Selasa, 18 Maret 2008

MSC Menuai Dua Imam dari Sebuah Keluarga


Senja di Jumat, 1 Februari 2008. Lagu “Cantate Domino Canticum Novum“ membahana megah mengiringi prosesi pembukaan misa pentahbisan dua calon imam dari tarekat Missionaris Sacratissimi Cordis (MSC) di gereja paroki Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga – Mamajang. Jl. Tupai no.1 Makassar.

Penahbisan dua saudara kandung itu, Pastor Ariston Mbahi, MSC dan Pastor La Edi Teodorus, MSC, putera ke-4 dan ke-5 (dari 8 bersaudara) bapa Donatus La Tunda (alm.) dan ibu Maria Wa Bante, dari Paroki St.Mikael Labasa, Sultra tersebut, sungguh merupakan peristiwa imam yang istimewa. Sang bunda kedua calon imam dalam bayang senja usianya melangkah pasti di samping kedua puteranya, menghantar dan menyerahkan mereka menjadi milik gereja. Sesungguhnya ibu janda itu telah menyerahkan bagi Tuhan dan gereja miliknya yang paling berharga.
Misa penahbisan dihadiri hampir 100 imam, baik imam-imam diosesan maupun para konfrater neomist dari tarekat MSC. Juga puluhan biarawan-biarwati, para undangan serta ratusan umat dari berbagai paroki di kota Makassar turut hadir. Semuanya larut dalam doa bagi kedua imam baru. Suatu nuansa kebersamaan yang memancarkan makna; imam dari umat, oleh umat dan untuk umat.
Mgr. John Liku-Ada’, Pr Uskup Agung KAMS sebagai Uskup penahbis dalam kotbahnya menekankan bahwa kesediaan seorang imam untuk mempersatukan dirinya dengan Kristus sang Imam Agung adalah landasan untuk dapat mengambil bagian dalam Tri Tugas perutusan Yesus yakni menjadi Nabi, Imam dan Raja. Kristus telah mempersembahkan dirinya sebagai kurban yang tak bercela. Maka dari itu, seorang imam harus berusaha semakin hari semakin erat mempersatukan diri dengan Kristus, Sang Imam Agung dan mempersembahkan diri kepada Allah untuk menyelamatkan umat manusia, demikian Bapa Uskup.

Selanjutnya kepada kedua imam baru serta seluruh umat, Bapa Uskup berpesan agar senantiasa mengamalkan hukum kasih dalam hidup. Karena hukum kasih adalah keutamaan sejati yang menjadi tanda kemuridan kita kepada Kristus, Tuhan dan guru kita. Menurut Mgr. John, Santo Petrus yang dipilih Yesus menjadi kepala gereja perdana itu, bukan karena kepintarannya, melainkan karena ia memiliki sebuah hati yang penuh kasih kepada Tuhan. Dan Yesus sudah tahu hal itu. Akan tetapi Dia ingin Petrus menegaskan komitmennya itu di depan rekan-rekannya. Yesus membuat sebuah ujian lisan dengan pertanyaan sama yang diulangiNya tiga kali: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?“. Dan kita tahu, Petrus memberi jawaban yang sama atas pertanyaan-pertanyaan itu: “Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau”. Jadi untuk dapat menjadi murid Yesus yang sejati kita semua harus dapat mewujudkan kasih kepada Tuhan dan sesama.
Apalagi kedua imam baru yang dibesarkan dalam “Spiritualitas Hati“ MSC, hendaknya sungguh-sungguh menjadi Rasul hati yang penuh kasih di tengah umat kegembalaannya, tandas Bapa Uskup.
Di penghujung misa meriah itu, kedua Imam baru memberi berkat perdananya kepada bapa Uskup, keluarga dan seluruh umat, serta menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mereka untuk menjawab “Ya“ atas panggilan Tuhan. Pastor Arist, MSC yang telah memilih motto tahbisan: “Aku telah membuka mulutku bernazar kepada Tuhan, dan tidak dapat aku mundur, sebab Engkau saja cukup bagiku” (bdk. Hak.11:35b), sungguh merasa pasti bahwa hanya Tuhanlah pilihannya. Sedangkan Pastor La Edi Teodorus, MSC, sang adik yang pernah dihukum Pastor paroki semasa kecil gara-gara pergi memancing ikan di hari Minggu itu, memilih motto tahbisan: “Fortiler in re, Suaviter in Modo “ (Tegas dalam tindakan, halus dalam cara ). Wakil Provinsial MSC yang mewakili provinsial MSC, Pastor Rolly Untu, MSC yang pada saat misa mendampingi Uskup bersama pastor paroki Mamajang, P. Frans Pontoh, MSC dalam sambutannya pun menyampaikan terima kasih kepada keluarga, Bapa Uskup, Panitia pentahbisan, dan seluruh umat, khususnya umat paroki Mamajang yang telah dengan iklas menerima tugas menyelenggarakan tahbisan kedua anggotanya. Untuk tempat karya kedua imam baru kita, belum bisa disampaikan saat ini. Mungkin setelah kapitel Propinsi MSC Indonesia di Merauke, Papua baru akan ada benumbing (penunjukan perdana) untuk mereka “ tandas beliau “ kami harap ada satu yang kembali memperkuat barisan MSC di Mamajang “ bisik seorang bapak.
Bapak Fredy Prasetyo, ketua panitia pentahbisan dalam sambutannya juga mengucapkan berlimpah terima kasih kepada semua pihak yang sudah bekerja sama mensukseskan acara ini. “Dalam waktu yang relatif singkat, Panitia telah bekerja semaksimal mungkin untuk acara imam ini. Puji Tuhan: dan terima kasih kepada seluruh umat, para donatur, penjasa dan penderma yang telah membantu. Tuhan memberkati kita semua. Tanpa bantuan Anda panitia tidak dapat berhasil baik”, kata salah satu tokoh umat paroki Mamajang itu.
Akhirnya, setelah liturgi pentahbisan, acara dilanjutkan dengan resepsi bersama dalam suasana persaudaraan penuh syukur dan gembira karena Tuhan telah berkenan memanggil dan memilih dua orang dari antara umat untuk diurapi menjadi imam-Nya.
Proficiat bagi Pastor Arist, MSC dan Pastor Edi, MSC, selamat bertugas menjadi imam Tuhan…. Tu es Sacerdos. Bersamamu kami bermadah: “Ametur ubique terrarum, Cor Jesu Sacratissimum in aeternum“ (Semoga Hati Kudus Yesus dikasihi di seluruh dunia, selama-lamanya). *** Penulis: Dalmas Meltyn

Tidak ada komentar: