Rabu, 09 Desember 2009

Konvensi Nasional XI Pembaruan Karismatik Katolik Sanur, Bali, 15-18 Oktober 2009

Asal mula Karismatik di Indonesia
Bermula dari hari Pentakosta, Roh Kudus terus tercurah dan membimbing beberapa orang kudus seperti Santo Antonius dari Mesir, sampai kepada zaman Santo Benardus.
Santo Dominikus, Santo Fransiskus, Santa Clara dari Assisi, Santo Ignasius dari Loyola, Santa Theresia Avila dan Santo Yohanes dari Salib.
Pada abad ke-20 banyak “gerakan awam” yang terus membangun semangat spiritualitas umat dengan dorongan yang kuat dari Roh Kudus.
Gerakan Pembaruan Karismatik Katolik muncul khususnya setelah Konsili Vatikan II yang menciptakan semangat baru yang lebih terbuka di dalam Gereja Katolik. Saat itu, Paus Yohanes XXIII menyusun suatu doa yang dibacakan setiap hari selama konsili berlangsung. Di dalam doa tersebut Bapa Suci menyampaikan permohonannya agar Roh Kudus memperbaharui kehidupan umat Katolik.
Kelompok Karismatik Katolik yang pertama kali diperkirakan dimulai oleh beberapa siswa Katolik yang mengalami pencurahan Roh di Duquesne (baca: du-kein) di daerah Pittsburgh, Amerika pada tahun 1967 yang terkenal dengan istilah “The Duquesne Weekend” atau akhir pekan di Duquesne.
Pada tahun 1972, Kardinal Suenens mengalami secara pribadi pembaruan karismatik ini ketika ia datang ke Amerika. Ia begitu terpesona dengan pengalaman dengan Roh Kudus, dia ingin agar gereja Katolik dapat tumbuh seperti apa yang terjadi saat Pentakosta ketika Roh Kudus turun atas para rasul.
Kemudian Gerakan Pembaruan Karismatik Katolik terus berkembang dengan pesat ke seluruh dunia termasuk ke Indonesia.
Menurut catatan sejarah, pada tahun 1970-an muncul berbagai persekutuan doa ekumenik yang dengan cepat banyak memukau umat Katolik. Untuk mendukung mereka, dan dalam kerangka penggembalaan gerejawi. Pada bulan Mei tahun 1976 Uskup Agung Jakarta ketika itu, (alm.) Mgr. Leo Soekoto, SJ mengundang tokoh Pembaruan Karismatik Katolik Fr O Brien, SJ dari Bangkok dan Fr. Schneider, SJ dari Manila untuk menyelenggarakan “Seminar Hidup Baru”. di Jakarta.
Gerakan Pembaruan Karismatik Katolik yang adalah gerakan Kaum Awam Katolik yang didukung dan dipayungi oleh hirarki, bertumbuh dan berkembang ke Surabaya, Semarang, Malang dan Bogor. Kemudian di tahun 1980-an hadir di Bandung, Palembang, Tanjung Karang, Padang, Denpasar, Ruteng, Pangkal Pinang, Pontianak, Ujung Pandang (Makasar), Manado, Medan, Weetabula. Lalu berlanjut pada tahun 1990-an di Ambon, Atambua, Kupang, Timor (Dili), Manokwari dan beberapa tempat lagi. Sejalan dengan waktu, perkembangan PKK bak bola salju terus bergulir, gerakan Roh Kudus pun tak terhalangi sehingga PKK hadir hampir di semua Keuskupan Indonesia hingga saat ini.

Apakah tujuan pelaksanaan Konvensi Nasional XI?
Konvensi nasional (Konvenas) merupakan ajang pertemuan bagi para leader Pembaruan Karismatik Katolik (PKK) Indonesia, wakil-wakil dari komunitas, yang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali, diisi dengan tiga kegiatan utama yaitu kegiatan organisatoris, pemberdayaan dan penyemangatan. Dengan tujuan untuk memantapkan diri melaksanakan visi dan misi yang selaras dengan arah dan tujuan yang sama didalam Gereja Katolik, sehingga PKK merupakan karya pembaruan Roh Kudus bagi Geraja Katolik semakin terarah dan nyata dalam karya pelayanannya di dalam lingkup Gereja Katolik.
Adapun tema-tema Konvenas mulai dari yang pertama sampai yang terakhir, yaitu Konvenas XI di Bali pada tahun 2009, adalah :
Konvenas I : Jadilah saksiKu; Jakarta. 3-6 Juni 1981
Konvenas II : Kamu akan diberi kuasa; Malang 24 Juni-1 Juli 1983
Konvenas III : Jadilah jantung Gereja; Salatiga, Semarang. 9–13 Juli 1985
Konvenas IV : Aku mengutus kamu; Bandung, 5–9 Juli 1988
Konvenas V : Kuasa dalam kesatuan; Surabaya. 1–3 Juli 1990
Konvenas VI : Siapkan jalan bagi Tuhan; Wisma Kinasih, Caringin, Bogor, 30 Juni–3 Juli 1993
Konvenas VII : Kamulah bangsa terpilih; Malang, 26–29 Juni 1996
Konvenas VIII : Supaya semua bersatu; Bandungan, Semarang, 19–28 Juni 2000
Konvenas IX : Komunitas Karimatik yang berbuah; Lembang, Bandung, 5–8 Juli 2003
Konvenas X : Kamulah Karunia Istimewa Roh Kudus bagi Gereja dan Masyarakat; Surabaya, 26 Juni–2 Juli 2006

KONVENAS XI
Tema pada konvenas XI : Semakin menyala-nyala dalam melayani Tuhan, ini didalami karena akhir-akhir ini ada gejala kelesuan di PD-PD bahka ada PD-PD yang kemudian tinggal nama saja. Untuk itu itu para leaders yang berkumpul dalam Konvenas kali ini diajak untuk semakin tekun dan rajin melayani lebih sungguh.
Konvenas kali ini didahului dengan :
Temu MODERNAS IV , 12 -14 Oktober 2009 di Hotel Oranjje, Sanur, Bali, para Pastor Moderator bertemu untuk diteguhkan kembali tugas perutusannya dalam rangka pelayanan di PKK
Pleno Besar , 13 – 15 Oktober 2009, di Hotel Oranjje, Sanur, Bali, dalam rangka pertemuan pemilihan pemimpin BPN PKK Indonesia periode 3 tahun berikut dan yang terpilih sebagai ketua periode 2009 – 2012 adalah Bpk. George Wangsanegara
Peserta Konvenas XI: sebanyak 785 orang dari hampir seluruh keuskupan di Indonesia termsuk utusan dari Negara tetangga Singapura dan Timor Timur.
Para Selebran:
Mgr. Dr. Silvester San, Pr (Uskup Denpasar)
Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM (Episcopal Advisor, Uskup Bogor)
Mgr. Hieronimus Bumbun

Tema Ceramah Umum dan Narasumber :
Aneka Wujud Perutusan Gereja - Mgr. Silvester San, Pr
Dinamika dan Pranata Pembaruan Karismatik – Bp. Felix Adi dan Bp George Wangsanegara
Pembaharuan Karismatik Katolik dan Keterlibatan Sosial – Rm Andang Binawan, SJ dan Bp Ali Rahman
Roh Kudus Pembimbing dan Pemberi Semangat dalam Pelayanan – Bob Canton, Rm Antonius Gunardi, MSF dan Bp Joseph Tedjaindra
Tema Lokakarya dan Narasumber :
Lokakarya I :
Institusi dan Karisma – Rm Adrian Adiredjo, OP
Memakai Paraliturgi dalam Gereja – Bp Ernest Maryanto
Bangga sebagai orang Katolik – dr. Robert Reverger
Lokakarya II :
Pemimpin yang Visioner – Bp Endie Rahardja
Mengelola suatu Persekutuan Doa – Bp Budi Sutedjo
Kehidupan Doa dan Karakter Seorang Pelayan – Ibu Yvonne Taroreh
Lokakarya III :
Kegiatan Sosial sebagai salah satu wujud Evangelisasi – Ibu Judy Nuradi
PKK Tanggap Terhadap Gejala-gejala Sosial – Rm Subroto Widjojo, SJ
Kebutuhan Dana dalam Pelayanan – Bp Agus Suherman.*** Oleh: Hendra Kosman, Koordinator Umum BPK PKK KAMS masa bakti 2008–2011

Tidak ada komentar: