Sabtu, 03 Oktober 2009

Berjiwa Besar dan Berhati Rela: Tanggapan Peserta Pelatihan Pembina Mahasiswa GaRang3 Malino

“Aku datang untuk melemparkan api ke bumi
dan betapakah Aku harapkan,
api itu telah menyala!”
(Luk 12:49).

Pelatihan pembina Komunitas Basis Mahasiswa (KBM) berlangsung selama enam hari, dimulai pada tanggal 9 Agustus sampai 14 Agustus 2009 di Panti Semadi Malino Kab. Gowa yang diikuti 27 peserta terdiri dari delegasi: Marauke 2 orang, Jaya Pura 3 orang, Palu 2 orang, Menado 4 orang, Kendari 3 orang, Tana Toraja 4 orang, dan Makassar sebagai tuan rumah mengutus 9 orang. Adapun tema kegiatan yakni “Melalui Pertemuan Pembina/Calon Pembina Mahasiswa Katolik Kita Tingkatkan Kualitas dan Peran Serta Mahasiswa Katolik Bagi Gereja dan Bangsa”

“Berjiwa besar dan berhati rela”
Pernyataan inilah menjadi spirit awal peserta yang diungkapkan oleh Rm Yumartono, SJ dalam homili misa pembukaan. Tuhan tidak menilai akhir yang dicapai tapi proses yang dilalui. Peserta diajak untuk betul-betul fokus pada selama kegiatan berlangsung. Maka untuk mendukung hal itu handphone (HP), note book, kamera dan barang-barang berharga lainnya wajib disimpan pada panitia.

Metode yang digunakan dalam pelatihan adalah partisipatif (peserta dilibatkan) – dialog (komunikasi dua arah) - eksprimental.(peserta ikut merasakan). Untuk mengakomodir pengalaman, masalah, atau beban yang dirasakan peserta disiapkan 3 mentor (Philips Tangdilintin, Rm Yumartono SJ, Rm FX Adi Susanto SJ), tiap mentor mengarahkan 9 peserta melalui sharing pribadi saat waktu istirahat

Pada akhir tiap sesi dilakukan refleksi. Kegiatan ini sangat membantu peserta untuk melatih kepekaan terhadap apa yang dilihat, didengarkan dan dirasakan saat itu. Refleksi dilakukan secara pribadi dalam bentuk tulisan yang mengandung unsur hasil observe, judge, act serta integrate. Hasil refleksi mendapat tanggapan dari mentor tiap peserta yang dijadikan sebagai bahan perenungan dan motivasi diri

Salah satu bentuk latihan rohani untuk mengembangkan spritualitas seorang kader Katolik/pembina OMK dalam pelatihan adalah Meditasi. Kegiatan ini dilakukan tiap pagi selama kurang lebih 20 menit setelah olahraga ringan pada pukul 05.00 Wita. Dalam proses meditasi peserta diarahkan untuk lebih mengenal dan bersyukur betapa besar anugerah Allah pada manusia.

Sebagai Pembina nantinya diharapkan mampu untuk memberi sumbangsih dalam mewujudkan Habitus Baru. Dalam upaya membangun Habitus Baru maka sangat diperlukan sikap tobat sejati. Sehari sebelum ibadat tobat bersama dan pengakuan dosa pribadi, peserta dalam keadaan Silentium Magnum.

Usaha pengembangan diri dan pencapaian suatu tujuan akan sangat dipengaruhi oleh mental block dan mind set melalui game trust fall peserta diharapkan dapat mengenal mental block yang ada pada dirinya dan mind-(re)set prinsip dan persepsi diri yang menjadi penghalang untuk maju; “saya tidak bisa ….......”, “saya kurang mampu”, “sebenarnya saya bisa tapi ……….”, dst. Dalam menutup materi ini, bapak Philips menekankan manusia seharusnya menjadi The Winner bukan sebagai The Loser sebab manusia lahir secitra dengan Allah (Kis1:26-27).

Rm John Da cunha, Pr menjelaskan posisi Pembina. Bagaimana seharusnya posisi Pembina dalam suatu komunitas? Ini coba dijawab dengan game blind walk yang dipandu oleh Rm. John da Cunha, Pr dan Ibu Ernytha Galla’. Peserta ikut merasakan bagaimana menjadi seorang yang dituntun/dibina dan peserta ditantang untuk menjadi seorang penuntun/pembina yang mampu mengarahkan dan membawa orang yang dituntun/dibina sampai pada tujuan. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa; Pembina ada yang menggiring, memanjakan, mendampingi, atau membiarkan orang yang dibina berjalan sendiri.

Dalam homili misa penutup, Romo John Da cunha, Pr sangat mengharapkan para peserta pelatihan agar dapat tetap menjadi garam dan terang minimal di lingkungan sekitarnya dan memberikan pelayanan terhadap sesama beralaskan KASIH. mengakhiri homilinya Rm John meneriakkan:
Garam!
peserta menjawab ”Siap Lebur!”
Terang!
peserta menjawab “Nyalakan Terus!”
Garang 3
peserta menjawab “Yes, We Can!!!”

Demikian bagian kecil proses pelatihan untuk para pembina/calon pembina mahasiswa Katolik.

Bangkit dan bergeraklah
Sebab dirimu sangat luar biasa.*** Penulis: Kartini Angelina, Delegasi Makassar

Tidak ada komentar: