sejati”. Tujuan mulia itu sulit dicapai kalau saja tidak mengindahkan adanya permasalahan keluarga yang muncul di setiap keuskupan.
Rapat kerja tiga hari ini diikuti oleh para ketua Komisi Keluarga tiap keuskupan, dan stafnya serta mitra dan pemerhati keluarga seperti Marriage Encounter, Choice, WKRI, dll. Pastor Agung Prihartana, MSF, Sekretaris Eksekutif Komisi Keluarga KWI, mempersembahkan topik “Arah Pastoral Keluarga Komisi Keluarga KWI” yang semestinya menjadi acuan setiap keuskupan dalam merencanakan program tiga tahunan. Pastor Aristanto Harisetiawan, MSF dari Pusat pendampingan keluarga Keuskupan Agung Semarang menyumbangkan ekspertisnya dalam Konseling Pastoral Keluarga. Topik ini pun mengena untuk permasalahan keluarga yang mencuat di Keuskupan Agung Makassar dimana dirasakan perlu adanya “bengkel-bengkel” keluarga. Bapak Peter Brata Sutjahja dari Komisi Keluarga Keuskupan Bandung memberikan waktu dan ketrampilannya untuk membantu Propinsi Gerejawi ini menyusun program untuk tiga tahun ke depan.
Dalam kotbah misa pembukaannya, Mgr John Liku-Ada’ mengungkapkan keterkagetan uskup-uskup atas hasil survei tentang keluarga-keluarga yang menunjukkan bahwa 38% keluarga Katolik mengalami masalah yang cukup berat sehingga membutuhkan perhatian yang serius dari Gereja. Oleh karena itu ia mengungkapkan perlunya “bengkel-bengkel” keluarga yang mampu membantu keluarga-keluarga keluar dari masalah-masalah mereka. Uskup mengajak peserta untuk membagikan pengetahuan mereka tentang makna dan arti perkawinan dan keluarga Katolik.
Rapat kerja kali ini sempat mengidentifikasi banyaknya masalah-masalah pokok dalam setiap keuskupan. Tetapi juga sepakat bahwa kita tidak mungkin menyelesaikan semua masalah keluarga itu. Oleh karena itu setiap keuskupan mengambil beberapa masalah pokok yang menjadi keprihatinan besar dan akan diberikan prioritas dalam penanganannya. Keuskupan Agung Makassar memprioritaskan penanganan masalah ekonomi yang rendah, komunikasi keluarga yang tidak berjalan semestinya, serta perlunya keteladanan orang tua bagi anak-anak. Keuskupan Manado akan memberi prioritas selain pada ekonomi yang rendah juga pada tingginya angka perselingkuhan; dan keuskupan Ambon pada masalah ekonomi dan komunikasi keluarga.
Raker yang digelar ini belum sempat menyelesaikan semua yang diharapkan; karena keterbatasan waktu, setiap keuskupan belum sempat mencanangkan program yang konkret dan relevan untuk keuskupan masing-masing. Ini menjadi pekerjaan rumah setiap Komisi Keluarga Keuskupan.
Raker ditutup dengan misa syukur yang dipersembahkan oleh Pastor Ignatius Sudaryanto, CICM, sebagai ketua Komisi Keluarga KAMS. Beliau mengajak peserta untuk meneladan kehidupan Yesus yang dipersembahkan untuk melayani umat manusia, demikian hendaknya peserta berani memberikan diri untuk melayani keluarga-keluarga untuk membangun Keluarga Katolik Sejati.*** Oleh: P. Ignatius Sudaryanto, CICM

Tidak ada komentar: