Sabtu, 03 Oktober 2009

Tahbisan Imam: "Kesanggupan Kami adalah Pekerjaan Allah"

Hari Kemarin
Beberapa bulan terakhir ini, Tuhan melimpahkan rahmat dan berkat-Nya yang tiada henti kepada umat di Paroki Maria Ratu Rosari (Paroki Kare). Ia yang telah melakukan mukjizat dan menunjukkan kebesaran kuasa-Nya dalam proses perizinan dan pembangunan gedung gereja, Ia yang telah memberkati umat Kare dan para dermawan sehingga dapat mengambil bagian dalam proses pembangunan ini menurut besarnya rahmat yang mereka terima, kini berkenan menggembirakan hati umat-Nya dengan berbagai perayaan iman yang bisa dijadikan salah satu tanda betapa hidup dan kayanya pertumbuhan iman umat di Paroki Kare.

Tanggal 28 Juni 2009, Vikjen KAMS, P. Ernesto Amigleo, CICM menerimakan Sakramen Krisma kepada 93 orang muda-mudi Paroki. Sepekan berselang, Uskup Agung KAMS, Mgr. John Liku-Ada’, berkenan memimpin perayaan Ekaristi di Basement Gereja dan memberikan sakramen serupa kepada 104 orang dewasa dan orang-orang tua yang belum sempat menerima sakramen ini semasa mudanya dulu. Kini ke-197 orang yang telah dewasa dalam iman dan dipenuhi secara istimewa oleh Roh Kudus telah diutus untuk memberikan kesaksian iman dimana pun mereka berada.

Beberapa pekan kemudian, umat Paroki Kare menjadi saksi saat 6 orang Frater CICM yang telah menyelesaikan masa novisiatnya, mengikrarkan Kaul Pertama mereka dalam sebuah perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Provincial Superior CICM, P. Antonius Hestasusilo, CICM. Perayaan ini sekaligus menandai berakhirnya karya pelayanan P. Kamelus Kamus, CICM sebagai Magister Novis, serta menyambut P. Joni Payuk, CICM yang ditunjuk untuk mengisi posisi terhormat itu. P. Kamel, sebagai Magister Novis, kerapkali memberikan pelayanan sakramen, memberikan kesaksian iman dan membentuk karakter umat di Wilayah II dimana Novisiat Sang Tunas CICM berada. Terima kasih dan selamat berkarya di tempat baru. Kami, umat Kare, akan merindukan suara P. Kamel yang merdu.

Akhirnya, lima hari sebelum perayaan tahbisan imam, 78 orang anak-anak yang gagah dan anggun melangkah ke depan altar untuk menyambut Tubuh-Darah Kristus untuk pertama kalinya dalam hidup mereka. Kini semua umat Paroki Kare siap menatap ke depan dan menyongsong sebuah perayaan iman yang kaya makna dan berkat, karena Tuhan sendiri berkenan memanggil, memilih dan mengutus putera-putera-Nya ke ladang misi. Tidak sedikit pun tampak rasa lelah dan penat di wajah para bapak, ibu, kaum muda, dan anak-anak ketika datang berlatih dan bergotong-royong membersihkan kompleks Gereja.

Hari Ini
Kamis, 6 Agustus 2009. Matahari yang bersinar terang dan terik, tidak mampu mengalahkan antusiasme umat yang ingin menghadiri perayaan tahbisan imam. Sudah dua tahun berturut-turut, Paroki Kare dipilih sebagai tuan rumah perayaan tahbisan imam. Parokinya boleh sama, tetapi tahun ini sudah jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Para tamu undangan, para imam dan umat disambut oleh tiang-tiang beton yang menjulang tinggi siap diatapi. Ketika melangkahkan kaki ke basement Gereja, mata umat dimanja oleh dekorasi bernuansa Tana Toraja dan hamparan bunga nan elok serta sayur dan buah-buahan yang segar. Itu semua melambangkan sukacita umat Paroki Kare untuk menyambut umat Tuhan, khususnya bergembira atas anugerah imam baru.

Perayaan Ekaristi dimulai tepat pukul 16.00, dipimpin oleh Uskup Agung KAMS, Mgr. John Liku-Ada’ serta dihadiri oleh para imam yang berkarya di wilayah KAMS, konfrater CICM dari Distrik Jakarta dan seluruh Dewan Provinsi CICM di Indonesia. Turut hadir Vikjen Vicariate of Tabuk, Kalinga, Rev. FR. Sean Mejia, Pr dan Rev. FR. Vikus Mamukoten, SVD. Keduanya merupakan perwakilan dari Keuskupan Tabuk, Filiphina, tempat Diakon Fransiskus Gella berkarya. Di tengah-tengah umat nampak pula para Frater dan Suster dari beberapa kongregasi yang berkarya di KAMS, beberapa anggota kelompok FOC (Friends of CICM) dari Jakarta, keluarga, tamu-undangan, dan ratusan umat Paroki Kare.

Perayaan suci ini, yang bertepatan dengan Pesta Transfigurasi Tuhan, menggemakan sebuah tema yang luar biasa. Diakon Fransiskus Gella dan Diakon Matius Pawai terdorong untuk meneladani Santo Paulus, rasul para bangsa, yang selama menjalankan karya misinya telah memberikan kesaksian bahwa kesanggupannya untuk menjalankan misi Tuhan, dan memberi kesaksian mengenai kemuliaan Allah, cinta Kristus dan kehadiran Roh Kudus adalah pekerjaan Allah sendiri (2Kor 3:5b).
Tema ini menyadarkan kita bahwa tahbisan adalah rahmat dan karunia Allah. Dari pihak kita, tidak ada sesuatu pun yang pantas dijadikan alasan mengapa Ia memanggil dan memilih kita menjadi milik kepunyaan-Nya. Tahbisan suci tetaplah anugerah Allah dan sama sekali tidak mengandaikan keunggulan dan jasa pribadi mereka. Oleh karena merasa tidak memiliki jasa apa pun, maka mereka dan semua imam perlu membiarkan Allah melaksanakan rencana dan kehendak-Nya bagi Gereja dan sesama melalui diri mereka.

Agar para imam, khususnya kedua imam baru ini, mampu mengemban tugas sebagai gembala, nabi dan imam Mgr. John, sapaan Uskup Agung KAMS berulang kali berpesan kepada para imam agar semakin hari semakin erat mempersatukan diri dengan Kristus, Sang Imam Agung lewat doa-doa pribadi dan perayaan Ekaristi yang dipersembahkannya. Sebab para imam, termasuk seluruh umat Allah, dipanggil untuk selalu memberikan kesaksian kepada semua orang bahwa kini “...aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Gal 2:20a). Prinsip hidup Santo Paulus inilah, sambung Mgr. John, yang akan mengantar setiap imam dan seluruh umat Allah untuk sampai kepada proses ‘transfigurasi’, yakni memandang hidup, panggilan dan karya perutusan semua orang beriman sebagai pekerjaan Allah sendiri. Di akhir khotbahnya, Mgr. John menandaskan bahwa Tuhan yang setia itu senantiasa menuntut kesetiaan dari kita semua, khususnya para imam, untuk setiap saat semakin bersatu dengan-Nya, menghayati setiap perbuatan kita dan menyelaraskan hidup dengan misteri salib Tuhan.

Tidak terasa hampir tiga jam lamanya perayaan Ekaristi – yang dimeriahkan oleh gabungan P.S. Serafim, P.S. SMS, dan Mudika Paroki Kare, serta tari-tarian oleh anak-anak MMRR (Misdinar Maria Ratu Rosari) – itu berlangsung. Ratusan umat yang hadir langsung menyerbu kedua imam baru untuk memberikan ucapan selamat dan menyandera mereka berdua untuk berfoto bersama. Setelah puas memberikan ucapan selamat, seluruh umat diundang untuk menikmati santapan jasmani yang telah digelar di lantai atas, lantai yang semoga tidak lama lagi akan menjadi lantai gereja Paroki Kare. Ucapan terima kasih patut disenandungkan untuk Panita Tahbisan, yang terdiri dari para konfrater CICM Distrik Makassar bekerjasama dengan Seksi Liturgi dan Seksi Kaum Ibu Katolik Paroki. Terima kasih berlimpah juga kepada seluruh anggota Legio Mariae dan WKRI Cabang Kare, para pengurus Wilayah dan Rukun, serta semua pihak yang telah rela berpeluh, bekerja dan berpartisipasi dalam menyukseskan pesta iman ini.

Hari Esok
Tidak ada yang istimewa, selain rasa capai dan lelah. Basement Gereja mulai dibereskan dan para tukang bangunan kembali mengangkat besi, semen dan batu. Kedua imam baru, P. Frans Gella, CICM dan P. Matius Pawai, CICM beserta keluarga sedang bersiap-siap untuk menggelar serangkaian misa syukur di kampung halamannya masing-masing.

Semilir angin berhembus di bumi Kare. Hawa panas kembali berlarian di antara tiang-tiang basement gereja. Gonggongan anjing sesekali terdengar menandakan datangnya tamu. Namun semuanya tetap sadar bahwa kemarin Bumi Kare sekali lagi telah diberkati Tuhan. Kita serahkan perjalanan hidup dan karya kedua imam baru ke tangan Sang Gembala Baik, serta mempersembahkan mereka ke dalam doa-doa Santo Yohanes Maria Vianney, pelindung para imam. Kita pun berdoa agar di hari esok seluruh umat Allah, tarekat CICM, dan Keuskupan Agung Makassar senantiasa diberkati dengan kehadiran imam-imam baru yang siap sedia menjadi ‘Alter Christi’.*** Penulis: P. Bennie Claudius, CICM

Tidak ada komentar: