Sabtu, 17 Desember 2011

Peletakan Batu Pertama Gereja Paroki St. Paulus Tello


Paroki Tello (berdasarkan Buku Induk Baptis) berdiri pada awal 1999, setelah diadakan pemekaran dari Paroki Maria Ratu Rosari Kare. Pastor paroki pertama adalah P. Michel Mingneau, cicm dan paroki pada waktu itu hanya memiliki gedung gereja di Aspol Tello, pastoran pun masih kontrakan. Pada awal berdirinya paroki ini, jumlah umat yang tercatat ± 3.000 jiwa. 

Gedung gereja yang dipakai oleh umat untuk beribadah pada waktu itu adalah gereja yang terletak di Asrama Polisi (Aspol) Tello, yang dihibahkan oleh Kepolisian Daerah (Polda) Sul-Sel kepada Keuskupan Agung Makassar. Namun, hal ini tidak berlangsung lama, karena tanah di mana gereja tersebut berdiri merupakan tanah sengketa. Akhirnya, perseteruan antara Polda Sulsel dengan pemilik tanah penggugat terhadap lokasi tanah gedung gereja Tello, dimenangkan oleh penggugat di Mahkamah Agung. Paroki Tello pun kemudian menyerahkan gedung gereja Aspol ke Polda pada 22 Februari 2007.
Sejak tanggal tersebut, umat paroki Tello (sudah berjumlah ± 4.000 jiwa) tidak bisa beribadah bersama lagi pada hari Minggu atau hari-hari raya lainnya, mereka tersebar mencari gereja yang dekat dengan tempat tinggal mereka. Hal ini terjadi kurang lebih satu tahun, namun puji Tuhan, pada awal 2008 beberapa tokoh umat berinisiatif untuk mendirikan “Pondok Doa”. Keberadaan Pondok Doa menjalin, merangkul dan mempersatukan kembali umat paroki Tello yang tercerai berai.

Awal 2010, muncul wacana untuk mencari lokasi bagi pembangunan gereja permanen. Setelah mencari, mengamati dan mempertimbangkan maka Pastor Paroki dan tokoh-tokoh umat paroki Tello memutuskan, Mei 2011, untuk membeli tanah di Jl. Sermani RT.004/RW/007 Kel. Tello Baru seluas ± 1.000 m2. Proses selanjutnya yang kami tempuh ada sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi tersebut perihal rencana pembangunan gereja. Kemudian, Juni 2011, kami mengajukan permohonan kepada  kantor Kementerian Agama Kotamadya Makassar dan Forum Kerukunan Umat Beragama Kotamadya Makassar  berdasarkan UU Perber 2006. Pada bulan Agustus 2011, kami sudah mendapat rekomendasi bagi pendirian gedung gereja kami dari Kementrian Agama Kotamadya Makassar dan Forum Kerukunan Umat Beragama Kotamadya Makassar. Puji Tuhan, semua proses berjalan dengan baik walaupun ada kendala-kendala kecil namun dapat kami melewatinya dengan baik.

Semua proses di atas memang kami rasakan membutuhkan persatuan umat, pemikiran dan pendanaan. Puji Tuhan, pada 1 November 2011, kami mendapatkan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk Gereja Katolik Santo Paulus Tello dari Pemerintah Kota Makassar. IMB ini merupakan anugerah dan sekaligus tanggung jawab bagi kami untuk mendirikan gedung gereja yang permanen. Oleh karena itu, pada 6 November 2011, para pengurus gereja mengadakan pertemuan untuk merencanakan awal dan tahapan pembangunan gereja.


13 November 2011
Tanggal 13 November 2011, pukul 10.00 wita, dimulai ibadat singkat peletakan batu pertama yang dipimpin oleh Vikjen KAMS, P. Ernesto Amigleo, cicm. Dalam homili singkatnya, P. Ernesto, cicm mengingatkan kembali perjuangan umat paroki Tello dan penyelenggaraan ilahi sehingga bisa mencapai keadaan saat ini. Momen peletakan batu pertama merupakan saat untuk bersyukur dan sekaligus titik tolak perjuangan untuk membangun gedung gereja. Beberapa pengurus depas paroki Tello, ketua RW dan para ketua RT sekitar lokasi hadir dalam ibadat ini. Ibadat diakhiri dengan peletakan dan pemberkatan batu pertama. Selesai ibadat dilanjutkan dengan ramah tamah sederhana.

Melalui peristiwa ini, umat paroki St. Paulus Tello diyakinkan bahwa bila kita berdoa bersama dengan sungguh-sungguh maka segala sesuatu tidak ada yang mustahil bagi Allah. Kami memang mengawali semua proses ini dengan doa bersama “Doa bagi Pembangunan Gereja Katolik St. Paulus Tello” setiap selesai misa mingguan dan doa rukun, yang telah kami mulai sejak Januari 2010. Semua proses yang telah dan akan kami lalui sampai dengan terwujudnya gedung gereja St. Paulus Tello, bagi kami, merupakan proses peziarahan iman, walaupun jatuh bangun dalam menjalaninya, namun kami yakin dan percaya Allah senantiasa dan setia menyertai kami sebagaimana Allah senantiasa dan setia menuntun bangsa Israel menuju “tanah terjanji”. *** Penulis: P. Yoakim Ritan cicm, Pastor Paroki St. Paulus Tello

1 komentar:

Anonim mengatakan...

semoga gereja baru dapat bertahan lama. By Dimitri, misdinar paroki Santo Paulus, Tello.