Minggu, 29 Desember 2013

PELATIHAN RELAWAN BENCANA ALAM


Acap kali kita mengatakan keberlanjutan hidup Gereja atau masyarakat pada umumnya terletak pada diri kaum muda. Itu memang ada banyak benarnya karena bagaimanapun juga generasi tua akan berakhir dan generasi muda akan melanjutkan estafet pembangunan gereja dan masyarakat. Mengingat pentingnya generasi muda maka perlulah kaum muda mulai sekarang dibekali dengan aneka macam yang dibutuhkan untuk pembangunan itu sendiri. Selain mental, pengetahuan dan ketrampilan perlu mendapat perhatian.
Menghimpun kaum muda atau mempertemukan kaum muda dirasakan begitu penting untuk zaman sekarang dalam rangka membangun persahabatan dan persaudaraan di antara mereka.
Kepentingan lain dalam rangka menghimpun kaum muda adalah daerah-daerah yang masuk Kevikepan Sulawesi Tenggara akhir-akhir ini mulai dibayang-bayangi oleh ketakutan akan ancaman bencana alam.

TUJUAN
Camping Mudika Kevikepan Sultra berlangsung 24-27 Oktober 2013 dan mengambil lokasi di seputaran gereja Katolik Sendang Mulyasari, Unaaha, Kevikepan Sulawesi Tenggara. Peserta berjumlah 158 yang mewakili 4 paroki yaitu Paroki Kolaka,Unaaha,Raha dan Labasa. Patut disayangkan Paroki Sadohoa, Mandonga dan Baubau tidak sempat mengirim perwakilannya, padahal menurut kami ketiga paroki-paroki  ini sangat rawan bencana alam.
Camping Mudika kali ini mengambil tema “Camping Mudika Menuju Terciptanya Relawan Bencana Alam”. Di balik tema ini PSE-Caritas Makassar mengharapkan adanya relawan-relawan bencana di masing-masing paroki di Kevikepan Sulawesi Tenggara atau paling kurang adanya kontak person yang terlatih untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam lagi. Peristiwa bencana banjir yang terjadi di Kendari dan Kec.Wonggeduku-Unaaha beberapa waktu yang lalu sedikit merepotkan tim ER (Emergency Respons)  Kev.Sultra. Kerena untuk menanggapi korban-korban membutuhkan relawan yang banyak dan trampil dan justru di sinilah kekurangan  Kevikepan Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu camping ini menjadi ajang untuk melatih para relawan kebencanaan.

KEGIATAN
Para peserta yang berjumlah 158 ditempatkan di tenda-tenda yang dibangun di sekitar gereja. Panitia sengaja penempatkan peserta yang semuanya masih muda belia dalam konteks sebagai relawan bencana. Karena untuk menangani korban-korban bencana tentu saja sejak awal hawa penanganan kebencanaan mulai dihembuskan dalam hati para calon relawan.
Camping Mudika diawali dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh P.Bartholomeus Sire’pen, Pr yang dalam kotbahnya Pastor Paroki Unaaha ini terus membakar semangat para calon relawan bencana alam. Pengalaman bencana Kendari dan Wonggeduku menjadi rujukan perlunya pelatihan relawan bencana.
Hari pertama, 25 Oktober  peserta disuguhi pengenalan mengenai Caritas Makassar, sedikit prosedur penanganan korban bencana serta administrasi keuangan dalam penanganan bencana. Materi-materi ini difasilitasi tim  dari Caritas Makassar yaitu Robin D Zakharia, Rudi Raka dan Martina Ela.
Hari kedua, 26 Oktober, RD Linus Oge, sebagai koordinator PSE-Caritas Kev.Sultra membuka wawasan peserta dengan materi APP-HPS dan LKM khususnya Credit Union.
Selain materi-materi pokok di atas Camping Mudika diisi dengan acara perlombaan seperti Bola Volley, Bola Gotong, Takraw serta lomba Baca Kitab Suci, Lomba Mazmur dan Cerdas Cermat. Camping Mudika ditutup dengan pawai lilin pada malam hari serta ziarah kepada Bunda Maria, pada Minggu, 27 Oktober pagi hari. 

Kesimpulan:
Seluruh kegiatan ini muaranya adalah
a. membangun solidaritas  dan persaudaraan di antara kaum muda;
b. membangun komitmen dalam memperjuangkan hak-hak orang kecil;
c. menjamin tersedianya relawan untuk Emergency Respons (ER);
d. belajar menata kehidupan ekonomi sendiri.

Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Pada akhir kegiatan Camping Mudika peserta yang didampingi oleh RD Linus Oge membuat komitmen untuk RTL pada tahun 2014. Komitmen peserta camping antara lain:
1. Peserta camping sekaligus “dibaptis” sebagai kontak person kebencanaan untuk masing-masing paroki.
2. Beberapa peserta selanjutnya akan diberi pelatihan tentang kebencanaan oleh Caritas Makassar.
3. Pada Juli 2014 bertempat di Kolaka dilangsungkan camping yang sama dengan materi yang berbeda tetapi masih berkaitan dengan pemberdayaan relawan bencana alam.

Penutup
Camping Mudika telah selesai. Para fasilitator dan peserta telah kembali ke rumahnya masing-masing. Pekerjaan rumah yang masih tersisa: bagaimana terus memberdayakan para relawan bencana alam. Memang tidak mudah menciptakan komunitas relawan. Namanya saja rela (wan) untuk dunia sekarang ini; dimana segala-galanya diukur dengan uang. Tetapi juga menjadi tantangan bagi mereka yang menyiapkan diri untuk terlibat menolong mereka yang terkena bencana alam. Semboyan Caritas “Bela Rasa Kita” terus ditempa.
Salam Caritas! *** Penulis: RD Linus Oge

Tidak ada komentar: