Selasa, 21 Desember 2010

Pemberkatan Gereja Paroki Messawa dan Pelantikan Vikep Sulawesi Barat

Kamis, 7 Oktober 2010 adalah hari yang istimewa bagi Umat Paroki Santo Fransiskus Xaverius Messawa. Hari yang bertepatan dengan Pesta Santa Maria Ratu Rosario itu, Gereja Katolik Santo Fransiskus Xaverius Messawa diberkati oleh Mgr. John Liku-Ada,' Pr. Kerinduan umat untuk memiliki sebuah GereiaParoki yang layak ditempati untuk berdoa dan memuliakan Tuhan direalisasikan dalam upaya pembangunan gedung gereja selama dua tahun. Gedung gereja yang tua dan sudah lapuk mulai dibongkar pada 18 Agustus 2008. Peletakan batu pertama yang menandai dimulainya pembangunan gedung gereja dilaksanakan pada 5 September 2008. Selama dua tahun dengan dana yang sangat terbatas melalui kerja keras umat di bawah koordinator pastor paroki, Pastor Semuel Sirampun Pr dan Pastor Stef Tarigan CICM selaku ketua BP3 KAMS pekerjaan pembangunan gedung gereja akhirnya bisa rampung dengan baik. Pembangunan gereja ini tentu tak lepas dari kemurahan hati para donatur dari berbagai pihak yang dengan tulus dan penuh cinta memberikan uluran tangan berupa bantuan dana. Kegembiraan atas pemberkatan Gereja Paroki ini tidak hanya dirasakan oleh umat paroki pusat tetapi juga oleh seluruh umat Paroki Santo Fransiskus Messawa yang terdiri dari 52 gereja stasi dengan jumlah umat 7.937 jiwa. Umat Paroki Messawa ini tersebar di tiga kabupaten: Kab. Mamasa, Kab. Tana Toraja dan Kab. Pinrang dalam dua wilayah propinsi, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Perayaan syukur pemberkatan gereja paroki dirayakan dalam nuansa etnikal khas Mamasa dan Toraja. Ada tarian Ma'randing untuk menjemput tamu undangan dan tarian Manggayo untuk mengantar persembahan berupa hasil bumi yang dihaturkan umat dalam Perayaan Ekaristi yang meriah.

Dalam misa pemberkatan gereja ini, juga diadakan pelantikan Pastor Vikaris Episkopalis (Vikep) Wilayah Gerejawi Sulawesi Barat (Sulbar). Pastor Martinus Pasomba, Pr dilantik sebagai Vikep Sulbar yang baru menggantikan Pastor Jimmy Sattu, Pr yang telah selesai menunaikan tugas penggembalaan sebagai Vikep Sulbar selama satu periode. Bapa Uskup, Mgr. John Liku-Ada,' Pr dalam homilinya menyampaikan sebuah keprihatinan yang jamak dialami umat di keuskupan-keuskupan yang ada di Indonesia, tidak terkecuali Keuskupan Agung Makassar. Beliau menekankan bahwa umumnya umat tidak tahu dan tidak bisa mempertanggung-jawabkan iman mereka. Ketika umat ditanya dan diminta untuk menjelaskan iman yang mereka yakini, umumnya mereka tidak bisa! Ini sebuah keprihatinan yang mesti menantang kita untuk berani mencari pemahaman atas iman yang kita hidupi dan hayati selama ini. Oleh karena itu, pembangunan gereja secara fisik mesti dibarengi juga dengan pembinaan iman umat.

Kegembiraan dan syukur atas pemberkatan gereja paroki yang baru sekaligus menjadi tantangan bagi umat untuk terus mengembangkan kehidupan iman mereka. Benih-benih Sabda Allah yang telah ditaburkan oleh para misionaris pendahulu mesti terus dipupuk dan dikembangkan sehingga sungguh mengakar dalam kehidupan konkret umat di tengah-tengah masyarakat. Pada tahun ini tepatnya Desember 2010, Gereja Katolik di Messawa berumur 45 tahun. Sejarah dimulainya Gereja Katolik di Messawa dimulai pada tanggal 3 Desember 1965 dengan kehadiran misionaris Congregatio Immaculati Cordis Mariae (CICM), yaitu Pastor Raymond Stock, CICM dan Pastor Kees Brouwer, CICM yang mulai menetap di Messawa dan membangun gedung gereja. Tanggal 3 Desember adalah Pesta Santo Fransiskus Xaverius yang sekaligus menjadi santo pelindung Gereja Katolik Messawa.
Setelah misa pemberkatan gereja, perayaan syukur dilanjutkan dengan ramah tamah bersama para tamu undangan. Acara ramah tamah syukuran pemberkatan gereja dihadiri antara lain Bupati Mamasa, Bpk. Obetnego Depparinding, anggota DPRD Kab. Mamasa, Kab. Pinrang, tokoh masyarat dan tokoh agama setempat. Bupati Mamasa menandai peresmian pemberkatan Gereja Katolik Santo Fransiskus Messawa dengan memukul gong. Dalam pidato pemberkatan gereja, beliau men-sharing-kan pengalamannya bahwa dia bisa menjadi orang yang berhasil dengan baik karena peran Gereja Katolik yang menyelenggarakan sekolah yang baik bagi anak-anak didik di Mamasa. Beliau merasakan bahwa pendidikan yang diberikan oleh Gereja Katolik lewat institusi pendidikan merupakan modal yang sangat berarti dalam hidupnya. Bekal pendidikan yang baik itulah yang menjadi salah satu faktor penentu dalam membangun hidup dan meniti karier dengan baik. Sebuah apresiasi dan kegembiraan yang indah dari Bapak Bupati Mamasa atas karya karitatif Gereja Katolik di daerah Kondo Sapata Wai Sapalelean.

Sehari sebelum Misa Pemberkatan Gereja, 6 Oktober 2010, Bapa Uskup menerimakan Sakramen Krisma kepada 149 umat. Dalam homilinya pada misa krisma tersebut, Mgr. John Liku-Ada,' Pr. mengungkapkan salah satu harapan dan kegembiraannya. Beliau mengatakan, "Dahulu kala, Yesus melantik dua belas rasul untuk ikut ambil bagian dalam mewartakan kabar gembira keselamatan Allah. Dan sampai sekarang Gereja hidup dan berkembang dengan baik melalni pewartaan mereka. Maka pada hari ini ada 149 'rasul' yang dilantik dengan pencurahan Roh Kudus, maka ke depan kita bisa yakin bahwa Gereja akan terus hidup dan berkembang dengan baik melalui kehadiran 149 ‘rasul-rasul’ baru ini." Sebuah harapan dari Bapa Uskup yang membawa kegembiraan sekaligus tanggung jawab yang serius. Di satu sisi kita bergembira bahwa ada banyak "rasul" yang dilantik dan diutus menjadi saksi Kristus di tengah dunia ini. Namun di sisi lain tanggung jawab sebagai duta Kristus itu mesti dibarengi dengan keseriusan, komitmen total dan dedikasi yang tinggi untuk mewujudkan amanat luhur itu dalam kehidupan konkret setiap hari. *** Penulis: P. Aidan Putra Sidik Pr

Tidak ada komentar: