Rabu, 02 Maret 2016

Perayaan Natal Ekumene 2015

Rabu, 30 Desember 2015 malam. Penampilan dalam ruang Balai Prajurit M Jusuf terlihat tidak seperti biasanya. Dekorasi bertema musim dingin terlihat di pintu masuk utama. Masuk ke dalam, tidak terlihat lagi nuansa musim dingin, tapi sebuah dekorasi tata panggung yang apik. Layaknya akan ada sebuah pertunjukan besar. Di atas panggung terpampang layar besar bertuliskan “Natal Ekumene Provinsi Sulawesi Selatan”.

Malam itu berlangsung perayaan Natal Ekumene yang tahun 2015 diserahkan kepada Keuskupan Agung Makassar. Meski acara baru akan dimulai pukul 19.00 wita, tapi sejak pukul 17.00 wita, satu persatu jemaat mulai merayap masuk ke dalam gedung. Makin malam, makin banyak jemaat berdatangan, ada yang berdua bahkan ada yang datang bersama anggota keluarganya.
Ribuan jemaat memadati ruangan gedung yang terkenal dengan nama Manunggal tersebut. Dua lantai dengan kapasitas sampai 1.800 sudah terisi penuh. Beberapa jemaat yang tidak kebagian tempat di dalam, terpaksa hanya bisa mengikuti perayaan dari samping gedung yang sudah disiapkan layar monitor sehingga mereka bisa menyaksikan jalannya perayaan yang ada di dalam gedung.

Selain umat Kristiani, perayaan Natal Ekumene ini juga dihadiri sejumlah tokoh lintas agama. Pejabat pemerintahan pun hadir. Nampak Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo duduk bersama Pangdam VII/Wirabuana, Mayjen TNI Agus Surya Bakti, bersama Uskup Agung Mgr John Liku Ada' dari Keusukupan Agung Makassar.

Tidak seperti acara Natal pada umumnya yang berisi ibadah, Natal Ekumene 2015 ini diisi dengan perayaan. Jadi, tidak ada lagi prosesi ibadah yang bisa berlangsung lama. "Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah", merupakan tema Natal untuk tahun 2015. Sesuai dengan tema itu ingin memperlihatkan seperti apa kehidupan keluarga umat Kristiani yang diinginkan Tuhan.
Sesuai dengan konsep acaranya perayaan, maka Natal Ekumene menghadirkan penampilan paduan suara yang diiringi orkestra. Mereka melantunkan lagu-lagu Natal dengan merdunya. Diawali dengan penyalaan lilin dan disambung dengan lagu “Gita Sorga Bergema” oleh kelompok paduan suara mengalirkan suasana damai. Jemaat pun larut dan ikut bernyanyi bersama.

Penampilan teaterikal yang menggambar tema “Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah” menjadi suguhan menarik. Dengan alur maju mundur, menggambarkan kehidupan manusia sejak penciptaan dan jatuh ke dalam dosa sampai kelahiran Yesus disisipi alur dengan kehidupan manusia saat ini yang lebih mementingkan hal duniawi daripada Tuhan. Menariknya, drama ini menggambarkan perilaku duniawi manusia dari berbagai suku, ada Tionghoa, Toraja, Jawa, dan lainnya. Hal ini menyentil jemaat di Sulsel, khususnya di Makassar, yang memang berasal dari berbagai suku bangsa dan ras. Ada rasa geli tapi juga sadar bahwa masih banyak perilaku manusia yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Masih banyak manusia yang mengejar harta, kekuasaan, dan jabatan dibanding hidup dalam kehendak Tuhan, hidup sebagai keluarga Allah.

Seperti yang disampaikan Uskup Agung John Liku- Ada’, umat Kristiani menjaga perilaku agar bisa menjadi teladan dan saluran berkat untuk umat manusia maupun lingkungan. Manusia juga menjauhkan sikap serakah tapi harus merawat alam agar tidak mendatangkan bencana bagi manusia itu sendiri. “Mari menebarkan cinta kasih, kepada sesama maupun lingkungan. Seperti Tuhan Yesus sudah mengasihi kita dengan lahir ke dunia dan  mengorbankan diri mati di kayu Salib untuk menebus dosa kita,” katanya.

Sementara itu, Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa perayaan Natal ini bukan sekadar seremonial belaka. Tapi, ini sebagai simbol pemersatu semua umat beragama.
"Ada nilai yang terkandung di dalamnya yaitu sebagai pemersatu umat beragama khususnya di Sulawesi Selatan. Kita jangan mau dipecah-pecah hanya karena perbedaan keyakinan dan prinsip. Kita harus bersatu untuk membawa kedamaian di Sulsel,” katanya. SYL juga berpesan kepada seluruh lapisan masyarakat agar selalu menghadirkan toleransi antar umat beragama dalam kehidupan sosial bermasyarakat. "Mari kita jaga Sulawesi Selatan. Kita hadirkan toleransi beragama sebagai penguat kita bersama," tambahnya.

Puncak acara menghadirkan penyanyi jebolan Indonesian Idol, Citra Scholastika. Menggunakan gaun berwarna merah, penyanyi asal Yogyakarta itu membawakan lima lagu Natal. Kehadirannya tentu membuat jemaat histeris namun masih bisa duduk tenang menyaksikan Citra menyanyi. Citra pun mengajak jemaat ikut bernyanyi bersama. Bahkan, seorang wanita bersyukur ajak ke panggung untuk bernyanyi bersama. Ia merasa itu adalah pengalaman dan kesempatan langkah baginya.
Meski digelar ditengah musim hujan, namun perayaan Natal Ekumene ini berangsung tanpa hambatan sedikit pun. Hujan rintink-rintik yang sempat turun ternyata tidak bertahan lama, sehingga arus jemaat terus berdatangan untuk merayakan Natal bersama. Selain itu, pengamanan dari Polri dan TNI ikut memberikan    pengamanan berlapis memberikan rasa aman dan nyaman kepada jemaat dalam merayakan Natal. Hal ini merupakan komitmen  dari Polda Sulselbar dan Pangdam VII Wirabuana yang siap menjaga perayaan sehingga perayaan natal berjalan lancar.
Tahun 2015, Keuskupan Agung Makassar yang mendapat kesempatan sebagai pelaksana dalam acara Natal Ekumene, melalui SK Nomor: 018/C-4.1/2015 tanggal 17 Agustus 2015 dari 4 lembaga gereja. Berbekal SK tersebut, Panitia mempersiapkan berbagai kegiatan dalam rangka Perayaan Natal Bersama 2015. Subtema Perayaan: “PANGGILAN DAN PERUTUSAN KELUARGA DALAM MASYARAKAT’. Suatu gagasan subtema yang telah disepakati bersama; yang mengingatkan kembali pentingnya peran Keluarga sebagai pilar utama dalam membangun bangsa yang kuat, berteladan pada keluarga bersahaja “Yusuf dan Maria”.
Panitia mengawali dengan beberapa kegiatan sosial, seperti:

1. DONOR DARAH
Kegiatan Donor darah ini dilaksanakan tanggal 20 September 2015 di Aula Keuskupan Agung Makassar. Kegiatan yang di dukung oleh PMI dan ramai diikuti masyarakat luas ini berhasil mengumpulkan 200 kantong darah. 

2. BERBAGI KASIH KE-7 PANTI ASUHAN DAN SEMINARI PETRUS CLAVER
Pada tanggal 25 dan 26 Oktober 2015, Panitia  berbagi kasih ke 7 Panti Asuhan, antara lain: Al – Ikhlas, Titipan Kasih, Al – Mujaadilah, Murni, Pangamasean, Rahmatullah , dan Titipan Kasih serta Seminari Petrus Claver.


3. MENGADAKAN PENCATATAN SIPIL BAGI 202 PASANGAN NIKAH MASSAL
Nikah massal ini di gelar di Paroki Santo Simon Petrus Gembala, Sungguminasa – Gowa  pada tanggal 21 November 2015. Ada 202 pasangan dari Makassar, Maros, dan Gowa yang ikut serta.

4. KUNJUNGAN KASIH KE PANTI SOSIAL BINA DAKSA WIRAJAYA DAN PANTI WERDA GAU MABAJI GOWA
Panitia mengadakan kunjungan kasih ke Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya dan Panti Werda Gau Mabaji Gowa, pada 27 November 2015. Di tempat ini, Panitia berbaur dengan penghuni Panti Werda sembari bernyanyi bersama.

5. PELAYANAN KASIH DI TIGA RUMAH SAKIT
Pelayanan kasih ini dilaksanakan tanggal 1 dan 3 Desember 2015, di 3 Rumah Sakit di Makassar : RS. Stella Maris, RS. Awal Bros, dan RS. Grestelina.

6. PELAYANAN KASIH KE LAPAS GUNUNG SARI
Di tempat ini, pada tanggal 5 Desember 2015, Panitia mengadakan misa bersama para narapidana.

7. MENYALURKAN BANTUAN BERAS 50 TON
Sebanyak 50 ton beras sumbangan Gubernur Sulsel, dibagikan masing – masing kepada 1.200 kk di 14 kecamatan sekota Makassar dan melalui 4 lembaga Gereja sebanyak 20 ton.

8. DOA KEBANGSAAN
Bekerja sama dengan FKUB Sulsel, panitia menggelar Doa Kebangsaan dengan thema “Merajut Persaudaraan Sejati untuk Indonesia”, tanggal 22 Desember 2015 di Anjungan Mandar Pantai Losari dengan dihadiri oleh 6(enam) unsur agama. ***

Tidak ada komentar: