Senin, 18 Maret 2013

Perayaan 25 Tahun Imamat: “INILAH AKU, UTUSLAH AKU”


 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: ”Inilah Aku, utuslah aku.” (Yes 6:8b)

Kamis sore,  31 Januari 2013, suasana kota Makassar agak mencekam karena adanya ketidakpuasan atas pengumuman Pilkada Gubernur Sulawesi Selatan. Meskipun demikian, umat, para imam, biarawan/biarawati, undangan, dan keluarga tetap antusias untuk menghadiri misa syukur 25 tahun imamat di Gereja Santo Yoseph Pekerja, Gotong-Gotong.

              Tepat pukul 17.00 wita, lagu PANGGILAN TUHAN dilanjutkan dengan JEMAAT DATANGLAH oleh Paduan Suara “Magnificat” membahana mengiringi prosesi pembukaan misa syukur yang dipimpin oleh Uskup Agung KAMS, Mgr. John Liku-Ada’ beserta kelima yubilaris yang berbahagia, P. Piet Majina La Oji, Pr., P. Albert Maria Rua’, Pr., P. Joseph Padang, Pr., P. Linus Oge, Pr., dan P. Robby Lamba Tangdilintin, Pr.


Misa syukur dihadiri lebih kurang 50 imam diosesan, dan puluhan biarawan-biarawati, para undangan dan keluarga para yubilaris. Misa syukur juga dihadiri oleh Vikep  Jayapura, rekan kerja P. Robby Lamba Tangdilintin, Pr dari tanah Papua, suatu kebersamaan untuk saling menguatkan satu sama lain diberikan.

Sesudah bacaan Injil, Mgr. John Liku-Ada’, Uskup Agung KAMS, tidak memberikan homili. Sebagai gantinya, diberikan kesempatan kepada kelima yubilaris untuk menyampaikan kesaksiannya selama 25 tahun menjalani imamat mereka. Kesempatan pertama diberikan kepada P. Albert Maria Rua, Pr yang menyampaikan motto: “Inilah aku, utuslah aku”. Rupanya, motto tersebut merupakan kesepakatan bersama sejak penahbisan diakon. Dalam kesaksiannya,  P. Albert menyampaikan bahwa dalam tugas dan kepercayaan yang diberikan oleh Bapak Uskup, motto itu menjadi pegangannya.

Kesaksian berikutnya oleh P. Linus Oge, Pr. Diungkapkan bahwa sebagai koordinator PSE/APP Kevikepan Sultra, beliau ingin mewujudkan impiannya agar umat di Muna bisa sejahtera melalui koperasi  dan tugas yang diberikan kepadanya sekarang ini. Dalam kesaksiannya, P. Yoseph Padang, Pr mengungkapkan bahwa beliau pernah diminta sebagai pengganti untuk menggantikan jabatan Uskup tetapi menggantikan Uskup sebagai Pendamping Kongregasi Frater HHK.
Yang tidak kalah menariknya adalah kesaksian P. Robby Lamba Tangdilinting, Pr. Pada awal tugas yang diberikan oleh Bapa Uskup di Paroki Mamasa, beliau menjawab dengan lantang: “Inilah aku, utuslah aku”. Jawaban “Inilah aku, utuslah aku” masih tetap lantang hingga saat ini meskipun berkarya sebagai misionaris lokal di tanah Papua yang mempunyai kesulitan dan tantangan tersendiri.

Terakhir adalah P. Piet Madjina La Oji, Pr. Pastor Piet memberikan kesaksian bahwa dalam tugas dan kepercayaan yang diberikan Bapa Uskup kepadanya, ia tetap setia dengan motto “Inilah Aku, Utuslah Aku” sekalipun di neraka, jika seandainya di neraka ada paroki.
Dari kesaksian kelima yubilaris dapat  disimpulkan bahwa menjadi imam di abad ini tentunya dibutuhkan 6 (enam) K: Kesehatan, Kekuatan, Ketabahan, Kesabaran, Keteguhan, dan Kemampuan menghadapi segala godaan dan tantangan, bahkan kadang pula fitnah yang berasal dari oknum umat Katolik sendiri.

Di penghujung misa syukur yang meriah itu, Ibu Mimi, koordinator DOMINICA IN SABATO, kumpulan ibu-ibu yang setiap hari Sabtu mendoakan para pastor di Kapel Bapa Uskup, mewakili panitia memberikan kata-kata sambutan. Dalam sambutannya, Ibu Mimi mengucapkan limpah terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama menyukseskan acara tersebut. Puji Tuhan, dalam waktu yang relatif singkat, panitia telah bekerja semaksimal mungkin sehingga keseluruhan misa berjalan dengan tertib dan lancar.

Akhirnya, sebelum memberi berkat, Bapa Uskup menyampaikan bahwa meskipun Kota Makassar cukup mencekam, kehadiran umat yang hampir memenuhi seluruh gereja menunjukkan betapa kuatnya dukungan umat kepada para yubilaris. Setelah misa syukur, acara dilanjutkan dengan resepsi bersama dalam suasana persaudaraan, kebahagiaan, dan kegembiraan. Kebahagiaan hari ini adalah hasil dari perjuangan hari kemarin dan hari-hari sebelumnya. Sambil berbagi dalam resepsi, segenap hadirin menikmati hiburan-hiburan yang dipentaskan oleh para seminaris Petrus Claver, Mudika Katedral dan siswa-siswi SMA Katolik Cendrawasih dan tentunya duet P. Chandra dan P. Simon Refly, Pr.

Proficiat kepada kelima yubilaris, yang telah 25 tahun menapaki dan menghayati hidup dan karya sebagai imam dengan segala kekuatan, kelemahan, dan kekurangan yang dimiliki. Semoga tetap kuat, kokoh, dan tegar menjawab “INILAH AKU, UTUSLAH AKU”, kapan pun dan dimana pun ditugaskan Bapa Uskup. *** Penulis: P. Dominikus Natan Sande’ Pr

Tidak ada komentar: