Senin, 10 November 2014

PENTINGNYA VISI-MISI PAROKI

Keuskupan Agung Makassar melalui sinode diosesan pada tahun 2012 telah menghasilkan visi keuskupan. Adapun visi keuskupan adalah  Gereja lokal KAMS, yang bersosok kawanan kecil tersebar, sebagai pelayan berdasarkan dan berpolakan Yesus Kristus, yang terus-menerus membaharui diri, mewartakan kerajaan Allah dengan meresapi tata dunia, sehingga segala-galanya menjadi baik.  Visi itu kemudian ditindaklanjuti dalam misi dan strategi. Paroki sebagai bagian integral dari keuskupan perlu menindaklanjuti visi keuskupan tersebut sesuai dengan situasi dan keadaan dari paroki.  Paroki tentu mempunyai ciri khas masing-masing, tetapi di satu sisi paroki adalah bagian dari keuskupan. Di sinilah pentingnya bahwa semua paroki juga mempunyai visi dan misi. Mengapa perlu visi dan misi?

Pentingnya visi dapat diumpamakan dengan orang yang akan melakukan perjalanan. Pada saat orang hendak bepergian, hal paling pokok dan pertama-tama perlu ditentukan adalah arah tujuannya. Berdasarkan tujuan itu, lantas orang dapat memilih sarana yang tepat untuk mencapainya: kendaraan apa yang dipakai, peralatan atau perlengkapan apa yang perlu dipersiapkan, berapa waktu yang diperlukan untuk menempuhnya, kapan berangkatnya, hal apa yang perlu diantisipasi, dll.
Begitu pula dalam membangun sebuah paroki. Paroki perlu  mempunyai  gambaran yang jelas, “paroki ini mau menjadi seperti apa” (what do we want to become”). Gambaran yang jelas itulah dapatkan dikatakan sebagai visi paroki sedangkan cara untuk sampai pada gambaran yang jelas itulah dapatkan dikatakan sebagai misi paroki.

Pentingnya Visi dan Misi Paroki
Visi dan misi paroki tentulah amat dibutuhkan. Visi dan misi paroki merupakan dasar, arah dan panduan dari karya pelayanan Dewan Pastoral Paroki. Visi dan misi akan menjadi pedoman bagi umat paroki bagaimana mereka berperilaku. Visi dan misi paroki akan menjadi inspirasi bagi umat dalam rangka memberikan sumbangan terbaiknya bagi  paroki sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Dengan memilikinya, hal ini menjadi motivasi bagi umat untuk melayani dan membangun komunikasi dan jaringan sebagai sesama warga paroki.
Visi dan misi paroki tentu amat dibutuhkan dalam penyusunan program, karena hal itu akan dijadikan panduan dari dewan pastoral paroki. Demikian pula selanjutnya dalam hal penyusunan anggaran dan pengalokasian dana,  anggaran dan dana yang dikeluarkan merupakan tindakan untuk mencapai tujuan yang dimaksudkan oleh paroki. Pada saatnya nanti ketika diadakan evaluasi, visi dan misi tersebut akan menjadi tolok ukur bersama untuk menilai tercapainya  program-program yang telah dibuat bersama.
Dengan memiliki visi,  paroki dapat terhindar dari kegiatan paroki asal jalan. Ada banyak kegiatan dan menyita banyak dana tetapi tidak menunjukkan perkembangan yang berarti.  Bisa saja terjadi dari tahun ke tahun keadaan sama saja dan hanya umatnya saja yang semakin lama tinggal tersisa yang semakin tua. Dalam hal kesinambungan karya, dengan adanya visi, pada saat pergantian kepemimpinan di paroki  tidak berarti ganti kebijakan. Semua program dapat saling berhubungan dan berkesinambungan.
Dalam membuat visi paroki tentulah senantiasa disadari bahwa paroki bukanlah lembaga atau organisasi biasa.  Gereja adalah lembaga yang dalam peziarahannya menuju Allah. Jadi misi paroki memiliki muatan ilahi maupun insani.  Di dalamnya terkandung gambaran tentang sebuah paroki dan berkaitan dengan masa depan paroki serta semua yang dilayaninya.

Perumusan Visi Paroki
Agar suatu visi menjadi realistis, dapat dipercaya, meyakinkan, serta mengandung daya tarik maka dalam proses pembuatannya perlu melibatkan semua stakeholders dan senantiasa dikomunikasikan kepada anggota, sehingga semua merasa sebagai pemilik dari visi tersebut.  Agar mudah diiingat dan dijadikan komitmen bersama  visi itu dibuat dalam kalimat yang jelas dan sedapat mungkin singkat.

Jati Diri Paroki
Jati diri paroki adalah sebuah paroki yang merupakan bagian dari Gereja Katolik universal maupun lokal Keuskupan Agung Makassar. Sebagai bagian dari gereja universal, dalam perumusan visi perlu mengacu pada sumber-sumber utama seperti nilai Alkitab (nilai Injili), paham gereja yang mengacu pada Konsili Vatikan II, Ajaran Gereja,  pernyataan KWI (Konfrensi Wali Gereja Indonesia), pernyataan FABC (Konferensi Federasi Uskup Asia). Selanjutnya sebagai bagian dari gereja lokal Keuskupan Agung Makassar hendaknya  kata-kata kata kunci dari visi keuskupan termuat di dalamnya, misalnya kawanan kecil,  tersebar,  pelayan,  berdasarkan dan berpolakan Yesus Kristus,  membaharui diri, mewartakan,  kerajaan Allah,  meresapi tata dunia, segala-galanya menjadi baik
Dalam perumusan visi tersebut, sumber-sumber dari Keuskupan dapat menjadi acuan seperti  Statuta Keuskupan,  Pedoman Dewan Pastoral Paroki, Pedoman Keuangan dan Akuntansi Paroki dan pedoman-pedoman lain yang diberlakukan dalam KAMS.
Di dalam perumusan visi paroki, perlu juga dimasukkan dengan jelas kekhasan paroki yang bersangkutan yaitu perbedaan tertentu suatu paroki dengan paroki yang lain. Kekhasan  paroki bersumber dari spirtualitas paroki yang digali dari pelindung paroki. Kekhasan paroki juga dapat ditemukan dari sejarah paroki.  Kekhasan paroki juga akan nampak melalui nilai-nilai yang dihidupi umat serta kondisi umat termasuk di dalamnya potensi-potensi umat dan keprihatinan-keprihatinannya.  Keprihatinan bisa dialami oleh umat sendiri, oleh masyarakat sekitar paroki, atau juga menyangkut masalah pastoral umat serta tata pelayanan umat. Juga menyangkut peluang dan tantangan.

Nilai Utama
Dari uraian di atas sudah dijelaskan bahwa visi paroki  merumuskan paroki  mau menjadi apa, sedangkan misi merumuskan akivitas apa yang dilakukan oleh paroki untuk mencapai visi itu. Di samping itu, hal terpenting pula adalah apa yang menjadi roh (jiwa) dari seluruh gerakan visi dan misi itu. Di sinilah dibutuhkan apa yang disebut sebagai nilai utama (core value). Nilai utama merumuskan apa yang mendasari, memberi semangat serta mengarahkan seluruh upaya pencapaian itu. Nilai utama itu mengikat seluruh umat paroki dalam upaya pencapaian itu.
Nilai-nilai  ini penting karena mempengaruhi perilaku, mengkomunikasikan apa yang benar-benar diyakini. Nilai utama itu pada dasarnya adalah suci dan tidak berubah.  Nilai utama bisa menjadi penunjuk moral, menjadi jembatan kesinambungan, membantu mengambil keputusan tegas dan membantu umat paroki untuk  lebih proaktif.
Nilai-nilai utama dapat bersumber dari dalam Kitab Suci kita seperti  nilai-nilai Injili. Nilai utama  juga dapat diambil  dari ajaran-ajaran gereja.

Gerakan KAMS
Setelah Sinode KAMS, banyak kegiatan yang telah dan sedang dilaksanakan, salah satunya adalah pendataan umat paroki. Pendataan umat ini pada dasarnya ditujukan untuk mendapatkan data dan situasi umat yang nantinya dipergunakan dalam pelayanaan pastoral paroki. Maka pendataan merupakan dasar dan sumber dalam rangka pembuatan visi dan misi paroki.
Selain itu, keuskupan juga telah mensahkan Pedoman Keuangan dan Akuntansi Paroki. Dengan berlakunya Pedoman kita mengharapkan agar semua paroki akan berbasis RAPB (Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya). Paroki yang telah mempunyai visi, misi dan strategi, melaksanakan program-programnya dengan pengesahan dari Depas Paroki. Dana yang dibutuhkan dalam melaksanakan program-program itu berdasarkan RAPB paroki. *** Penulis: Pastor Yulius Malli Pr, Ekonom KAMS

Tidak ada komentar: