Senin, 24 Desember 2012

Penyusunan Bahan Pendampingan Anak Sekami Usia Dini

Sebagian peserta berfoto bersama ketiga Dirdios (Dirdios KKI-KAMS, Ambon dan Manado) dan Tan Mariam (di belakang Dirdios KKI-KAMS).
Dalam sebuah diskusi kecil antara Dirdios (Direktur Diosesan)  KKI (Karya Kepausan Indonesia) Keuskupan Agung Makassar, Manado dan Ambon, disadari bahwa di setiap keuskupan, bahan pendampingan Sekami untuk anak usia dini masih sangat kurang atau boleh dikatakan tidak ada panduan umum. Selama ini pendamping menggunakan bahan yang dicari dari berbagai sumber atau sesuai kreatifitas masing-masing.

Ideal dalam pendampingan Sekami adalah anak Sekami dibagi dalam pengelompokan sesuai dengan tingkatan umur terkait sisi psikologi yang akan mempengaruhi penggunaan kalimat, lagu-lagu, permainan, alat peraga dan lain-lain. Untuk sementara dapat dikatakan pengelompokan itu meliputi usia TK ke bawah, SD, 1-3, SD 4-6 dan (SMP Remaja). Beberapa alasan mengapa pembagian kelompok ini belum terlaksana di hampir sebagain besar paroki. Alasan yang muncul adalah tenaga pendamping yang tidak memadai, bahan pendampingan yang terbatas atau tidak ada atau tempat pertemua yang kurang memadai serta berbagai kendala lain.

Untuk menjawab salah satu kesulitan ini adalah kami sebagai rekan se-Regio MAM (Makassar, Ambon, Manado), menjadikan penyusunan bahan pendampingan anak Sekami usia dini sebagai salah satu program yang mendesak. Langkah konkrit segera diambil dengan mengadakan pertemuan di Keuskupan Ambon pada 13-15 Juli 2012. Dalam pertemuan ini selain mendapat pembekalan sebelum menyusun bahan, disepakati bahan bahan pendampingan yang akan disusun berdasarkan bacaan mingguan Tahun Liturgi C. Alasannya adalah pendampingan Sekami dilaksanakan setiap minggu sehingga pendamping membutuhkan bahan panduan rutin juga. Pemilihan bacaan mingguan tahun liturgi C dipilih dengan harapan bahan ini bisa segera dipakai karena begitu mendesak. Setelah pembekalan dalam pertemuan ini di mana para pendamping dituntun oleh Tan Mariam, staf dari Biro Nasional Karya Kepausan Indonesai yang sudah berpengalaman dalam menyususun bahan pendampingan.

Setelah mendapat pembekalan yang memadai setiap keuskupan mendapat tugas menyusun bahan. Tugas ini yang dibawa pulang ke keuskupan masing-masing. Untuk Keuskupan Agung Makassar, pendamping Sekami berkumpul di Baruga Kare pada 3-4 November 2012. Pendamping bersama beberapa guru TK di kota Makassar bekerjasama membagikan pengetahuan dan pengalaman selama mendampingi anak usia dini. Dengan semangat yang sama dalam menyusun bahan ini, akhirnya bahan disusun dan diselesaikan. Tentu masih akan diteliti lagi isi dan kalimatnya oleh beberapa rekan pendamping.

Tiba saatnya untuk mempertemukan bahan ini dengan bahan yang disusun oleh Keuskupan Amboina dan Keuskupan Manado. Pada tanggal 30 November sampai 2 Desember 2012 bertempat di Panti Samadi Malino, 30 orang pendamping dari regio MAM berkumpul untuk mempresentasikan bahan yang telah disusun. Peserta dari keuskupan Makassar sebanyak 22 orang pendamping bersama Dirdios KKI-KAMS P. Victor Wiro Patinggi, Pr. Peserta dari Ambon sebanyak 4 orang bersama Dirdios KKI-Keukupan Amboina P. Isai Pius Titirlolobi, Pr. Sementara dari Keuskupan Manado berjumlah 4 orang bersama Dirdios KKI Keuskupan Manado P. Berty Imbar, Pr. Dalam mengolah lebih lanjut bahan ini, kami didampingi oleh Tan Mariam yang telah mendampingi peserta sejak pertemuan sebelumnya di Ambon.

Pada bagian awal kegiatan  ini, Dirdios KKI KAMS, P. Victor Wiro Patinggi, Pr., menyampaikan kepada semua pendamping untuk pertama-tama memahami dengan baik cara menyusun bahan pendampingan sehingga makin terampil. Hal ini maksudkan karena penyusunan bahan ini tidak berhenti sampai di sini melainkan pertemuan ini adalah awal untuk menyusun bahan pendampingan berikutnya dan bahan untuk pendampingan kelompok umur lainnya.

Setelah berdiskusi bersama, dihasilkan satu modul bahan pendamping anak Sekami usia dini berdasarkan bacaan mingguan Tahun Liturgi C. Direncanakan masih ada tahap finalisasi dan pembacaaan dari pihak yang berwenang untuk memperoleh nihil obstat dan imprimatur. Proses akhir adalah pencetakan. Dengan tahap yang tersisa memang masih dibutuhkan waktu. Mudah-mudahan dalam waktu yang dekat bahan pendampingan ini bisa digunakan. *** Penulis: P. Victor Wiro Patinggi, Pr, Koordinator KKI Regio MAM

Tidak ada komentar: