Senin, 18 Maret 2013

Peletakan Batu Pertama Gereja St. Maria Mamuju

Bupati Mamuju, Drs. H. Suhradi Duka , MM. duduk di depan pendopo pastoran diapit oleh Pastor Paroki  P. Semuel Sirampun, Pr. dan Vikep Sulbar P. Martinus Pasomba, Pr. sesaat sebelum acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gereja dimulai.

Gereja Katolik St. Maria Mamuju merupakan sentrum dari gereja-gereja (baca: stasi) yang ada dalam wilayah Pemerintahan Kabupaten Mamuju dan pusat Kevikepan Sulawesi Barat. Gereja ini terletak di Jl. Bau Maseppe No. 14 Mamuju yang dapat dikatakan jantung kota Mamuju.

Mengapa perlu membangun gereja yang baru sementara gereja yang ada kelihatannya masih baik? Menurut Ir. Patrik Galampo, M.AP, selaku sekretaris pembangunan bahwa gereja yang ada saat ini sudah tidak layak lagi, baik dari aspek kuantitas maupun kualitasnya. Kapasitas gereja sudah tidak mampu lagi menampung umat yang ada, terutama pada perayaan hari-hari besar seperti Natal dan Pekan Suci. Bahkan untuk ibadat rutin setiap hari Minggu, terpaksa sudah diadakan dua kali ibadat yakni Ibadat Malam Minggu dan Ibadat Minggu Pagi. Selain itu, aspek teknis bangunan juga sudah cukup mengkhawatirkan. Sudah banyak  rangka plafon dan atap yang lapuk sehingga sewaktu-waktu dapat membahayakan jemaat. Usia bangunan yang sudah memasuki 20 tahun tersebut, sejak berdirinya belum pernah direhab, sehingga memang nampaknya sudah perlu untuk diganti”, jelasnya secara panjang lebar seputar kondisi gereja tua.

Menyadari hal tersebut, panitia pembangunan - sebagai wakil dari umat stasi kota Mamuju - mengadakan rapat berulang kali demi pembangunan gereja yang baru ini. Berkat kerja sama dengan Komisi BP3 (Badan Pengembangan Prasarana Pastoral) KAMS, aspirasi umat untuk mendirikan gedung gereja yang baru akhirnya tercapai tentu melalui rekomendasi Uskup Agung Makassar.


Maka, Minggu, 24 Februari 2013, setelah Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Vikep Sulbar, P. Martinus Pasomba, Pr dan Pastor Paroki St. Maria Mamuju, P. Semuel Sirampun, Pr dilanjutkan dengan peletakan batu pertama persis pada posisi sudut kiri depan dari bangunan gereja yang akan dibangun. Peletakan batu pertama pembangunan gedung gereja St. Maria Mamuju berdasarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) No. 2029/IMB/IX/2012/BPPT sebagai legalitas-formalnya. 


Yang hadir dalam acara seremonial ini adalah Bapak Bupati Mamuju, Drs. H. Suhardi Duka, MM dan pemerintahan setempat. Sebelum acara seremonial, bupati menyampaikan sambutannya.


Beliau mengatakan bahwa Mamuju adalah cermin heterogen yang menghargai perbedaan. Menurutnya ada dua tantangan yang dihadapi sekarang ini, yakni kemiskinan dan korupsi. Untuk mengurai kemiskinan diperlukan kerja keras bersama seluruh masyarakat. Untuk mengurai korupsi  salah satu wadah terbaiknya adalah melalui pembinaan keagamaan di setiap rumah ibadah. Karena agama sangat berperan dalam menciptakan manusia-manusia yang baik yang menyadari akan perannya. Bupati pun menjanjikan bantuan untuk pembangunan gereja ini tapi sesuai dengan mekanisme yang ada. Ungkapan-janji Bupati tersebut disambut tepuk-meriah oleh umat yang memadati lokasi gereja.


Pada bagian lain sambutannya, SDK (sapaan akrab bupati) 2 periode ini, juga menekankan pentingnya umat beragama di daerah ini menciptakan kondisi yang kondusif dengan saling menghargai dan hidup bertoleransi satu sama lain agar bersama-sama dengan pemerintah dapat mewujudkan pembangunan demi kesejahteraan masyarakat. Mamuju adalah gambaran Indonesia mini karena di daerah ini berdomisili masyarakat dari berbagai etnis, budaya, dan agama. “Masyarakat kita sangat heterogen, baik itu etnis, budaya maupun agamanya. Di Mamuju, masyarakatnya ada yang bergama Islam, Katolik, Kristen, Hindu dan Budha, bahkan Kong Fu Cu juga ada”, jelas Bupati. Karena itu, mau tidak mau kita harus berusaha untuk hidup berdampingan secara damai. “Dan perlu disyukuri, karena sekalipun di berbagai daerah banyak terjadi konflik, namun di daerah kita ini masih tetap aman”. Bupati berharap agar situasi dan kondisi demikian, perlu untuk terus dijaga dan dipelihara bersama.

Sementara itu, Pastor Semuel Sirampun mewakili Pengurus Gereja dan Panitia Pembangunan, menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran Bupati Mamuju serta tamu undangan lainnya. “Kehadiran Bapak Bupati dan segenap tamu undangan, menjadi dukungan nyata kepada kami, dapat menyemangati kami dalam melaksanakan pekerjaan yang akan kami mulai hari ini”, katanya. Pastor juga menyampaikan harapan kepada umatnya agar dapat kiranya segera menindaklanjuti pembangunan gereja sebagaimana yang telah direncanakan. “Jangan sampai terjadi hari ini kita telah meletakkan batu pertama hingga mungkin batu yang keseratus, namun setelah itu berhenti. Tentu, bukan itu yang kita harapkan, melainkan sebisa mungkin bahwa proses pembangunan rumah Tuhan yang kita lakukan, tidaklah berlama-lama”, kata mantan Pastor Paroki Messawa ini penuh harap.

Pelaksanaan peletakan batu pertama pembangunan gereja Katolik Pusat Paroki Santa Maria Mamuju, mungkin lain dari yang lain, dimana setiap Kepala Keluarga dari umat yang ada, ikut serta dalam peletakan batu secara bergantian. Hal ini dimaksudkan sebagai simbol bahwa semua umat sejak awal ikut ambil bagian dan karenanya diharapkan merasa turut bertanggung jawab hingga selesainya pekerjaan pembangunan gereja tersebut. *** Penulis: Anton Ranteallo & Patrik Galampo

Tidak ada komentar: